Easy Ribbon Flower For Beginner: a Delightful Pink Brooch

 


A delightful pink brooch that designed by me - Photographed by Acik Mardhiyanti

What do you think about the pink brooch above? It is lovely and pretty, right? In this article, I am going to share and show you that making a pretty flower brooch is easy yet beautiful. Moreover, you will learn how to choose ribbon colors.


Photographed by Acik Mardhiyanti

I designed this ribbon flower for a beginner. People who want to learn handmade flowers will find some difficulties during the process. It might easy for us who master it but not to them. Therefore, I created it to encourage anybody who embraces their boundaries. In fact, it is fun rather than scary things because the final result will make you happy. Let's get started!

Material:

  • Needle
  • Sewing thread
  • 1 pin brooch - the size is 3 cm
  • Felt
  • lighter
  • pencil
  • scissor
  • Ruler
  • Gun glue
  • Green satin ribbon
  • Pink light satin ribbon
  • Pink satin ribbon
1. Step 1: cut the ribbons
  • Cut the green satin ribbon with a long/ size 10 cm. You need 7 pieces
  • Cut pink ribbon with size 9 cm, and you need 6 pieces

Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Cut light pink ribbon with size 8 cm, and you need 5 pieces
  • Cut light pink ribbon with size 7 cm, and you need 3 pieces
  • Burn the right and left edges with the lighter
2. Step 2: sewing the ribbons


Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Prepare the sewing thread and a needle
  • First, stitching light pink satin ribbon that has size 7 cm. Folding both ends of the edges and form 90 degrees
  • Now, start sewing from the right end and join the other 2 ribbon

Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Pull the thread, end the stitch, and secure it

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Do the same step to another light pink satin ribbon that has size 8 cm
  • Now sewing pink satin ribbon that has 9 cm size. First, Folding both ends and form it 90 degrees; sewing from the right side to the left; pull the thread, and secure it. You do not need to join with another pink satin ribbons. 

Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Do the same step to the rest of the ribbons (pink ribbon and green ribbon)

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti

3. Step 3: Forming flower
  • Prepare the gun glue. First, we are gonna glue light pink ribbon that has a 7 cm size to create a flower center. Giving glue at the end of the right; folding one petal first; apply the glue to other petals and folding them together

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Applying glue to another light pink satin ribbon that has 8 cm size; join them to the flower center

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Apply the glue to the petals that have 9 cm size. Join them to create a fully formed flower

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Now, apply glue to the green petals; joining them to the pink flower

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Prepare the felt, ruler, and pencil. Creating around  felt with 3 cm for diameter

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Prepare a needle and green thread and attaching a pin brooch to felt

Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Now apply the glue on the backside of the felt

Photographed by Acik Mardhiyanti

  • After gluing the felt you can now attach it to the flower

Photographed by Acik Mardhiyanti
  • The process of making a delightful pink flower is done. Yet, you can put the "HANDMADE" label on it

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti
  • A delightful pink flower brooch is ready to wear. The flower size is 7 cm and 3 cm for the pin brooch

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti 
  • We can choose other colors for the flower. For example light purple and dark purple, light blue and blue, pink blush and dusty rose, etc. Using more than 1 color will make the flower looks engaging

Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti


Photographed by Acik Mardhiyanti

It not so bad, isn't it? The process is easier than you have imagined. We can do it at home with a lot of fun and joy. Trying new things or skills will give you benefits in the future. During the day, while watching TV you can create beautiful work. Who is know your friends like your work and make an order? 

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti
  • Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Do not copy this article without permission
  • Do not reuse these photographed anywhere else without permission 

















































Persediaan Obat-obatan Yang Harus Tersedia Dirumah

Obat-obatan yang tersedia dirumah kami - Photographed by Acik Mardhiyanti

Punya persediaan obat-obatan dirumah? Ada baiknya bila kita memiliki persediaan obat dirumah guna mengatasi keadaan darurat, misal: sakit panas mendadak tengah malam. Nah, bila kawan sekalian belum mencatat obat-obatan yang harus dibeli untuk persediaan dirumah, mulailah sekarang juga agar sesegera mungkin memasukkannya dalam daftar list belanjaan bulanan ( bagi yang berbelanja bulanan). Apa saja sih jenis obat yang harus tersedia dirumah?

Pernah tiba-tiba pusing, atau tiba-tiba diare padahal klinik belum buka? Bila kawan sekalian pernah mengalaminya pasti hal ini membuat kita sesaat panik bila tidak punya persediaan obat, bukan? Memiliki stock obat dirumah itu penting untuk meredakan sakit yang datang tiba-tiba sebelum mengunjungi klinik dan berjumpa dokter. Lantas apa saja obat-obatan yang harus tersedia dirumah sebagai stock dikala dibutuhkan itu? Ada jenis obat dalam yang harus diminum dan obat luar yang cuma digunakan diluar badan kita misal: cream atau balsem.

Jenis obat dalam atau yang harus dimunum sebagai persediaan dirumah:
  • Obat untuk demam
Obat jenis ini penting harus punya dirumah. Bagi penulis suka memiliki persediaan ibuprofen karena obat ini cepat bekerja dan bisa multifungsi. Misal, demam tiba-tiba bisa minum ini, atau merasa pusing atau migran bisa langsung minum ini. Atau dikala mengalami capek badan berlebih, minum ibuprofen juga ampuh. Selain itu bila kita mengalami cold/ dingin meriang karena flu bisa minum obat ini juga. Karena multifungsi itu saya selalu memiliki persediaannya dirumah. 

Sebenarnya kalau tidak punya ibuprofen bisa juga menggantinya dengan paracetamol. Tapi penulis lebih suka ibuprofen. Kemarin-kemarin saya punya persediaan paracetamol, tapi sampai kadaluarsa masih utuh atau tidak diminum dikala demam. Ya, kami dirumah lebih suka ibuprofen.
  • Obat untuk diare dan gangguan pencernaan
Macam-macam ya jenis obat untuk diare dan gangguan pencernaan ini. Dan saya suka memiliki jenis obat ini dan pastinya memiliki kandungan sodium bicarbonate. Fungsinya apa sih sodium bicarbonate ini? Fungsinya adalah untuk meredakan gangguan asam lambung, dan maag. Kalau ngomongin merk penulis sangat suka Gaviscon double action karena cepat bekerja. Contohnya: setelah makan-makanan bersantan atau misal makan pedas atau sedang diluar rumah dan makan-makanan yang tidak berkenan diperut, biasanya perut penulis terasa sakit bahkan bisa diare, disaat inilah minum Gaviscon double action. Biasanya langsung reda dan tidak jadi mules perut saya. Dan itu cepat sekali bekerja. Nah semisal tidak ada obat jenis ini untuk diare dan gangguan pencernaan, ya bisa diganti dengan jenis obat lainnya sebagai pengganti, misal yang mengandung carbo activatus (Norit) dimana fungsi dari carbo activatus ini yang kurang lebih sama untuk meredakan diare, kelebihan gas, dan gangguan pencernaan.
  • Obat batuk
Nah, obat batuk ini macam-macam ya, ada untuk batuk kering dan juga batuk berdahak. Silahkan pilih mana yang cocok untuk kawan sekalian. Dan belilah sebagai persediaan dirumah. Kalau saya sih sebenarnya suka obat batuk alami yaitu peras jeruk nipis/ lime/ lemon, satu sendok air lime/ lemon ditambah kecap sedikit (sedikit sekali) langsung diminum 3 kali sehari. Biasanya batuk reda. Itu bapak penulis yang mengajarinya. Tapi sayang sekali, jarang-jarang saya minum air jeruk nipis dengan kecap ini karena tidak pernah punya kecap dirumah. Tapi, kalau minum air lemon/ lime dirumah sering malahan membuatnya. Kecap diganti madu pun tidak bisa karena saya alergi madu.
  • Obat Sakit Tenggorokan
Biasanya entah dikarenakan makanan atau yang lain kadang kita mengalami infeksi tenggorokan dan mulut. Nah, untuk penulis, kami punya persediaan untuk mengatasi sakit tenggorokan ini yaitu obat kumur dari Betadine. Eits, beda dengan yang untuk luka lhoo ya. Obat kumur dari Betadine ini mengandung Povidone-iodine untuk membunuh kuman dan bakteri. Selain itu dirumah kami juga tersedia Lozanges, Apa itu Lozenges? Biasanya kami beli lozanges merk Strepsils karena mengandung vitamin C, dan bisa meredakan sakit tenggorokan, dan hidung tersumbat juga. Strepsils ini mengandung bahan aktif Dichlorobenzyl alcohol yaitu mild antiseptik yang mampu membunuh bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi tenggorokan tadi, dan Amylmetacresol yaitu antiseptik untuk mengatasi infeksi mulut dan tenggorokan tadi.

Punya obat untuk sakit tenggorokan ini penting juga bagi penulis. Adakalanya diwaktu-waktu tertentu saya kadang mendadak sakit tenggorokan karena makan gorengan yang beli dari luar (tidak bikin sendiri dirumah). Jadi, ya harus punya persediaannya.
  • Obat Alergi
Ya, setelah pindah domisili di Singapura penulis jadi tahu sedikit banyak tentang alergi. Dan saya adalah salah satu orang yang memiliki alergi itu. Alergi lingkungan (bisa cuaca panas, udara lembab, air, debu), kemudian alergi makanan (bisa madu (pollen), kacang tanah, kepiting, udang). Dan mungkin juga saya alergi dengan daging. Ya benar sekali saya ini dari sejak jaman kecil (umur 7 tahun kurang lebih) saya mulai mual bila makan daging (baik daging ayam, bebek, sapi, kamping). Huh? Memang ada alergi karena daging? Ada! Maka dari itu jangan pernah sediakan menu daging didepan saya karena saya tidak akan memakannya. Nah, alergi dikarenakan lingkungan dan makanan misal: madu dan kepiting, itu membuat kulit saya gatal dan parahnya bisa sampai seperti hives, terutama pollen dan kepiting. Jadi, karena memiliki alergi itu penulis selalu punya namanya Loratadine yaitu antihistamine. Kalau tidak punya obat ini saya susah karena sering mengalami alergi. Dan punya Loratadine ini juga bisa diminum kala mengalami bersin-bersin.

Itulah beberapa jenis obat dalam atau harus diminum yang mesti harus punya persediaannya dirumah. Sebenarnya dirumah kami masih ada jenis obat-obat dalam lainnya yaitu: obat sembelit, obat untuk sakit-sakit badan, vitamin C, Glucosamine (obat dalam/ diminum) untuk kami diminum kala lutut sakit karena kekurangan Glucosamine. Ya, kira-kira itulah jenis-jenis obat-obatan dalam atau diminum yang harus punya persediaannya dirumah kami.

Nah, sekarang jenis obat-obatan luar. Penting juga kah untuk memiliki persediannya dirumah? Menurut saya sih ya harus punya juga dirumah. Bila tetiba membutuhkannya bisa langsung menggunakannya tanpa harus pergi dulu ketoko obat. Lantas apa saja jenis obat luar yang harus masuk daftar list stock? Inilah beberapa jenisnya:

Obat-obatan luar perssediaan dirumah kami - Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Obat luka
Kadang-kadang dirumah kita terluka, apalagi saya yang biasa masak kadang kena pisau kadang kegores panci dll... penting punya obat luka dirumah. Biasanya sih Betadine yang mengandung bahan aktif Povidone-iodine. Bisa jenis spray atau cair. Atau cream luka dari Dettol dimana salah satu bahan aktifnya adalah Chroloxylenol (untuk mendisinfektan kulit). Nah, punya obat luka biasanya dibarengi dengan plester luka tentunya. Ini pun kudu punya persediannya dirumah. Dan kami pun punya namanya alcohol swabs. Kalau punya luka bisa langsung di-swab pakai ini lebih praktis tapi bakal pedih sekali. 
  • Cream, minyak, untuk sakit-sakit badan
Untuk jenis obat cream ini macam-macam ya, kawan sekalian bisa pilih dan membelinya sebagai persediaan misal balsam. Kalau kami dirumah suka punya persediaan cream Counterpain yang bisa dipakai untuk sakit-sakit otot, persendian, dll. Kalau mau ya punya minyak kayu putih yang bisa dipakai kala perut kembung. 
  • Cream dan bedak gatal
Wajib untuk penulis yang memiliki kulit sensitive untuk punya persediaan cream gatal ini terutama untuk mengatasi alergi tadi. Saya suka menyediakan Derma - Anti-Itch shoothing cream. Selain itu punya bedak untuk gatal juga yang bisa dipakai ketika kulit mengalami iritasi. Selain itu penulis punya jenis lainnya yaitu Calamol Lotion yang mengandung Calamine untuk mengatasi gatal-gatal ringan mungkin karena kulit kering, iritasi, juga terbakar sinar matahari. 
  • Obat mata
Nah, untuk obat mata ini banyak sekali ya bisa dipilih mana yang cocok dan keinginan kawan sekalian. Buat penulis obat tetes mata ini penting juga untuk memilikinya sebagai persediaan dirumah karena adakalanya benar-benar butuh.

Itulah jenis-jenis obat-obatan luar yang seharusnya punya persediaannya dirumah. Untuk kami tidak hanya itu saja, jenis patch atau orang Indonesia bilangnya salonpas/ koyo. Ini dirumah kami punya macam-macam ada untuk punggung, pinggang, leher, bahkan untuk telapak kaki pun punya. Kami punya persediaan obat luar sebanyak itu ya karena kebutuhan. Memang terkadang tidak butuh-butuh sekali misal: obat tetes mata. Tapi begitu butuh itu penting sekali. Jadi, ya harus punya dirumah.

Punya persediaan obat dirumah? Sudah seharusnya ya punya persediaan obat-obatan dirumah untuk mengatasi sakit yang mendadak misal: demam mendadak atau pusing. Nah, kita butuh persediaan obat untuk meredakannya sementara sebelum pergi berjumpa dokter. Huh, sudah punya obat sebanyak itu masih butuh ke dokter? Iya, kalau kami masih butuh ke dokter untuk konsultasi lebih lanjut. Bagaimana dengan kawan sekalian? Kalau belum punya list-nya segera masukkan daftar list belanja rutin untuk dibeli sebagai persediaan.

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti
  • Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Do not copy this article without permissions
  • Do not reuse these photographs anywhere else without permissions


Alasan Memilih Cetaphil Dan Apa Keuntungannya?


Cetaphil Moisturizer and face wash - Photographed by Acik Mardhiyanti

Memilih produk untuk wajah dan badan buat penulis bukanlah hal gampang. Boleh dibilang meskipun lahir dan besar didesa tapi saya tidak seperti kebanyakan anak-anak desa lainnya pada umumnya. Kalau begitu karena iklan kah saya untuk menentukan produk mana yang bagus dan cocok? Jawabannya bukan. Saya/ penulis memiliki alasan tersendiri mengapa pilihan itu jatuh pada Cetaphil. Lantas apa alasan itu, mengapa memilih Cetaphil dan apa keuntungannya?


Cetaphil Gentle Cleansing Bar (untuk sabun mandi) - Photographed by Acik Mardhiyanti

Seperti yang sudah penulis sebut diatas bahwa saya berbeda dari kebanyakan anak desa lainnya. Anak-anak lain yaitu teman-teman didesa, mereka digigit nyamuk terus digaruk ya kulitnya tidak apa-apa, merah sebentar dan hilang. Sementara saya digigit nyamuk digaruk kulit saya mudah mengelupas dan menjadi luka. Oleh karenanya, kaki penulis dulu sering luka-luka dan punya bekas luka banyak dikaki, kadang ditangan juga. Selain itu, kena debu kulit saya langsung gatal-gatal, padahal namanya didesa banyak debu dimana-mana meskipun didalam rumah. Seringnya pulang sekolah langsung kaki-tangan saya gatal semua sampai harus cuci tangan dan kaki dengan sabun mandi setelah pulang sekolah. Nah giliran untuk muka, lebih sensitive lagi! Kalau teman-teman saya disekolah suka pakai pembersih muka merk A atau B atau C, pakai pelembab muka A, B, semuanya cocok dan tidak ada masalah dimuka mereka. Bagaimana dengan saya? Muka penulis tidak pernah bersih dari namanya jerawat, dibiarkan berjerawat, dibersihkan dengan produk-produk pembersih malah tambah parah jerawatnya. Jadi, dulu waktu jaman sekolah didesa ya saya biarkan hanya memakai beda bayi. Mungkin sekitar diakhir semester kelas 2 Sekolah Menengah Atas saya memakai produk pelembap beserta pembersih merk A (tidak perlu saya sebut merk sebenarnya) sampai kebangku universitas ketika menyelesaikan S1, terus sampai sebelum pindah ke Singapura. Kalau dibilang cocok, cuma produk ini satu-satunya yang lebih baik dibanding yang lain dan ini yang mampu saya beli jadi tidak ada pilihan. Sementara untuk sabun mandi cocok atau tidak cocok ya pakai saja merk A (tidak perlu disebut merk sebenarnya). Kemudian untuk lotion mau cocok atau tidak ya pakai yang mampu saya beli saja. Benar sekali, dulu kalau pilih produk perawatan ya mampu dikantong saya saja.


Cetaphil UVA/UVB Defense, Cetaphil Lotion, Cetaphil Moisturizer - Photographed by Acik Mardhiyanti

Setelah pindah ke Singapura penulis baru tahu dan yakin bahwa kulit saya sensitive. Tidak hanya sensitive tapi alergi terhadap lingkungan (debu dan air), makanan (madu, kacang tanah, dan beberapa seafoods: kepiting, udang), serta alergi dan sentive terhadap cuaca panas. Ya, bila cuaca panas suhu 30 derajat, dalam cuaca seperti ini bila beraktifitas keluar rumah, atau pergi keluar rumah, kulit saya bereaksi cepat dibawah terik matahari seperti: gatal dan bisa berakibat minor eczema, ditambah kepala juga pusing. Udara lembab pun buat kulit saya bisa jadi masalah, kulit bisa gatal karena udara lembab. Jadi, kalau mau beraktifitas keluar rumah dalam cuaca panas seperti ini harus memakai perlindungan, pakai topi, pakai payung, pakai kaca mata, ditambah pakai sunscreen SPF 50, bila tidak ingin memakai suncreen harus memakai baju yang berlengan panjang. Siapa yang merekomendasikan ini? Ialah dokter di Singapura karena dulu awal-awal pindah Singapura penulis kedokter untuk periksa karena sering merasa pusing. Dokter waktu itu berkata kalau keluar rumah/ beraktifitas diluar rumah dalam cuaca panas harus pakai perlindungan. Dan ya benar sekali, ternyata kulit penulis sangat sentive baik terhadap lingkungan (debu, air, dll), cuaca (terutama suhu diatas 29 derajat), juga beberapa makanan seperti: kepiting, udang, kacang tanah, madu, dll. 


Cetaphil Baby Shampoo - Photographed by Acik Mardhiyanti

Dengan memiliki kulit sangat sensitive ini, jelas sangat sulit untuk menentukan produk yang aman untuk saya pakai. Dan saya memilih Cetaphil. Produk Cetaphil ini bagus untuk penulis. Contohnya, Cetaphil Gentle Cleansing Bar saya gunakan untuk sabun mandi karena kalau memakai produk lain kulita saya langsung kering, gatal, atau suka bersisik. Kalau ingin memakai body lotion ya penulis menggunakan Cetaphil Face and Body lotion bisa juga memakai Face and Body Moisturizer, atau memakai merek lain seperti Aveeno. Keluar rumah cuaca panas ya memakai Cetaphil UVA/UVB Defense SPF 50  (suncreen). Nah untuk perawatan wajah penulis memilih menggunakan Cetaphil Foaming Face Wash - Redness-Prone Skin dan Cetaphil Daily Facial Moisturizer with suncreen SPF 20 - Redness and Prone Skin. Moisturizer ini saya pakai kalau keluar rumah saja. Bahkan untuk shampoo sekarang ini penulis memilih Cetaphil Baby Shampoo. Kenapa pakai baby shampoo Cetaphil? Karena, karena saya ini sudah capek memakai produk perawatan rambut yang harus pakai conditioner-lah, pakai minyak untuk rambut lah, atau pakai serum tertentu, tetapi hasilnya nihil. Saya capek dan tidak punya banyak waktu karena sibuk! jadi sekarang saya pakai baby shampoo ini, setelah keramas, kering baru memakai moisturizer rambut. Hasilnya malah jauh lebih baik 🙂 Selain yang sudah disebutkan, penulis juga memiliki persediaan yang lain yaitu: Cetaphil Skin Restoring Wash digunakan untuk sabun mandi ketika mengalami gatal karena alergi makanan atau karena cuaca, dan debu, Cetaphil Skin Restoring Moisterizer -Body digunakan setelah menggunakan Cetaphil Skin Restoring Wash. 2 produk ini hanya untuk persediaan dikala butuh. Ya sebanyak itulah produk Cetaphil yang saya punya untuk perawatan badan dan wajah. Penulis punya persediaan Cetaphil Skin Restoring Wash dan Cetaphil Skin Restoring Moisturizer-Body ini dari rekomendasi dari dokter karena pernah tahun lalu saya pergi keluar Singapura ke Indonesia dimana didaerah yang kami kunjungi itu debunya banyak, lalat juga banyak, macam-macam hal. Dan akhirnya baru sehari langsung alergi badan saya, lumayan parah karena saya harus suntik/ inject antihistamine setelah pulang Singapura. Dokter waktu itu berkata saya alergi karena adanya perubahan, bisa air atau debu. 


Cetaphil Skin Restoring Wash and Cetaphil Skin Restoring Moisturizer - Photographed by Acik Mardhiyanti

Jadi, penulis memang punya alasan tersendiri mengapa memilih produk Cetaphil. Banyak yang berkata katanya saya ini sekarang ini kok beda tidak seperti jaman Sekolah Menengah Atas, dulu kulitnya gelap sekarang jadi cerah, ada juga yang bilang saya sekarang dah jadi seperti orang Cina setelah tinggal di Singapura kulitnya jadi putih, huh 🙄Penting untuk digarisbawahi bahwa Cetaphil bukanlah produk pemutih. Saya/ penulis memilih produk Cetaphil karena disesuaikan dengan kondisi kulit saya yang sensitive dan mudah alergi karena lingkungan (air, debu, cuaca) dan beberapa makanan. Dan ternyata  karena Cetaphil adalah produk yang tepat/ sesuai dengan kebutuhan kulit saya, maka ada banyak keuntungan lain yang penulis dapat. Apa saja itu? Keuntungannya: kulit terlindungi dari sinar UV karena kalau keluar rumah pakai suncreen, tidak punya lagi bekas luka ditangan-kaki karena alergi, tanpa menggunakan blush-on pun muka saya sudah  merona jadi pink kemerahan karena menggunakan Cetaphil Daily Facial Moisturizer dimana produk ini sekaligus menjadi foundation, hemat kan saya tidak perlu beli-beli foundation. Benar sekali, Cetaphil Daily Facial Moisturizer bagi penulis ya foundation juga fungsinya. Jadi tinggal ditempeli bedak powder dari Catrice, langsung beres tidak ribet pake ini dan itu. Lebih seringnya malah saya cuma pakai Cetaphil Daily Facial Moisturizer tanpa bedak powder. Jujur saja saya malas dandan-dandanan seperti kebanyakan wanita. Apalagi merias muka  berlayer-layer atau tebal-tebal, saya tidak suka. 

Itulah mengapa penulis memilih produk Cetaphil. Buat saya produk Cetaphil adalah yang terbaik untuk kondisi kulit saya yang sensitive dan mudah alergi karena beberapa hal yang sudah disebut diatas. Dan ternyata saya pun mendapat keuntungan yang lainnya. Penulis sangat merekomendasikan bagi kawan sekalian yang mungkin memiliki kulit sensitive dan mudah alergi seperti saya, bisa mencoba produk Cetaphil 😊

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti
  • Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Do not copy this article without permissions
  • Do not reuse these photographs anywhere else without permissions

Ibu Rumahtangga Jadi Penulis Sekaligus Penerbit Buku?


Scan this QR code to find my book easier, @ copyright 2020 by Acik Mardhiyanti

"Kok bisa sih?", pasti itu kata yang akan diucap banyak orang ya. Karena kebanyakan orang (orang Indonesia terutama) berkata kalau seorang ibu rumahtangga itu kan tidak punya kerja, jadi bagaimana mungkin bisa jadi penulis sekaligus jadi penerbit buku? Ditambah lagi bukunya adalah bahasa Inggris! Banyak orang berpikir impossible, tapi dalam reality atau kenyataannya saya yang notabene cuma seorang ibu rumahtangga tapi menulis buku sekaligus menjadi penerbit buku saya sendiri. Bagaimana caranya ya, kok bisa sih?

Dunia itu berubah dengan cepat, benar tidak? Begitu pun dengan pekerjaan seorang ibu rumahtangga.  Huh...sejak kapan ibu rumahtangga adalah sebuah profesi pekerjaan? Jawabannya adalah bahwa seorang ibu rumahtangga itu adalah sebuah profesi yang serba bisa artinya multitasking. Penulis sudah 8 tahunan tinggal di Singapura. Disini, di Singapura, para ibu rumahtangga banyak yang berkarya, dan ini penting untuk digaris bawahi, para ibu rumahtangga ini punya degree atau berpendidikan. Dan mereka ini sambil ngurus rumah, sambil ngurus anak (bagi yang punya anak), sambil berkarya contohnya: ada yang buka salon, ada yang buka kursus piano dirumahnya, ada yang menanam bunga Viola untuk kemudian dijual ditoko tanaman, ada yang jualan online (macam-macam hal yang dijual misal: handicraft, pakaian, aksesori HP dll), ada yang buka kursus handicraft, ada yang buka catering, ada yang buka bisnis kue-kue, dan lain-lain. Sementara dinegera seperti Amerika juga Eropa, para ibu rumahtangga pun tak mau kalah untuk berkarya misal: menulis buku dan menulis blog atau jadi blogger. Dan banyak diantara mereka yang memiliki penghasilan pasif alias tidak perlu kerja di perusahaan pun tiap bulan uang datang dengan sendiri dan paling tidak $ 1,000 Wow, kan? Itulan gambaran ibu rumahtangga di era sekarang yaitu berpendidikan, punya passion, dan punya karya. 

Bila dirunut kebelakang dari kecil penulis sudah suka menulis. Kalau tidak salah ketika kelas 4 Sekolah Dasar sudah mulai ada aktifitas mengarang, dan aktifitas ini menyenangkan untuk penulis. Kalau tidak salah juga saya suka menuliskan pengalaman sehari-hari dimana saya dan kawan-kawan suka main keladang-ladang dan sawah mencari keong atau mencari buah-buah liar. Kemudian sejak dibangku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama penulis suka menulis puisi dan pantun yang saya kumpulkan disatu buku, ya benar sekali saya suka pelajaran bahasa Indonesia ketika diminta untuk menulis (baik puisi dan pantun). Dibangku Sekolah Menengah Atas aktifitas menulis terlupakan karena saya mulai suka menggambar. Ya, waktu kelas 1 Sekolah Menengah Atas itu tidak hanya diajari melukis tapi ada pelajaran Biologi dimana kami selalu diberi pekerjaan rumah untuk menggambar setiap mahkluk hidup yang sedang dibicarakan dalam kelas tersebut, misal: menggambar belalang, juga mahkluk hidup bersel satu. Ketika kelas 3 Sekolah Menengah Atas, dalam pelajaran Bahasa Indonesia sudah mulai untuk belajar menulis paper, dan terus sampai dibangku universitas setiap minggu penulis harus menyelesaikan 3 paper. Ya, mengambil jurusan Ekonomi/ Management kita harus presentasi-presentasi dan membuat paper dan Paper. Dari situ saya/ penulis mulai belajar menulis secara akademik, menulis yang baik, artinya tidak asal menulis. Setelah mendapatkan degree S1 penulis tidak aktif menulis karena sibuk secure pekerjaan. Baru setelah menikah atau tepatnya setelah pindah ke Jakarta, penulis mulai aktif menulis lagi dan hingga detik ini masih terus menulis.


Scan this QR code to find my book easier, @ copyright 2020 by Acik Mardhiyanti

Ketika penulis memutuskan untuk aktif menulis tahun 2010 lalu, saya sudah berencana bahwa nanti diumur pensiun (kalau sudah 50 tahun-an) saya akan menerbitkan buku. Tapi ternyata tahun 2020 ini malah sudah terbit buku saya. Itu artinya buku sudah terbit jauh-jauh hari sebelum umur tua/ pensiun.  Ya, akhir tahun 2019 lalu resolusi untuk tahun 2020 adalah menelurkan buku dan Ph.D diumur 40 tahun. Dan tidak hanya menjadi author atau penulis buku, saya ingin sekaligus menjadi penerbit buku saya sendiri atau jadi self-publisher. Jadi, mulai dari proses pembuatan buku sampai terbit  ya diurus sendiri. Bisa dibayangkan dimana pekerjaan sebuah perusahaan penerbit buku itu saya kerjakan sendiri dengan dibantu oleh suami. Ya, benar sekali suami saya membantu men-design buku dan membantu editing. Karena suami penulis adalah seorang programmer profesional, jadi saya bisa minta bantu design juga editingTidak hanya itu, saya pun harus belajar tentang perpajakan antar negara. Kenapa harus belajar perpajakan antar negara? Karena buku saya dijual di USA, dan worldwide. Selain itu, urusan ISBN pun ya diurus sendiri. Pastinya urusan marketing ya diurus sendiri. Wah, repot dan rumit sekali ya banyak yang harus dikerjakan. Tentu saja ada banyak hal yang harus dikerjakan dan diurus. Tetapi, saya menikmati semua proses itu dan saya puas akan hasilnya! Karena saya jadi tahu dan punya banyak pengalaman bagaimana menjadi penulis atau author sekaligus menjadi publisher atau penerbit buku. 

Lantas bagaimana caranya bisa menerbitkan buku sendiri? Saya bersyukur (dan selalu bersyukur) karena kami berdomisili di Singapura. Kenapa? Di Singapura, untuk menerbitkan buku sendiri atau disebut self-publishing, bukanlah hal yang tidak mungkin. Karena NLB atau The National Library Board sangat men-support dengan memberikan ISBN dan itu gratis! Prosesnya pun sangat cepat, mau daftar menjadi penerbit atau publisher urusan selesai hanya dalam waktu 3 hari misal: Senin kita mengajukan aplikasi, Rabu kita sudah di approve menjadi publisher. Semenatara ISBN pun sama, mau minta ISBN misal: Rabu kita mengajukan aplikasi, Jum'at kita sudah mendapat ISBN-nya. Dan semua itu penulis lakukan tanpa harus datang ke NLB, cukup melalui online saja dan semua itu tidak ada biayanya alias gratis! Ya benar sekali bahwa saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk menerbitkan buku saya ini. Itulah kemudahan kita sebagai seorang penulis di Singapura, apalagi penerbit buku pemula seperti saya hal ini tentu saja sangat mempermudah serta sangat membantu dan juga membuat saya semakin bersemangat untuk menerbitkan buku lagi! Ya, saya akan menerbitkan buku lagi, dan buku-buku selanjutnya sudah ada dalam otak, ingin membuat buku apa dan seperti apa. Kemungkinan buku saya buku masak lagi, atau buku gardening, atau mungkin novel. Huh? Emang bisa gitu kan cuma ibu rumahtangga gimana bisa menulis banyak topik? Ya, saya sangat-sangat bisa menulis bidang yang berbeda. Bisa dilihat bagaimana blo-blog saya telah dikelompokkan sesuai bidangnya, ada gardening blog, recipe blog, dan journey blog. Dan saya pun punya satu blog lagi yaitu Ichikraft Give and Care dimana isinya adalah aktifitas sosial.

Kalau proses menjadi penerbit itu mudah, lantas kenapa baru sekarang saya menerbitkan buku? Ini jawaban penulis: saya ingin buku saya bukan cuma buku asal tulis yang penting jadi buku, tapi saya ingin menghasilkan buku yang punya kualitas, bisa memberi inspirasi, bisa membantu orang lain, juga bisa memberi manfaat untuk orang lain. Lah untuk menulis sebuah artikel saja saya butuh waktu hingga 2 jam sampai 3 jam bahkan sampai 3 hari baru selesai 1 artikel, apalagi mau bikin buku? Tentu saja harus saya rencanakan dengan baik dan matang. Kenapa? Karena saya ingin buku saya bisa mencapai pembaca diluar negeri atau worldwide. Sebenarnya tahun 2013 kalau tidak salah, ada penerbit dari Indonesia yang mengajak saya menulis buku dan saya tolak karena waktu itu saya (dan suami) fokus membantu sesama. Sekitar tahun 2015-an suami penulis bilang, kalau mau bikin buku lebih baik dalam bahasa Inggris saja. Kenapa lebih baik membuat buku dalam bahasa Inggris? Tentu saja karena kami berdomisili di Singapura. Oleh karena itu, alangkah baiknya saya ini menerbitkan buku dalam bahasa yang diakui secara international atau dipakai secara international agar bisa dibaca oleh orang Singapura juga dunia secara luas tentunya. Kenapa demikian? Saya berdomisili di Singapura dan sudah seharusnya saya pun harus berkarya di Singapura. "Dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung", itulah pedoman hidup saya. Tidak hanya itu saja, alasan secara saya pribadi mengapa buku saya harus bahasa Inggris adalah karena saya terbiasa berteman dengan orang-orang dari luar, jadi saya terbiasa berpikir secara terbuka dan luas. Ya, kawan-kawan saya adalah orang Jepang, Perancis, juga Belgia.  Dan kawan-kawan baik saya ini banyak memberikan support dan juga inspirasi. Oleh karenanya kalau dalam bahasa Inggris kawan saya paling tidak bisa melihat dan membacanya.

Bagaimana dengan pendapatan penulis setelah buku terbit, bisa langsung punya pendapat pasif? Penting untuk diketahui bahwa penulis menulis dan menerbitkan buku adalah sebagai bagian dari investasi dimasa depan, bisa dikatakan menulis buku ini adalah lifetime invesment. Maksudnya apa sih? Maksudnya dengan saya menulis buku ini artinya saya sedang melakukan investasi yang tidak terbatas waktu, tidak lekang akan waktu. Apalagi buku saya born secara digital. Sekarang sudah era-nya digitalization, jadi saya pun tidak mau ketinggalan untuk menerbitkan buku digital dimana saya harus menjadi bagian dari era ini. Karena digital ya selamanya buku saya ada, tidak takut habis stock maupun usang karena bentuknya fisik. Sekarang, setelah terbit belum ada pendapatannya karena saya menerbitkan buku saya sendiri, tetapi dari waktu kewaktu buku itu akan menghasilakn uang dengan sendirinya. Jadi, jelas berbeda ketika kita menerbitkan buku dengan sebuah perusahaan penerbit buku ya, setelah buku kita diterima oleh penerbit pastinya kita langsung bisa menghitung royalty (uangnya langsung didapat). Buat saya, investasi menulis buku dan investasi pendidikan (sekolah lagi dan upgrade skill ), itu adalah bentuk investasi yang tak akan lekang oleh waktu. 

Itulah bagaimana seorang ibu rumahtangga seperti saya ternyata bisa menjadi author sekaligus publisher! Semua itu bukanlah tidak mungkin, karena era sudah berubah dimana ibu rumahtangga jaman sekarang itu high caliber women. Apa artinya high caliber women? High caliber women itu adalah wanita yang berpendidikan tinggi dan punya passion yang akan dilakukannya dengan sungguh-sungguh. Tambahan dari saya, high caliber women akan terus mau untuk belajar dan berkarya. Maka pesan penulis: jangan pernah berhenti untuk terus belajar, upgrade skill, terus berkarya, dan sekolahlah yang tinggi!

Disini link buku penulis di Amazon: https://www.amazon.com/dp/B08DM2R2TG/

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti
  • Copyright 2020 by Acik Mardhiyanti
  • Do not copy this article without permissions

Dapat Paket Hari Kemerdekaan? Apa Saja Isinya Ya?


Photographed by Acik Mardhiyanti

Paket hari kemerdekaan? Tentu saja dalam artikel ini penulis membicarakan hari kemerdekaan Singapura ya. Tahun ini pemerintah membagikan 1 paket hari kemerdekaan yang disebut "The NDP Singapore Together Pack" untuk warganya dalam rangka memperingati hari kemerdekaan tanggal 9 Agustus nanti. Kira-kira isinya apa saja ya? Penasaran ingin tahu apa isi paket hari kemerdekaan yang dibagikan ini, mari baca penjelasan selanjutnya dalam artikel ini 😉

Tahun ini istimewa dan beda dari tahun-tahun sebelumnya ya. Hal ini disebabkan oleh adanya krisis Coronavirus. Hari kemerdekaan biasanya sangat meriah dimana ditiap-tiap Community Club punya acara sendiri yang mengundang warga untuk datang memperingatinya. Seperti yang pernah kami ikuti, acara hari kemerdekaan di Community Club berlangsung sangat meriah kalau penulis bilang. Kita  dinner atau acara makan malam, datang, duduk dan makan dimeja yang sama. Selama makan-makan itu ada acara entertaiment juga. Sementara acara besarnya ya NDP itu sendiri yaitu The National Day Parade, kalau saya bilang luar biasa meriah dengan pertunjukan-pertunjukan yang luar biasa pula. Tapi tahun 2020 ini, NDP akan berbeda dimana parade ini dibatasi, hanya sekitar 300 partisipan saja yang boleh melihat acara secara langsung. Sementara untuk di Community Club, saya belum tahu ada acara makan malam atau tidak. Tapi nampaknya tidak ada sih mengingat di Singapura kita tidak boleh kumpul-kumpul alias gathering. 

Meskipun begitu, pemerintah Singapura memberikan satu paket untuk warganya. Siapa saja sih yang bisa mendapatkan paket ini? Tentunya saja Singaporeans dan Permanent Residents, satu rumahtangga atau household mendapatkan satu paket. Yup, benar sekali bahwa tidak semua orang bisa mendapatkannya. Bila kawan sekalian statusnya orang asing, mungkin pemegang visa kerja, visa pelajar, atau visa lainnya ya pasti tidak bisa mengambil paket ini sekalipun tinggal di Singapura. Harus penduduk yang boleh mengambil paket NDP ini. Karena untuk mengambil paket ini kita harus menunjukkan IC atau KTP namanya kalau di Indonesia.

Lantas, isinya apa saja sih paket hari kemerdekaan ini? Pastinya bukan paket sembako lho ya... Iya kalau begitu apa saja isi paketan ini? Paket ini diberikan dengan sebuah tas tote bag, didalam tas ini ada sebuah bendera tangan atau bendera kecil atau handheld national flag, bendera besar atau a full-sized national flag, face tattoo (pastinya temporari tattoo ya), iron-on patches, ada magnet kulkas, vouchers, satu minuman kaleng, satu bungkus snack (kami dapat potato chips), 1 buah termometer, 2 buah handsatitizer, 4 masker reuseable, dan 4 buah surgical mask. Bila melihat tote bag-nya itu ada gambarnya, dan gambar-gambar ini adalah hasil karya atau artwork dari artists dengan disabilities, serta 5 hasil karya anak-anak primary (setingkat SD kalau di Indonesia) yang mengikuti kompetisi selama circuit breaker atau partial lockdown. Jadi, ketika partial lockdown selama 2 bulan kemarin ada kompetisi menggambar untuk anak-anak primary yang diikuti oleh 1.200 peserta.


Photographed by Acik Mardhiyanti

Paket hari kemerdekaan ini bisa diambil di Residents' Committees atau RCs dan Community Club atau CCs dimana wilayah kita tinggal. Misal kita tinggal diwilayah A ya kita harus mengambil di RCs atau CCs wilayah A. Untuk di RCs mengambilan paket dimulai dari tanggal 20 Juli sampai 26 Juli, sementara di CCs jadwal pengambilan paket dimulai tanggal 20 Juli - 2 Agustus. Dan bisa diambil mulai pukul 10 pagi sampai 6 sore, hari libur atau public holiday tidak bisa diambil. 

Untuk kami, paket sudah diambil hari minggu lalu di RCs diwilayah tempat tinggal kami. Dan ya RCs kami hanya diblok seberang alias hanya digedung flat sebelah. Jadi tidaklah jauh. Buat penulis mendapatkan paket ini ya lumayan untuk persediaan karena dapat masker banyak dimana masker reuseable-nya ini adalah masker kain yang ada semacam coating-nya. Mungkin kalau kawan sekalian penasaran dengan masker ini bisa dicari dengan nama antimicrobial face mask. Masker jenis ini hanya cuci pakai sebanyak 30 saja dan mencucinya juga khusus tidak boleh disabun. Tapi sampai saat ini bila keluar kami selalunya menggunakan masker buatan sendiri, bisa dibaca artikel sebelumnya bagaimana penulis membuat masker 4 lapis dimana ada bahan non-woven didalamnya. Sementara handsanitizer juga pastinya sangat berguna, lumayan buat menambah persediaan. Selain itu saya suka dengan tote bag-nya, bahannya kuat bisa dipakai untuk membawa belanjaan. Oya, penulis belum sempat ambil gambar tote bag-nya karena langsung saya cuci dan belum kering. Ya, ini kebiasaan kami serta aturan dirumah kami karena adanya coronavirus dimana setiap barang dari luar masuk kedalam rumah akan kami langsung bersihkan (yang bisa didisinfektan kami disinfektan, yang bisa dicuci ya akan kami cuci). Jadi mungkin kalau sudah kering tas-nya baru bisa diambil gambarnya. 

Untuk bendera, bendera sudah berkibar sejak 25 April lalu didepan corridor kami. Kenapa sudah berkibar sejak April lalu? Ya ini sebagai tanda solidaritas kita, rasa persatuan kita dalam menghadapi krisis, maka bendera boleh dikibarkan 25 April sampai 30 Juni. Oleh karena pengibaran bendera setiap tahunnya dimulai 1 Juli sampai 30 September dalam rangka memperingati hari kemerdekaan, maka bendera tahun ini berkibar dari 25 April sampai 30 September. Happy National Day Singapore! We are strong together! 

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti 
  • Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Do not copy this article without permissions
  • Do not reuse these photographs anywhere else without permissions


COVID-19: Akhirnya Saya COVID-19 Swab Test Dan Gratis!

Di Singapura hingga detik ini masih memerangi Coronavirus, dan akan dibabat sampai habis. Bila membaca artikel penulis sebelumnya tentang COVID-19 di Singapura, pasti kawan sekalian sudah pada tahu bahwa pemerintah Singapura memberikan subsidi kesehatan bagi warganya dimana bila warga merasa tidak enak badan ya harus langsung kedokter. Begitu pun dengan penulis, ketika merasa tidak enak badan saya juga langsung ke klinik jumpa dokter. Dan saya pun harus swab test dan gratis!

Hm.. Minggu lalu adalah minggu yang cukup membuat penulis nervous, pasalnya dokter ambil test penulis yaitu COVID-19 swab test. Huh? Kenapa penulis harus test COVID-19? Setelah hampir sebulan terakhir jumpa dokter karena demam, nampaknya senin minggu lalu penulis mengalami sakit tenggorokan, ditambah hari berikutnya hidung saya meler alias mulai bersin dan pilek! Mungkin kawan sekalian akan berkata, "alah cuma pilek saja kenapa harus ke klinik jumpa dokter segala kan minum madu atau minum obat dirumah juga sembuh..." Pemerintah Singapura sudah mewanti-wanti setiap warga yang merasa tidak enak badan, bersin-bersin/ pilek/ batuk/ sakit tenggorokan, harus segera jumpa dokter atau ke klinik.

Mengingat kembali tulisan saya sebelumnya, jika kita warga merasa tidak enak badan (batuk/ pilek/ sakit tenggorokan/ demam) pemerintah Singapura menganjurkan warganya untuk langsung jumpa dokter. Dan biaya ini sudah disubsidi dimana kami hanya cukup membayar sebesar $ 10 (biaya konsultasi dokter dan paket obat-nya). Karena kalau tidak disubsidi harga normal paling tidak kita harus sedia $ 60 untuk ke klinik, dan paling tidak harus membayar $ 30 kalau ke polyclinic. Anjuran ini ada tujuannya yaitu untuk mendeteksi lebih dini bila ada warga yang ternyata terinfeksi coronavirus. Karena ketika kami/ warga jumpa dokter kami bisa langsung swab test dan gratis. 

Sebulanan yang lalu ketika penulis demam dan jumpa dokter, dokter belum ambil keputusan untuk swab test pada penulis padahal saya ingin test. Masih harus dimonitor 3 hari kedepan sampai lima hari. Dan ternyata 3 hari saya sudah mulai baikan dan 5 hari sudah sembuh. Waktu itu saya/ penulis kalau mau swab test dokter bilang biayanya $ 10. Murah ya, iya murah karena disubsidi oleh pemerintah Singapura biaya swab test-nya. Kalau tidak disubsidi misal: kita status di Singapura adalah warga asing bukan penduduk ya harus membayar full yaitu $ 200. Waktu itu kalau tidak salah yang di-swab test langsung itu warga yang umurnya 45 tahun keatas. Jadi misal ada warga umur 47 tahun sakit demam/ batuk/ sakit tenggorokan bila datang jumpa dokter sudah dipastikan langsung COVID-19 swab test oleh dokter. Nah, ketika rabu minggu lalu ketika penulis keklinik dan jumpa dokter karena sakit tenggorokan dan hidung meler/ pilek, dokter langsung swab test pada penulis. Ya, langsung diambil test, kemungkinan karena sudah 2 kali saya/ penulis datang jumpa dokter, kedua karena saat itu batas umur yang langsung swab test diturunkan lagi oleh pemerintah Singapura yaitu diatas umur 13 tahun. Jadi, untuk warga yang umurnya diatas 13 tahun bila merasa tidak enak badan/ sakit pergi ke klinik jumpa dokter, pasti akan langsung di-swab test. Jadi, di Singapura semua warga bakalan di swab test. Punya gejala batuk/ demam/ sakit tenggorokan/ bersin/ pilek langsung kedokter, tidak peduli itu hanya gejala batuk/ pilek saja, pokoknya warga harus segera kedokter dan swab test. Meskipun nervous, saya manut sama dokter demi kebaikan saya, memastikan apakah benar saya terinfeksi COVID-19 atau memang batuk/ pilek dan sakit tenggorokan saja. Dideteksi lebih dini akan lebih baik karena akan segera ditangani dengan cepat  dirumah sakit. Plus-nya lagi, penulis swab test ini gratis dan hanya membayar biaya konsultasi dan paket obat (obat sakit tenggorokan/ batuk/ pilek) sebesar $10 saja.

Jum'at pagi (minggu lalu) saya/ penulis mendapat SMS dari kementerian kesehatan bahwa hasil COVID-19 Swab test adalah negatif. Ya, hasil swab test akan keluar dalam waktu 3 hari, rabu saya ambil swab test, jum'at pagi saya sudah dikabari hasilnya. Dan dari klinik kontak penulis agar mengambil hasil report-nya diklinik yang berupa selembar kertas resmi hasil dari swab test. Ya, penulis bersyukur karena hasilnya negatif. Saya ( dan suami) berusaha keras sejak akhir bulan Januari lalu agar sebisa mungkin stay at home atau berada dirumah saja tidak kemana-mana kecuali pergi beli grocery dan obat, malah sekarang setelah belanja online lancar delivery-nya kami belanja online saja. Kami juga sebisa mungkin menghindari kontak dengan orang meskipun dengan tetangga ya hanya melampai saja atau jaga jarak dengan orang, tidak juga kumpul-kumpul / gathering atau punya rasa tanggungjawab sosial, dan juga selalu membawa hand-sanitizer ketika keluar rumah ( kalau pas belanja sebelum dan sesudah belanja langsung pakai hand sanitizer, sebelum masuk rumah: sebelum buka pintu harus pakai hand sanitizer dulu) dan sering-sering cuci tangan dirumah. Ditambah lagi kami pun ektra bersih-bersih rumah/ mendisinfektan rumah, mencuci dan membersihkan belanjaan / grocery (baik buah-buahan, sayuran, dan macam-macam grocery) dengan antibacterial atau kalau buah dan sayur ya dicuci dengan cairan khusus pencuci/ pembersih buah dan sayur, dll. Apa tidak capek dan ribet? Jelas capek, tapi semua itu untuk meminimalisir agar tidak terinfeksi COVID-19.

Pesan penulis untuk kawan sekalian, jangan menyepelekan dan menganggap enteng krisis ini yaitu krisis coronavirus. Sebisa mungkin stay at home, sering-sering cuci tangan, setelah keluar pulang langsung cuci-cuci dan ganti baju, jangan keluyuran atau keluar-keluar jalan ke mall misalnya, gak usah gathering atau kumpul-kumpul dengan rekan kerja/ saudara/ juga tetangga/ teman misal: makan bareng keluar, acara arisan/ kumpul-kumpul, jangan banyak interaksi apalagi sampai ngobrol-ngobrol, jangan dulu kunjung-mengunjungi keluarga, kalau pas keluar karena keperluan belanja ya harus jaga jarak dengan orang minimal 1 m, kalau keluar rumah harus pakai masker yang benar dan membawa hand sanitizer, badan tidak enak (demam/ batuk-batuk/ sakit tenggorokan) langsung jumpa dokter jangan diam saja, kerja dari rumah saja. Kalau semisal jenis pekerjaannya tidak bisa dari rumah mungkin kerja dipabrik bagaimana? Ya harus protect diri atau menjaga diri dengan cara: memakai masker dengan benar ditempat kerja, tiap jam cuci tangan atau kalau tidak bisa meninggalkan pekerjaan ya harus sedia hand sanitizer dikantong, jangan banyak interaksi (misal ngobrol-ngobrol) dengan rekan kerja, jaga jarak dengan teman kerja minimal 1 m, jangan kumpul-kumpul/ gathering, pastinya sebelum masuk gedung tempat kerja/ pabrik ya harus cek temperatur, sebelum pulang dan keluar gedung cek temperatur lagi. Terus semisal pekerjaannya adalah pedagang? Ya harus kreatif misal tetap jualan tapi dengan cara delivery, contohnya salah satu kawan penulis sendiri, dimasa pandemi begini ia malah buka bisnis kue-kue dan makanan. Huh? Padahal banyak usaha makanan pada tutup karena pandemi, banyak juga pedagang yang teriak-teriak dan mengeluh karena tidak ada pendapatan, lha kok kawan saya malah buka usaha makanan, gimana caranya? Ya kawan penulis buka layanan pesan/ antar, ia cantumkan nomer handphone-nya di media sosial (memakai media sosial untuk bisnis bukan ngerumpi chit chat haha hihi! 👍👍), kasihtau tetangga, kenalan, serta saudaranya kalau ia buka usaha. Ketika ada order, pagi belanja setelah itu ia bikin cakes dan cookies-nya sudah matang cakes/ cookies tersebut diantar sendiri oleh kawan saya itu kerumah pembelinya atau konsumennya. Bila ada pesanan nasi kotak atau apa saja makanan yang diminta calon pembeli, kawan saya akan buatkan. Wah capek ya... Ya iya pasti capek sekali double kerjanya. Tapi lumayan sambil nunggu anaknya belajar dirumah (sekolah online karena pandemi) ia bisa sambil cari uang 👍👍

Pesan penting lainnya adalah jangan banyak mengeluh begini-begitu tapi harus kreatif dan mencari solusi. Jaga diri, jaga keluarga, sebisa mungkin minimalisir agar tidak terinfeksi coronavirus dengan melakukan langkah-langkah pencegahan seperti yang sudah saya sebut diatas. Saya/ penulis saja yang swab test gratis, semisal hasil test positif dan masuk rumah sakit juga gratis dengan fasilitas rumah sakit kelas dunia, meski semua gratis saya tidak mau sampai terinfeksi. Maka saya (dan suami) berkerja keras melakukan langkah-langkah pencegahan. Dan jangan lupa untuk membantu orang lain juga, dalam masa pandemi seperti sekarang tengoklah kanan-kiri apakah ada tetangga yang tidak bisa membeli makanan karena mungkin penghasilan tidak ada maka kita bantu beri mereka makanan, atau ada anak dari tetangga kita yang berasal dari keluarga kurang mampu dan ia butuh bantuan agar bisa lancar sekolah online-nya ya kita bantu misal membelikan kuota internet agar ia bisa mengirim tugas sekolahnya, ya bentuk bantuan ini beragam macam jenisnya silahkan lihat kanan-kiri, intinya jangan biarkan tetangga kita kelaparan tidak makan karena pandemi. Apa yang bisa kita bantu untuk orang lain ya kita bantu.

Sekali lagi, jangan sepelekan dan menganggap enteng coronavirus karena ini sangat-sangat menular dan bisa berakibat fatal karena mungkin sudah umur tua, perokok, atau mengidap penyakit lainnya sebelum terinfeksi coronavirus. Semua langkah-langkah pencegahan yang kita lakukan semua itu untuk memutus rantai penyebaran. Dan untuk memutus rantai penyebaran itu ya kita semua warga harus ikut bekerjasama dengan melakukan langkah pencegahan. Jadi bila ingin coronavirus ini dibabat habis ya kita warga harus turut serta bekerja, jadi tidak hanya pemerintah dan tim medis saja. Bekerja sama sebagai united people. To win this battle we mush work together!

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions




Kebiasaan Makan Sehat Itu Dimulai Dari Keluarga

Tahu kah kawan sekalian bahwa kebiasaan makan sehat itu ternyata dimulai dari kebiasaan keluarga. Apa yang kita makan sehari-hari saat ini adalah cerminan bagaimana lifestyle kita ketika masih dalam lingkungan keluarga yaitu orangtua kita. Sadar atau tidak, peran orangtua sangat berperan penting dalam membentuk kepribadian setiap anak. Termasuk salah satunya adalah kebiasaan makan sehat atau gaya hidup sehat. Lantas bagaimana keluarga bisa mempengaruhi kebiasaan makan sehat seorang anak ketika beranjak dewasa?

Suatu ketika saat kami makan disebuah restoran tidak sengaja penulis melihat seorang anak yang sedang makan dimeja sebelah kami sedang menyisihkan sayuran yang ada dipiringnya. Si anak ini hanya makan dagingnya saja dan sama sekali tidak makan sayuran yang ada dipiring itu. Sayuran yang disisihkan itu kalau tidak salah ada kecambah, brokoli, juga jagung. Sesaat kemudian penulis paham karena ternyata setelah melihat orangtuanya, prilaku orangtuanya pun sama yaitu tidak memakan sayuran yang ada dipiring hanya makan dagingnya saja. Apa yang penulis tangkap dari sekilas kejadian itu nampaknya si anak copy paste apa yang dilakukan oleh orangtuanya.  Jadi, benar kah kebiasaan makan sehat itu dimulai dari lingkungan keluarga?

Penulis ingat sekali ketika masih duduk dibangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas, bahwa setiap sarapan pagi sebelum berangkat sekolah penulis selalu makan telur kadang telur rebus kadang telur ceplok. Setiap pagi telur dan telur. Hanya saat libur sekolah biasanya makan sarapan dengan singkong goreng hasil kebun sendiri, atau ketela rebus/ goreng. Kemudian setelah pulang sekolah, menu setiap hari penulis adalah tempe goreng dan sayur sop-sop-an. Tentu kawan sekalian sudah tahu apa itu sayur sop-sop-an yaitu sayur soup yang terdiri dari kubis putih, potongan wortel dan kentang, buncis, dan seledri. Sementara malam hari biasanya penulis makan tempe lagi (bisa tempe ditepung, tempe goreng biasa, atau kering tempe), telur lagi (telur dadar atau ceplok), dan sayurnya beragam bisa daun singkong, pepaya muda, nangka muda, sayur asem, dll, atau makan nasi dengan tempe saja buat penulis sudah cukup untuk makan malam. Sesimple itulah menu penulis ketika itu. Sementara untuk buah, ambil dan makan apa yang ada dikebun, nanas berbuah ya makan nanas, ada pepaya matang dipohon ya makan pepaya, musim mangga ya makan mangga sampai kewalahan, jambu air berbuah ya makan jambu air, musim sirsat ya makan sirsat, pisang berbuah ya makan pisang, belimbing berbuah penulis ya makan belimbing, rambutan berbuah ya makan rambutan, nangka ada yang matang ya makan nangka, kadang-kadang suka makan lemon dan lime atau dibuat minuman lime. Semua buah-buahan itu ada dipekarangan dan kebun bapak penulis. Ketika masih menjadi seorang karier man sukses bapak penulis kadang-kadang suka membawa buah jeruk atau semangka tanpa biji saat pulang kantor. Jadi, sejak dini itulah penulis sudah terbiasa makan makanan tersebut yang ternyata menu itu adalah menu makan sehat. Mungkin banyak orang bilang itu menu makanan kampung, tapi justru menu makanan ala kampung itulah yang sehat meski simple atau sederhana. Yup! benar sekali, makan sehat itu ternyata murah meriah! Dan penulis bersyukur lahir dan besar didesa karena bisa makan segala macam buah tanpa harus membelinya alias tinggal ambil/ metik dipekarangan atau kebun. Buah-buahan yang ada dipekarangan dan kebun bapak penulis melimpah.

Bapak penulis-lah yang selalu perhatian dengan apa yang saya makan. Sejak kecil atau kanak-kanak setiap pagi dibiasakan untuk makan telur rebus bahkan setengah matang. Bapak penulis percaya bila setiap pagi anak-anak makan telur rebus apalagi setengah matang, anaknya akan jadi orang pintar.  Dan penulis pun tidak pernah diajari untuk makan makanan instant seperti mie instant contohnya. Meskipun bapak penulis setelah tahun 1995-an hanya menjadi buruh pabrik tapi saya tidak pernah sekalipun diajari untuk makan mie instant, kami tidak pernah punya mie instant dirumah. Setahu penulis, bapak saya itu tidak pernah terlihat makan mie instant. Dari pada makan mie instant lebih baik makan tempe goreng atau makan telur rebus. Ya, bapak penulis ternak ayam dan pastinya ayam kampung, kalau tidak ada uang untuk beli telur diwarung ya ambil telur dari ayam yang dipelihara tersebut. Boleh percaya, boleh tidak, sejak dibangku Sekolah Dasar penulis sudah tahu jenis-jenis makanan bergizi dan mengandung vitamin. Misal, tempe itu bagus dan bergizi dan merupakan pengganti protein hewani, buah-buahan berwarna kuning mengandung vitamin C, wortel vitamin A, bayam juga vitamin A dll... Penulis tahu itu semua karena selalu mendengarkan baik-baik pelajaran dikelas. Oleh karenanya penulis tidak pernah keberatan makan dengan menu yang sama setiap hari, pagi telur rebus, siang/ malam soup dan tempe. Ya, selain diajarkan untuk makan sehat oleh bapak penulis, ternyata saya belajar sendiri dari sekolah akan sumber-sumber makanan yang kaya akan vitamin. Lantas benar jadi pintar kah penulis karena makan telur rebus dan makan sayur dan tempe setiap hari? Hm, ya penulis selalu berprestasi disekolah bahkan sampai bangku universitas. Tapi tentu saja prestasi itu didapat tidak hanya makan telur dan sayur&tempe setiap hari, namun harus dibarengi dengan kerja keras untuk terus belajar. Yup, makan telur setiap hari untuk anak-anak itu bagus karena telur akan membantu anak-anak tumbuh sehat, kuat, dan pintar. Kenapa anak-anak yang makan telur setiap hari kok bisa jadi pintar? Karena telur support akan kesehatan otak mendorong fungsi penting otak untuk belajar dan daya ingat. Benefits lainnya, telur bisa membantu pertumbuhan anak dengan sehat yaitu menjaga berat badan. Dan tentu saja telur merupakan sumber vitamin A, D, E, B12, dan Choline (support otak untuk kemampuan belajar dan daya ingat). Sementara untuk sayuran sendiri jelas akan memberikan banyak benefits dalam masa pertumbuhan anak-anak hingga beranjak dewasa karena kandungan vitamin didalamnya. Tanpa disadari kebiasaan-kebiasaan makan-makanan sehat seperti diatas itu terbawa hingga penulis sudah berkeluarga. Kebiasaan makan sayur, buah, dan telur rebus itu menjadi kebiasaan dalam keluarga penulis. Pernah ada yang berkata pada penulis, "sudah tinggal di Singapura masih makan tempe/ tahu, masih masak sayur bayam/ kangkung..." Untuk penulis, mau masak daging-dagingan setiap hari sangat mampu dan sangat bisa untuk membeli daging sapi misalnya, tapi saya memilih hidup lebih sehat, makan telur setiap hari, kalau ada tempe ya beli tempe/ tahu, makan sayur dan buah harus setiap hari. Dan penulis lebih memilih beli ikan dari pada daging-dagingan terutama ikan laut.

Lantas bagaimana sebenarnya peran keluarga itu sebenarnya? Ini dalam kaca mata penulis berdasarkan pengalaman saya sendiri, bahwa orangtua berperan penting dalam mengenalkan sayuran, buah, serta sumber makanan bergizi lainnya pada anak-anaknya. Bagaimana cara mengenalkannya? Ya sejak kecil bahkan sejak masih balita (ketika sudah boleh makan padat) orangtua sudah harus memberikan makanan sayur dan buah pada anaknya. Anak-anak harus dibiasakan makan sayur dan buah sejak dini. Kalau anaknya tidak suka bagaimana? Ya orangtua harus cari cara bagaimana supaya anaknya mau makan sayur, misal: dibuatkan bakwan sayur, atau wortel diblender dijadikan sauce, brokoli bisa dibuat tempura dll.  Ketika sudah dikenalkan untuk makan sayur dan buah setiap hari, anak-anak ini tentu akan membawa kebiasaannya hingga ia dewasa dan sampai ketika sudah berkeluarga. Kadang-kadang atau banyak para orangtua tidak perhatian dengan hal ini karena menurut mereka ini bukanlah hal penting. Tapi percayalah, kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam keluarga dan apa yang dilakukan orangtuanya akan ditiru oleh si anak (sadar atau tidak sadar). Seperti paragraf ke-2 diatas, orangtua tidak mau makan sayur ya si anak ikutan tidak mau makan sayur juga. Maka tidak jarang ya bila kita melihat anak-anak sudah kelebihan berat badan karena kebanyakan makan gula, makan tidak sehat. Mungkin banyak orangtua akan malah merasa senang ya bila anaknya gemuk karena katanya lucu atau ada juga yang bangga anaknya gemuk karena mencerminkan orangtuanya kaya dan bisa memberi makan enak anaknya setiap hari alias daging terus... tapi kalau saya melihat hal ini, ini adalah sebuah masalah dalam keluarga tersebut, masalah kesehatan dikemudian hari.

Jadi, kebiasaan hidup sehat kita saat ini ternyata dipengaruhi akan kebiasaan hidup dari keluarga. Saya melihat ini tidak heran sih ya, karena apa-apa yang dilakukan oleh orangtua ya pastinya akan ditiru oleh anaknya. Maka berhati-hatilah ketika sudah menjadi orangtua dalam bersikap, berprilaku dan melangkah, karena salah-salah anak akan salah langkah karena meniru prilaku orangtuanya. Ada istilah pribahasa, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Maka bila kawan sekalian sudah menjadi orangtua, kenalkanlah hidup makan sehat pada anak-anak kalian sejak dini agar kelak si anak bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang juga terbiasa makan sehat. Karena dengan terbiasa makan sehat, badan kita jugalah yang akan mendapat benefits-nya dikemudian hari. 

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti 
  • Do not copy this article without permissions


After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...