Pesona Candi Prambanan, Dalam Guyuran Air Khayangan

 

IMAG0612

Setelah menempuh perjalanan, dari Situs Ratu Boko, akhirnya kami (saya dan suami ) sampai juga di kawasan Candi Prambanan. Ya..seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya, dalam tulisan, Ratu Boko, Kemegahan Nan Damai di Perbukitan, bahwa kami ini membeli tiket paketan untuk masuk Candi Prambanan, dan Situs Ratu Boko. Memilih melihat Situs Ratu Boko terlebih dahulu, setelahnya, kembali lagi ke kawasan Candi Prambanan.

IMAG0615

Hujan masih saja mengguyur, ketika kaki ini menuruni mobil yang menjemput dari kawasan Situs Ratu Boko. Ya…hujan ini telah membuat badan menggigil kedinginan sejak dari Situs Ratu Boko. Sepertinya memang hujan ini merata. Tanpa pikir panjang, langsung saja menuju ketempat berteduh, ketika sampai di kawasan Candi Prambanan. Tetapi, apa yang akan kami lakukan dalam situasi seperti ini?? Hujan tiada henti, kadang deras, kadang gerimis, berselang-seling tanpa ada jeda sekalipun. Pulang saja kah, atau tetap nekat bertandang ke Candi Hindu terbesar di Indonesia ini, dalam situasi hujan??

IMAG0616

Beberapa dari orang yang turun dari mobil tadi, memilih untuk berteduh dulu sambil menanti hujan reda, untuk kemudian berjalan kekompleks candi. Berharap-harap hujan segera reda, dan bisa leluasa berkeliling kompleks Candi Prambanan. Sementara, saya sudah tidak sabar untuk segera melangkahkan kaki menuju kompleks candi. Dan suami waktu itu memilih untuk berteduh dulu. Tetapi, pesona Candi Prambanan sepertinya tidak bisa untuk saya abaikan, dan sayapun tertarik masuk kedalam pesonanya (Candi Prambanan) dalam situasi seperti ini. Maka..tanpa persetujuan suami, langsung saja melangkahkan kaki mendekati Candi Prambanan. Suamipun tak bisa mengelak lagi, tanpa banyak bicara, mengikuti dibelakang.

IMAG0620

Sebenarnya ada hal yang menarik sebelum memasuki kompleks Candi ini, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Jadi, sebelum masuk kompleks tempat peribadatan umat Hindu ini, kita sebagai pengunjung dengan tujuan berwisata, diwajibkan untuk mengenakan sarung. Tetapi jangan dikira, sarung yang dikenakan itu seperti sarung-sarung pada umumnya, yang dikenakan umat muslim untuk beribadah. Sarung ini unik, berwarna hitam putih, sekilas seperti motif batik (kurang tahu dengan jelas apa gambar yang ada dimotif itu). Ya, mungkin semacam sarung-sarung yang dikenakan oleh orang bali. Cara-cara pemakaiannyapun, ada tata caranya yang telah ditulis dengan jelas ditempat ruang pemakaian sarung. Kenapa diwajibkan mengenakan sarung ini?? Karena kompleks candi ini (Candi Prambanan), adalah tempat beribadah. Jadi, kita harus menghormati tempat ini, dan berlaku sopan. Begitu penuturan dari sopir yang mengantar kami ke Situs Ratu Boko. Ini tidak hanya di Candi Prambanan, di Candi Borobudur-pun, aturan ini telah diberlakukan juga. Berhubung, kondisi hujan waktu itu, maka kami tidak berkesempatan untuk mengenakannya. Tidak diketahui dengan pasti alasannya. Mungkin saja, takutnya sarung-sarung itu nanti basah. Yang pasti, kami langsung dipersilahkan memasuki kompleks Candi. Padahal, saya ingin sekali mengenakannya…

IMAG0622

Sebelum memasuki area Candi, mata kita akan tertuju pada beberapa papan informasi. Isinya informasi-informasi mengenai keadaan Candi-candi, setelah gempa yang mengguncang Yogyakarta tanggal 27 Mei 2006 lalu. Beberapa Candi memang ada yang runtuh, dan bahkan retak. Seperti Candi Shiva misalnya, ada bagian yang retak, Candi Brahma dan Candi Vishnu, ada bagian-bagian yang runtuh. Oleh karenanya, setelahnya dilakukan pemugaran-pemugaran. Bahkan hingga saat ini untuk Shiva Temple, masih berpagar, dan untuk memasukinya diharuskan mengenakan helm. Tetapi, pada dasarnya, dari keterangan yang ada, Candi Shiva ini telah stabil, hanya untuk berjaga-jaga dari hal-hal yang tak diinginkan, maka bagi yang ingin masuk kedalamnya diharuskan mengenakan helm.

IMAG0623

Pertama-tama memasuki area Candi, kami masuk dari sebuah pintu depan, yang langsung disambut oleh Candi Kelir. Kalau diperhatikan dengan seksama ketika berkeliling area Candi ini, letak Candi Kelir ini selalu berada didepan pintu-pintu masuk, entah dari pintu depan ini, samping, ataupun pintu masuk belakang. Kalau saya ingat-ingat kembali dari hasil study tour saya, kurang lebih sepuluh tahun lalu, Candi Kelir ini mempunyai fungsi sebagai penolak balak. Maka tak heran bila kita akan selalu menjumpai Candi Kelir ini di setiap pintu masuk area Candi. Kalau diperhatikan pintu masuk area Candi ini ada empat, maka Candi Kelir ada empat juga.

IMAG0624

Selanjutnya ada Candi Patok. Setelah kami amat-amati, Candi Patok ini tempatnya selalu dikanan kiri Candi Kelir, atau lebih tepatnya ada disetiap sudut area Candi Prambanan. Kalau dihitung-hitung, karena area sacral ini, berbentuk bujur sangkar, dengan mempunyai empat sudut, maka dapat dipastikan Candi Patok ini ada empat buah juga. Kalau kawan sekalian tidak yakin, silahkan dilihat dan hitung sendiri berapa jumlah Candi Patok-nya. Saya dan suami sudah melihat dan menghitungnya.

IMAG0626

Mulai bergerak dari Candi Kelir, yang letaknya ada dipintu masuk, lalu bergerak keselatan ada Candi Patok, bergerak lagi kearah utara (melewati Candi Kelir tadi), maka akan kita temukan berturut-turut, Candi Angsa, Candi Nandi, dan Candi Garuda. Dipojok utara, ada Candi Patok. Kalau melihat nama-nama Candi yang berurut-urut, mulai dari Candi Angsa, Candi Nandi, dan Candi Garuda, ini jelas-jelas kendaraan para Dewa. Candi Angsa, kendaraan Dewa Brahma (Dewa pencipta), Candi Nandi kendaraan Dewa Shiva (Dewa Perusak), dan yang terakhir Candi Garuda kendaraan Dewa Vishnu (Dewa Pemelihara). Kalau saya sebut Candi Kendaraan Dewa tepat tidak?? Bila kawan sekalian punya nama yang tepat, bisa menambahkan.

IMAG0632

Sebenarnya saya dan suami ignin sekali masuk kedalam masing-masing Candi Kendaraan Dewa ini. Tetapi, kami harus menyimpan kecewa, karena kami tak bisa memasukinya. Ini dikarenakan berbarengan dengan study tour anak-anak SMA. Kalau anak-anak SMA jaman sekarang, study tour ya begini ini, serasa candi-candi ini punyanya sendiri. Terus dipakai ajang untuk berfoto ria, memenuhi tangga-tangga candi untuk bergaya dalam foto, dan juga duduk-duduk ditangga-tangga candi serasa di café…tanpa mempedulikan orang lain yang akan masuk kedalam candi-candi ini. Sungguh…memilukan, bukannya object-nya yang difoto, malah diri sendiri yang sibuk berfoto. Hal yang membuat kesabaran saya habis, adalah ketika kami diminta untuk menuggu dua orang yang akan berfoto diatas tangga Candi Angsa. Ditunggu-tunggu fotonya tidak selesai-selesai, akhirnya kami memilih berlalu saja. Kapan kami masuk candinya, kalau fotonya tidak segera selesai.

IMAG0634

Kembali lagi dengan cerita candi. Setelah sampai di Candi Garuda, disampingnya kami lihat ada Candi Apit. Candi Apit ini ada dua, satu disebelah utara, yang disamping Candi Garuda ini, yang satu lagi disebelah selatan didekat Candi Angsa tadi. Kalau diperhatikan, Candi Apit ini berhadap-hadapan antara yang satu dengan yang lainnya. Kalau dilihat dengan seksama posisinya, Candi Apit ini posisinya ada diantara Candi-candi kendaraan dewa, dan Candi tiga dewa (Trimurti), Vishnu, Shiva, dan Brahma.

IMAG0613

Melanjutkan kembali melihat maha karya yang mempesona ini, kami beralih ke Candi yang berada disebelah Candi Apit sebelah utara. Berjajar dari utara ke selatan, berturut-turut dan bergantian kami melihat Candi Vishnu, Candi Shiva, dan Candi Brahma. Ini artinya, Candi Vishnu berada diutara, sementara Candi Brahma ada diselatan. Dan Candi Shiva ada ditengah-tengah, yang merupakan Candi Utama. Dan kamipun melihatnya lebih dekat satu persatu. Kalau banyak orang bilang Candi Shiva inilah yang disebut-sebut sebagai Candi Roro Jonggrang, yang melegenda itu. Tentu kawan sekalian telah tahu dengan legenda seribu candi itu.

IMAG0618

Setelah berkunjung ke Situs Ratu Boko sebelumnya, dari sana kami tahu, bahwa Situs Ratu Boko adalah sebuah istana raja. Dimana rajanya adalah Ratu Boko (Raja Bangau), yang merupakan ayah dari Roro Jonggrang. Sementara Roro Jonggrang sendiri dikisahkan adalah seorang putri raja, raja yang membangun istana diperbukitan, Ratu Boko. Jelas bukan…bahwa ini merupakan sejarah yang memang saling terkait antara satu dengan yang lainnya.

IMAG0638

Hal yang terjadi selanjutnya, kami harus katakan, lagi-lagi kami tidak bisa memasuki tiga candi yang merupakan Trimurti ini. Kami harus puas dengan hanya mengambil gambar dari luar saja. Karena seperti yang telah saya jelaskan diatas. Hanya di Candi Brahma saja, suami bisa memaksa masuk kedalam bilik/ ruang candi ini, dan mengambil gambar arca dewa Brahma. Sementara arca-arca yang lain tidak bisa kami ambil gambarnya. Seperti dicandi utama, atau Candi Shiva, ada arca Roro Jonggrang yang berada diruang sebelah utara, arca Ganesha diruang barat, dan arca seorang resi (saya lupa namanya), yang berada diruang selatan. Begitupun dengan arca dewa Vishnu, yang ada didalam ruang Candi Vishnu.

IMAG0614

Setelah melihat semua candi yang ada di kompleks Candi Prambanan ini, kami mencoba berkeliling dipintu-pintu masuk yang lainnya, dan melihat candi-candi ini dari sisi yang berbeda. Setelah sampai disebuah pintu masuk, yang kalau ditarik garis lurus, ini segaris dengan pintu masuk utama area candi, tepatnya berada didepan Candi Shiva (bagian barat), saya dan suami bertanya-tanya, mungkinkah dijaman dahulu kala, pintu utama masuk kawasan sakral ini ada disebelah sini (tempat kami berdiri) ?? Karena melihat kebawah (melalui pintu sisi barat ini), tanahnya curam kebawah dan ada sebentuk tangga-tangga yang runtuh. Mengingat candi-candi diidentikkan dibangun ditempat yang tinggi, dengan tujuan semakin tinggi tempat beribadah, maka diharapkan semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Akhirnya kami harus mengakhiri perjalanan. Sambil menjinjing sandal, sayapun harus melewati tanah berpasir dan berbatu-batu, untuk keluar kompleks candi Prambanan, melalui pintu utara. Karena sebagian kompleks candi tergenang air, jadi lebih baik tak usah memakai sandal. Payung sudah tak berguna lagi. Hujan yang sedari tadi mengguyur, kadang deras, kadang lembut, sudah tak terasa lagi. Bukankah hujan adalah sebuah berkah?? Maka tak ada yang perlu dikhawatirkan. Ini (Candi Prambanan) adalah rumahnya dewa, jadi air ini adalah air suci dari khayangan.

Setelah keluar dari area utama melalui pintu utara, kamipun masih melihat pesona Candi Prambanan. Dan tak lupa juga kami mengamati reruntuhan candi-candi kecil (Candi Perwara) yang ada disekitar Candi Prambanan. Melihat reruntuhan Candi Perwara ini, suami seketika bilang, bahwa candi-candi kecil ini (Candi Perwara), adalah sebentuk candi yang bentuknya bongkar pasang, ini dilihat dari bentuk-bentuk batuannya. Dan setelah mengamatinya, sayapun sependapat dengan suami. Kalau candi-candi kecil ini memang bongkar pasang, seperti permainan lego. Ya ini hanyalah sebuah sisi pandang dari kami, yang lebih tahu tentunya para arkeolog.

Puas melihat pesona Candi Prambanan dengan basah-basahan (kehujanan). Kami melanjutkan untuk keluar dari kompleks Candi, kearah penjual makanan tentunya. Karena perut sudah keroncongan, siang belum makan. Sebelum benar-benar keluar kompleks, saya sempatkan untuk memanggil rusa tutul, yang ada dibalik jeruji besi hijau. Di Candi Prambanan ada rusanya?? Benar sekali, banyak rusa tutul. Lebih banyak dari yang ada di Situs Ratu Boko. Kalau di Situs Ratu Boko, saya tak berhasil memanggil rusa untuk mendekat, kali ini saya berhasil memanggil rusa untuk mendekat kearah kami. Wah..senang sekali rasanya bisa mengelus kepala rusa tutul. Selain ada rusa tutul, disebelah pagar batas rusa tutul, ada kasuari juga. Entah ada berapa jumlah kasuarinya, waktu itu yang kami lihat hanya satu.

Setelah makan gado-gado dan soto, kamipun beranjak ketempat souvenir. Setelah itu dengan menumpang becak motor menuju shelter trans jogja, dengan ongkos Rp 15.000;, kamipun harus melangkahkan kaki meninggalkan maha karya yang tak ternilai, yang masih menyimpan pesona dalam guyuran air khayangan.

Catatan :

  • Semua gambar/ photo dalam tulisan/ artikel ini adalah dokumentasi pribadi/ milik pribadi, Acik Mdy/ Acik Mardhiyanti
  • Dilarang meng-copy paste tulisan/ artikel ini, tanpa menyertakan sumbernya, atau link tulisannya, blog/ nama dari penulisnya, Yaitu saya, Acik Mdy/ Acik Mardhiyanti

No comments:

Post a Comment

After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...