Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Demi mengisi hari libur nasional (Singapura), 1 may 2013, kemarin hari rabu. Kami berembug (musyawarah), kira-kira mau kemana liburan nasional kali ini. Saya inginnya sih ke pasar malam yang ada di Jurong East. Sementara suami mengajak ke Chinese garden. Setelah beberapa saat, ya saya setuju saja ke Chinese Garden, asal tempatnya tak jauh. Dengan pertimbangan, sudah setahun tinggal di Bukit Batok, tapi kok belum pernah ya ke Chinese Garden?? Ada apa si di sana (Chinese Garden)??
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Siang itu setelah makan siang yang telat, kamipun menuju halte terdekat. Untuk menuju kearah Chinese Garden, bisa menggunakan bus dengan nomer 66. Kalaupun ingin menggunakan MRT juga bisa, tapi harus kestasiun MRT dulu. Masalahnya, stasiun MRT nya lebih jauh ketimbang dengan halte bus. Perjalanan menuju Chinese Garden, hanya butuh beberapa menit saja dari tempat tinggal kami ini. Hanya melewati empat halte saja kami sudah berada di Chinese Garden. Eits, tunggu dulu, ternyata tidak langsung turun sampai ketempat tujuan. Karena untuk menuju kesana, kami harus berjalan kaki lagi, yang kalau diperkirakan lumayan jauh. Berhubung, pemandangan sekitar sangat sejuk (banyak pohon dan perdu, aliran sungai, serta danau), tak terasa maka kamipun sudah sampai ditempat yang dituju. Inilah…Chinese Garden di Singapura….
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Saya sudah tidak heran lagi ketika memasuki pintu gerbang Chinese Garden harus melewati jembatan yang berwarna merah, yang diujung jembatan ada patung singanya. Kenapa?? Ya, ini tandanya memang yang namanya Chinese Garden, pasti pernak-pernik yang ada didalamnya berhubungan/ identik dengan khas-khasnya orang cina, seperti warna merah ini. Jembatan ini terbuat dari kayu, dengan alas dasar berwarna cokelat kayu, warna asli kayunya, dan berwarna merah dipembatas pinggirnya. Dikanan-kiri jembatan, mata kita hanya akan disuguhi pemandangan air (danau) dan pepohonan, juga ikan-ikan yang ada didalam air. Setelah sampai diujung jembatan, kita akan disambut oleh dua singa. Jangan takut, itu hanya patung singa yang mengucapkan selamat datang….Dan ada sebuah ban lengkap dengan tali penarik yang menggantung, yang bisa dipakai untuk menolong orang, apabila ada yang tercebur keair.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Sebelum memasuki pintu gerbang (yang ada disebelah timur), disebelah kanan ada penjual makanan kecil dan minuman. Bagi yang ingin membawa makanan dan minuman kedalam dan lupa tak membawanya, bisa membelinya disini. Saya dan suamipun tak membawa makanan kecil dan minuman, tapi kami tidak juga berminat membeli makanan dan minuman untuk dibawa masuk. Perkiraan, didalam pasti ada juga yang menjual minuman. Setelah itu, kamipun memasuki pintu gerbangnya dengan gratis…Ya, untuk memasuki Chinese Garden, kita tidak perlu membeli tiket. Jadi ini wisata gratis?? Yup, benar sekali…wisata gratis yang pasti akan mengesankan dan takkan mengecewakan!
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Berhadapan langsung dengan pintu gerbang ini, kami langsung dihadapkan dengan sebuah peta. Waduh…kok luas sekali ya ternyata?! Ya, Chinese Garden ini terkoneksi dengan Japanese Garden. Ambil arah kanan, maka kami akan menuju Chinese Garden, ambil kearah kiri, kami akan menuju ke Japanese Garden. Melihat peta Chinese Garden nya saja sudah begitu luas untuk dijelajahi, pasti waktunya tidak cukup. Dipeta ini kami tahu jam berapa garden ini buka dan tutup. Kalau Chinese Garden, buka jam 6 pagi tutup jam 11 malam. Japanese Garden, buka jam 6 pagi tutup jam 7 malam. Karena sedari awal, niat kami datang untuk menyambangi Chinese Garden, maka saya dan suamipun memilih kearah yang menuju Chinese Garden, kearah kanan dari peta. Bila waktunya cukup, ya, ke Japanese Garden, kalau tidak cukup waktunya, ya lain kali datang lagi tapi focus ke Japanese Garden.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Berjalan kearah kanan, tak jauh dari peta, telah berdiri dengan megah dan indah sebuah bangunan pagoda nan tinggi menjulang (high rises pagoda). Menurut saya bangunannya memang khas sekali dan memang indah. Karena tingginya pagoda itu, kamipun urung untuk melangkah naik hingga kelantai tujuh. Mengingat luasnya Chinese Garden, dan ada banyak tempat yang hendak kami sambangi, jadi tidak ingin terasa lelah duluan. Memang boleh masuk dan naik keatas ya?? Tentu saja boleh, tanpa dipungut biaya apapun. Semua pengunjung boleh masuk dan naik ke pagoda. Pagoda tinggi ini, tentu saja bernuansa warna merah menyala pada atapnya, berelif indah menawan. Itu rerif dipagodanya kalau saya bilang seperti motif batiknya Singapura. Hewan-hewan simbol shio juga menghiasi pagoda tinggi ini. Patung ayam kecil misalnya, menghias disetiap sudut pada atap pagoda. Untuk dilantai atas selanjutnya, saya kurang tahu apakah patung ayam ini masih menghiasi sudut atap pagoda, ataukah berganti dengan simbol shio yang lainnya, karena kami tidak masuk dan naik kelantai atas pagoda. Tapi kalau saya kira-kira, sepertinya sama, masih patung ayam yang menghias disetiap ujung atapnya. Sementara, disekeliling pagoda, tampak taman yang ditata rapi. Tanam-tanaman ditata sedemikian rupa, hingga menambah kesejukkan mata memandang sekeliling. Bunga asoka, bunga kamboja, ikut menghiasi keindahan taman disekitar pagoda.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Lanjut terus menyusuri arah kanan, kami menemukan delapan orang pahlawan, ya sang heroes dari daratan Cina. Mereka ini dalam bentuk patung-patung yang menjulang dan gagah ditengah-tengah tanaman bunga asoka yang berwarna-warni bak pelangi. Yang pertama kami jumpai adalah Lin Zexu. Siapakah dia?? Saya juga baru tahu setelah ke Chinese Garden ini. Dari keterangan yang ada di bawah patungnya itu kami mengetahui, bahwa ia lahir dimasa Dinasti Qing. Ia adalah seorang court official, yang melarang impor opium, dan menyita serta memusnahkannya (opium). Selanjutnya ada Zheng He. Hidup semasa Dinasti Ming. Seorang navigator dan telah berkunjung tujuh kali ke Asia selatan-timur. Hebat kan?? Ketiga, ada Wen Tianxiang, hidup semasa Dinasti Sung bagian selatan. Wen Tianxiang, seorang pahlawan pemberani dimedan perang. Ketika ditangkap, Wen Tianxiang menulis lagu dan puisi. Nah, inilah hero selanjutnya, sang jenderal favorit saya, Hua Mulan…Suami saya sempat terkejut, karena dalam pikiran suami saya, Hua Mulan hanyalah cerita fiksi sebuah film. Tak pernah berpikir bahwa itu adalah legenda dan kisah nyata sang heroic dari daratan Cina. Tapi ternyata…sebuah legenda yang nyata dari daratan Cina. Saya sendiri pernah melihat filmnya versi kartun yang dibuat oleh Disney, yang berjudul Mulan. Versi film mandarinnya juga sudah menontonnya. Siapa kah Hua Mulan?? Hua Mulan lahir di Shang Qui, diakhir Dinasti Wei sebelah utara. Legendanya sama seperti di filmnya, Hua Mulan menyamar sebagai seorang pria untuk bergabung dengan tentara, untuk menggantikan ayahnya. Hua Mulan memperlihatkan sebuah persamaan derajat antara wanita dan pria. Ooo seorang Kartini dari daratan Cina?? Barangkali bisa begitu. Kelima ada Yue Fei, yang seorang jenderal juga. Jenderal semasa Dinasti Sung bagian selatan. Ia terlahir dari keluarga miskin. Sebelum berangkat kemedan perang, ibunya mentatoo punggungnya dengan “jin zhong bao guo”. Maksudnya agar Yue Fei melayani/ melindungi tanah kelahirannya dengan setia. Lanjut ke sang pahlawan berikutnya, ada Guan Yu. Guan Yu juga adalah seorang jenderal, jenderal Shu Han dari era tiga kerajaan. Dia dihormati sebagai Guan Gong karena menjadi “immortal tales”. Yang ke tujuh ada Qu Yuan. Siapa Qu Yuan ini?? Lahir di Negara bagian Chu selama periode perang. Dia adalah seorang konselor. Ketika negeranya (Chu) diambang kehancuran, Qu Yuan, menenggelamkan diri di sungai Mi-Lo sebagai bentuk loyalitasnya. Kini, orang-orang makan nasi dumpling dan balap perahu naga untuk mengenang kematiannya. Yang terakhir..adalah..Confucius. Siapakah dia?? Dilahirkan dinegara bagian Lu. Dia adalah seorang filosofis dan pendidik. Ajarannya adalah kemanusiaan, dan kepatutan, yang ditulis didalam “Analect”. Kalau saya pernah lihat filmnya, ajarannya itu ditulis dalam rangkaian bamboo selayaknya sebuah buku.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Selesai bertemu dengan pahlawan-pahlawan dari daratan Cina, kamipun melanjutkan perjalanan dengan terus menyisir arah kanan yang telah ditunjukkan oleh si peta tadi. Nah sampailah di sebuah toilet yang unik dank has berwarna merah. Uniknya untuk toilet pria diberi petunjuk gambar kaisar. Sementara untuk toilet wanita diberi petunjuk dengan gambar sang ratu. Semuanya benar-benar identik dengan Cina nih?? Ya iya pastinya, namanya juga Chinese Garden…
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Tak jauh dari toilet yang unik tadi. Kini giliran tiba disebuah pagoda. Pagoda lagi?? Yup, benar sekali pagoda lagi. Kali ini kami sampai pada Twin Pagoda. Pagoda kembar ini bentuknya tak jauh beda dengan pagoda tingggi tadi. Berwarna merah pada atapnya, berhiaskan patung ayam disetiap sudut atapnya. Hanya lebih pendek, tiga tingkat saja. Pagoda kembar ini sangat menarik lhoo..Apa yang menarik dari si pagoda kembar ini?? Letaknya, satu pagoda ada dipinggir danau, yang satu lagi dibangun agak menjorok kedanau. Kita bisa melihat banyak ikan disekitar pagoda kembar ini. Ikannya besar-besar, dan tampak oleh mata bila melihatnya. Selain ikan, ada juga banyak keong disini. Karena begitu banyaknya hingga kitapun bisa melihat telur keong yang menempel disela-sela kaki pagoda. Pemandangannyapun tak kalah menarik, apabila kita naik keatas pagoda hingga kelantai tiga. wow…Serasa dinegeri para dewa.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Beralih ketempat yang lain, kali ini saya tertarik dengan sesuatu yang dipasang didinding semacam pagar. Saya tertarik apa sih yang ada disana. Dari kejauhan nampak seperti gambar-gambar biasa. Tetapi begitu mendekat, ternyata yang menempel didinding itu adalah material sisa-sisa. Seperti pipa, plastic, sendok, garpu, pecahan-pecahan kaca, pipet (sedotan). Ya, itulah material sisa-sisa yang dimanfaatkan untuk membentuk sebuah karya seni, yaitu hewan-hewan zodiac.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Selesai mengamati karya seni material sisa, kamipun menuju sebuah museum untuk bertemu master Oogway (si kura-kura yang ada di film Kung Fu Panda). Saya sebut master Oogway, karena anak-anak pada berteriak memanggil “Oogway….” pada si kura-kura. Memang ada ya museum kura-kura?? Tentu saja ada, yang telah mendapat pengakuan dari Guinness World Record, karena mempunyai koleksi terbesar (kura-kura), sekitar 3.456 koleksinya. Wah…banyak sekali ya...Yuk kita lihat ada kura-kura apa saja didalam museum kura-kura yang ada di Chinese Garden ini.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Untuk memasuki museum master Oogway ini ternyata harus membeli tiket, kawan. Tapi…jangan takut dengan harga tiket ini. Kemarin itu saya dan suami beli dua tiket hanya mengeluarkan uang $S 10 saja. Jadi perorang tiketnya $S 5. Murah kan?? Ditempat pembelian tiket ini, kita juga bisa membeli kangkung seharga $S 2. Buat apa kangkung?? Untuk memberi makan kura-kura yang ada didalam. Asik kan…ini masuk museum kura-kura apa masuk kebun binatang ya??
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Memasuki museum ini, langsung kita akan disambut oleh tiga deret ponds disebelah kanan pintu masuk. Disana ada Asian Soft Shelled Turtle, Alligator Snapping Turtle, dan African Tortoises. Dan peringatan, jangan coba-coba untuk mendekat ke Alligator Snapping, karena..sekali gigit tulang bisa remuk. Sayapun tak berani untuk mendekat, hanya melihat dari jauh. Karena saya sendiri lihat saja sudah takut, mirip buaya. Saat sedang asik melihat-lihat tiga ponds itu, tiba-tiba saja diikuti oleh kura-kura yang terlepas. Eh tunggu dulu ini kura-kura melarikan diri dari kandangnya atau memang sengaja dilepas ya?? Ternyata ini nih gunanya membeli kangkung, untuk memberi makan kura-kura darat ini. Banyak pengunjung yang menyukai moment ini. Moment langka dan seru, seru karena bisa dikejar-kejar kura-kura kalau kita tidak memberinya makan. Selain membeli kangkung seikat dengan harga $S 2, saya dan suami juga membeli makanan kura-kura yang telah diplastik rapi dan dihargai $S 1 saja. Kami membelinya setelah berada didalam museum, ditengah-tengah kolam yang telah dipenuhi oleh kura-kura. Untuk membeli makanan yang telah dipack ini, kita tinggal memasukkan koin $S1 kedalam kotak, dan tinggal mengambil pack makanan kura-kura sesuai harga, didalam sebuah wadah yang ada disebelah kotak koin tadi. Selanjutnya…nikmatilah sensasi memberi makan kura-kura yang jumlahnya mungkin mencapai ratusanan!
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Didalam museum kura-kura ini, banyak ponds yang diisi oleh jenis-jenis kura-kura. Selain tiga jenis kura-kura yang saya sebutkan diatas, diponds yang lain ada Malaysian Giant Turtle, juga ada Asian Brown Tortoise. Kura-kura yang berada diakuariumpun banyak jenisnya. Beberapa diantaranya, Leaf Turtle, Pig Noise Turtle, Indian Star Tortoise, Burmese Peacock Turtle, Yellow Spotted Amazon River Turtle, Snake-necked Turtle, Matamata, Red-Footed Tortoise, Golden Temple Turtle, dll.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Museum ini tidaklah besar, namun kami sangat puas berada didalam museum master Oogway ini. Selain bisa dekat dengan kura-kura yang belum pernah sekalipun memegang cangkangnya sebelumnya, kami juga jadi tahu banyak jenis kura-kura yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Karena sebelumnya yang saya tahu hanya penyu hijau, dan jenis belimbing saja. Setelah masuk museum ini, paling tidak saya bisa tahu banyak lagi jenisnya. Sangat menarik dan sangat memberikan banyak pengetahuan. Dimuseum ini, disediakan juga tempat untuk kura-kura bertelur. Saat melewatinya kami tak melihat telur-telur itu. Atau mungkin saja kami yang tak memperhatikan. Karena spot itu (tempat untuk bertelur), tempatnya dibuat berbatu-batu, dan diberi gua-gua buatan . Yang pasti seru dan asik masuk kemuseum kura-kura.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Puas melihat kura-kura, agenda selanjutnya adalah mencari penjual minuman. Tepat seperti tebakan semula, didalam pasti ada yang jual minuman. Nah tempatnya ada dimuseum kura-kura ini. Sambil beristirahat sebentar, duduk-duduk dan minum, kami menuju sebuah tempat yang diberi nama “Fishes paradise”. Sebentuk kolam ikan yang lumayan besar, dengan dikelilingi bangunan khas tiongkok. Ikannya pasti ikan koi, mulai dari yang kecil hingga yang besar ada disini. Sungguh pemandangan yang menentramkan. Bila ingin memberi makan ikan-ikan ini boleh saja tapi jangan sembarangan. Kita sebagai pengunjung boleh memberi makannya (ikan), dengan ikut bergabung dengan pengelola saat memberi makan, yaitu jam 1 siang sampai jam 1.30 siang.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Dibelakang bangunan museum kura-kura ini, kita bisa melihat tanaman padi juga. Ya, dengan melewati batu-batuan yang unik, yang ada disamping bangunan museum kura-kura, kami langsung menuju sebuah tempat yang ada tanaman padinya. Wah beruntung sekali saat kami datang, itu padinya sepertinya sudah mau panen. Ah, mungkin pemandangan biasa buat kawan-kawan sekalian. Tetapi buat saya pribadi, sudah lama sekali tidak melihat sawah-sawah dengan padi-padi yang menguning. Indah sekali…serasa didesa.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Di Chinese Garden ini, ada sebuah tempat yang bernama Garden of Fragrance. Melihat papan pemberitahuan itu saya agak bingung, apanya yang wangi ya?? Setelah beberapa saat memasuki garden itu, hidung saya mulai mencium bau harum seperti bunga melati. Dari manakah asal bau harum itu?? Ternyata bau harum itu berasal dari bunga-bunga yang ada disekitar taman itu. Saya sudah sering melihat tanaman ini ditaman tempat tinggal kami. Memang kalau sedang berbunga baunya luar biasa wangi. Saya tidak tahu apa nama tanaman bunga ini, kalau saya boleh katakan inilah melatinya Singapura. Nah di Garden of Fragrance ini, jelas tercium bau wangi, karena disitu ditanam banyak bunga-bunga ini.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Sebenarnya kami ini sangat ingin melihat Bonsai Garden. Namum, setelah sampai ditempat, ternyata Bonsai Garden sudah tutup, pintu gerbangnya sudah terkunci rapat. Ya, mungkin karena hari sudah sore, jadi tutup Bonsai Garden. Kecewa?? Iya pasti, karena dilihat dari luar terlihat berbagai macam bonsai-bonsai yang indah. Ya, harap maklum, saya ini suka dengan tanaman, jadi sangat tertarik dengan Bonsai Garden. Tetapi rasa kecewa ini, terobati dengan melihat sekilas Bambu Garden.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Perjalanan kami di Chinese Garden berlanjut dengan menyeberangi danau dengan melewati batu-batuan yang memang sengaja disusun sebagai sebuah jembatan. Ya, serasa berada disungai. Ditempat ini banyak terlihat ikan-ikan yang sangat besar sekali. Kalau ingin melihatnya, tebarkan saya remahan kue. Kebetulan saat itu ada pengunjung yang menebar remahan kue, jadi kami bisa melihat ikan-ikan yang besar itu. Selain itu, saya juga bisa melihat telur-telur keong lebih dekat. Wah…telur-telur keong ini mengingatkan akan hobi saya dulu sewaktu masih tinggal dirumah orangtua, yaitu memelihara keong-keong didalam sebuah kolam mungil.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Perjalanan kami di Chinese Garden ini, berakhir di sebuah tempat yang bernama “Garden of Abundance”. Ini garden apa ya?? Didalam Garden Abundance ini, kita bisa menemukan shio kita masing-masing. Ya, kata gampangnya, ini adalah sebuah taman shio. Patung hewan shio ada disini, ayam, naga, harimau, tikus, kuda, monyet, kelinci, lembu, kambing, ular, babi dan anjing. Masing-masing dari patung hewan shio ini dilengkapi dengan keterangan tahun-tahun kelahiran beserta karakter-karakter dari masing-masing shio. Nah, silahkan cari yang mana shio punya kita dan baca karakter diri kita. Sama atau tidak ya antara karakter shio dengan karakter kita??
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Inilah cerita perjalanan kami di Chinese Garden Singapura dalam rangka mengisi hari libur nasional (1 May 2013). Bila kawan sekalian ada yang ingin berkunjung/ berlibur ke Singapura, coba saja datang ke Chinese Garden. Karena menurut hemat saya, wisata ini murah meriah, tanpa membayar tiket masuk yang mahal, tetapi kita akan dipuaskan dengan keindahan yang ada didalamnya.
Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Catatan :
- Semua gambar/ photo dalam tulisan/ artikel ini adalah dokumentasi pribadi/ milik pribadi, Acik Mdy/ Acik Mardhiyanti
- Dilarang meng-copy paste tulisan/ artikel ini, juga semua gambar/ photo didalamnya tanpa menyertakan sumbernya, link tulisan/ artikelnya, blog juga nama penulisnya, yaitu saya, Acik Mdy/ Acik Mardhiyanti
No comments:
Post a Comment