Sasa Hengkang Dari Singapura, Apa yang Terjadi?

Sasa? Merk bumbu penyedap masakan yang banyak dijual di Indonesia itu bukan sih? Jawabannya adalah bukan. Lantas Sasa itu apa dan kenapa bisa hengkang dari Singapura? Mungkin banyak diantara kawan Indonesia bertanya dan belum tahu Sasa itu apa. Dalam artikel ini penulis ingin membahas tentang Sasa yang hengkang dengan menutup 22 tokonya. Yup, artikel ini adalah artikel terkait bisnis. Saya ingin membahasnya dari sudut pandang saya apa yang terjadi dengan Sasa sehingga ia harus menutup tokonya di Singapura.

Bagi kawan sekalian yang belum tahu apa itu Sasa, maka saya akan beri penjelsan sedikit bahwa Sasa itu adalah toko kosmetik yang asalnya dari Hongkong. Yang dijual bermacam-macam produk yang terkait dengan produk kosmetik/ kecantikan. Kebetulan salah satu tokonya ada disalah satu mall dekat dengan tempat tinggal kami. Saya bukan penggemar kosmetik sih, tapi beberapa kali penulis sudah pernah mengunjungi toko Sasa dan membeli satu-dua item. Dan toko Sasa ini masih terhitung belum lama masuk pasar Singapura, malah terhitung toko baru didalam mall dekat tempat tinggal kami yaitu Ang Mo Kio Hub. Kenapa bisa tutup ya, apa yang terjadi pada Sasa sehingga harus merumahkan 170 pekerjanya?

Bila dilihat memang Singapura ini adalah negara maju yang pastinya para wanita di Singapura suka memakai kosmetik dan tidak segan untuk berbelanja kosmetik. Maksudnya kosmetik sudah menjadi kebutuhan harian yang bisa dipastikan bakal akan laris manis bila jualan kosmetik. Tetapi setelah memasuki pasar kok ternyata tidak bisa laris? Apa yang terjadi? Ini menurut saya, kurang adanya analisis pasar. Sebelum memasuki sebuah pasar ada baiknya para pelaku bisnis melakukan research bagaimana pasar yang akan dimasuki sebelum memulai bisnis. Kenapa? Karena dalam kenyataannya sudah berjibun alias sudah banyak toko kosmetik di Singapura. Artinya apa? Artinya saingan sudah banyak. Sudah banyak toko yang menjual barang kosmetik. 

Memasuki pasar baru dengan menjual barang yang sudah banyak dijual pasti akan menemui banyak kendala/ kesulitan, bukan? Lah terus apa yang harus dilakukan agar tetap bisa memasuki pasar baru dan tetap bisa menjual barang yang sama dipasaran? Jawabannya adalah kita harus unik dari yang lain, beda dengan yang lain. Contoh gampangnya mau jualan bakso ditempat yang sudah banyak penjual baksonya? huh... strateginya adalah menjual bakso yang berbeda dengan lainnya, misal bakso isi keju, bakso isi udang, bakso isi broccoli, dll.. Artinya kita dituntut untuk kreatif dan inovatif, kalau bisa menjual sesuatu yang malah belum ada dipasaran. Jenis usahanya sama tetapi menjual barang yang unik beda dengan lainnya.

Dari beberapa kali kunjungan ke toko Sasa, kalau saya lihat barang kosmetik yang dijual ya barang kosmetik yang bisa didapat ditoko lainnya juga. Menurut saya ya biasa saja tidak ada yang unik dan istimewa dari toko ini. Saya sebagai konsumen mampir ketoko Sasa ya hanya kebetulan saja mampir sebentar, bukan karena saya niat sekali pergi dan membeli produk/ item tertentu yang hanya bisa dibeli disitu. Karena item/produk yang saya beli banyak dijual ditoko lain. Hanya kebetulan saja lewat dan sekalian beli. Jadi saya ya hanya konsumen dadakan saja, bukan konsumen tetap.

Dari pengalaman penulis, ini pengalaman saya lhoo yah, sales girl-nya ngeribetin dan saya tidak suka kalau beli-beli sedang memilih produk dirusuhi. Kalau istilahnya tuh "pushy", ada calon konsumen datang langsung ditawari ini itu bla..bla... Saya kesal dan sangat tidak suka. Kenapa? Karena saya itu datang membeli sesuatu dan sudah tahu apa yang hendak dibeli. Pas giliran saya butuh bantuan dan minta tolong untuk mengambilkan satu barang, eee... sales girl-nya tidak ada yang respon, 1 menit dua menit, sampai 10 menit saya nunggu dan berusaha mengambil barang yang hendak dibeli. Dengan pengalaman begini sih saya sebagai konsumen lebih baik membeli dari toko biasanya. Malah ditoko langganan tidak pernah diribeti oleh sale-girl-nya. Apakah calon konsumen yang lain merasakan pengalaman yang sama dengan saya? Ya mungkin saja ada yang memiliki pengalaman yang sama dengan penulis berhubung setiap kali lewat toko Sasa ini selalu sepi pengunjung. 

Saya tidak tahu bagaimana strategi bisnis Sasa, tetapi seandainya Sasa menjual produk kosmetik yang berbeda dan unik, mungkin malah akan menemukan pelanggan/ konsumen baru dan bahkan bisa jadi konsumen tetap yang pada akhirnya menghasilkan keuntungan dan bisa terus berjalan bisnisnya. Kalau ada istilah bilang, "If you want to reach everyone, by the end you are never reach anyone". Dan istilah ini benar dalam dunia usaha/ bisnis. Kita melihat bisnis kosmetik lain laris dan bagus, tetapi tentu saja tidak bisa menerapkan hal sama dengan bisnis yang kita dijalani. Inilah pentingnya positioning dalam dunia usaha/ bisnis. Kita harus bisa menempatkan atau memposisikan usaha/ bisnis kita. Bagaimana caranya? Caranya bisa dengan memasuki celah pasar misalnya, kosmetik yang unik dan khusus contohnya perawatan untuk kulit sensitif. Bila dipersentasikan pasti sedikit misal hanya 20 persen saja, tapi...kalau bisa menggaet 20 persen market ini apa tidak menguntungkan? Tidak usah jauh-jauh, penulis salah satu pelanggan tetap produk kulit sensitif dimana selalu membeli produk yang sama ditoko yang sama dan terus-menerus. Dan saya itu belinya online karena produk yang saya butuhkan tidak ada dijual ditoko-toko kosmetik manapun. Dari situ saya tahu banyak konsumen yang mencari produk perawatan kulit sensitif asal USA. Kok bisa tahu? Lah kadang kalau pesan saya itu harus nunggu penjual kulak dulu, artinya stock habis pembeli banyak.

Ngomong-ngomong toko online, "welcome to the digital world!". Sekarang sudah jaman dan eranya digital dimana para pelaku bisnis sudah saatnya menuju digital marketing bukan marketing tradisional/ konvensional. Aktif di platform-platform yang ada, artinya apa? Artinya aktif didunia digital untuk menyampaikan message pada customers, misal update produk terbaru atau update produk yang sedang trend dipasaran. Lah sekarang semua serba digital, orang mau beli produk tertentu tapi harus search dulu, harus tahu produknya bagaimana  review-nya bagus atau tidak, kalau iya bagus produknya baru melihat lokasi tokonya dimana, tetapi karena sudah era digital, banyak konsumen yang memilih beli online ketimbang beli langsung ketokonya. Jangankan produk kosmetik bisa beli secara online, lha mau beli durian aja sekarang online. Buktinya tetangga saya beli durian suka beli online saja, enak tidak usah keluar rumah barang langsung dikirim pluss duriannya sudah dikupas. Welcome to the digital world! Kira-kira Sasa seperti ini tidak ya? Jaman sekarang para pelaku bisnis sudah beralih ke digital marketing, ada yang bikin blog, punya video channel alias YouTube channel, dan tentu saja buka toko online juga meski punya toko fisik.

Di Singapura tidak hanya Sasa yang hengkang, ada Carrefour yang juga hengkang dari Singapura tahun 2012. Padahal retail besar asal Perancis ini kalau di Indonesia selalunya padat customers, dan cabangnya banyak. Benar, tidak? Maklum dulu waktu tinggal di Jakarta kami belanjanya ke Carrefour. Tapi sampai dipasar Singapura kalah saingan dengan yang lainnya yang pada akhirnya harus hengkang juga dari Singapura.

Kira-kira seperti itulah analisa bisnis dari kaca mata penulis, kenapa Sasa retail kosmetik bisa hengkang dari Singapura. Ada banyak faktor penyebabnya seperti kurang adanya analisa pasar sebelum memasuki pasar baru, strategi marketing masih konvensional, tidak memiliki keunikan bisnis, dan posisinya dipasar kurang jelas. Ups! Ibu rumahtangga kok membicarakan bisnis dan marketing sih...

Note:

  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions


No comments:

Post a Comment

After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...