Belanja akhir pekan di hypermarket Singapura - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Akhir pekan belanja? Sebenarnya belanja di hari sabtu atau minggu di hypermarket ini tidak rutin dan tidak pasti, kadang belanja, kadang tidak. Tergantung dari kebutuhan bahan makanan terutama bahan makanan yang hanya bisa dibeli disana. Karena tidak semua bahan makanan yang kami makan bisa dibeli semuanya di pasar. Kadang juga kami tidak sempat pergi ke pasar, jadi belanja ke hypermarket malam-malam (buka 24 jam). Lantas beli bahan makanan apa saja di hypermarket Singapura?
Seasoning - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Seasoning - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Dulu awal-awal pindah ke Singapura, mungkin ada 2 tahunan saya masih masak makanan Indonesia. Ya, sehari-hari masak makanan Indonesia seperti saat masih tinggal di Jakarta seperti sayur lodeh, sayur asem, urap, soup ala Indonesia, soto, botok, pecel, masak ikan santan ala Indonesia, labu santan, telur sambal, kadang membuat cireng, siomay, dan lain-lain. Ya masakan sehari-hari masih masak makanan Indonesia.
Soba, dashi, bonito - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Tempura batter, miso paste - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Setelah masuk tahun ke-3 saya mulai mencari menu-menu baru yaitu bukan masakan Indonesia lagi. Kenapa? Karena lama-lama saya merasa kesulitan mencari bahan-bahan dan bumbu masakan Indonesia seperti daun melinjo, melinjo, kencur, daun salam, kemangi, nangka muda, daun singkong dll. Bahan-bahan sulit didapat dipasar Singapura (wet market) bahkan tidak ada contohnya nangka muda, kemangi atau pepaya muda. Kemudian masalah bawang merah juga menjadi perhatian penting karena dulu saat masih tinggal di Setiabudi-Jakarta Selatan tiap bulan beli bawang merah di pasar Karet 1 kilogram, itu bawang merahnya bagus-bagus. Dan saya suka bawang merah asal Brebes dimana bawang merahnya kecil-kecil namun bau dan aromanya harum sekali untuk bumbu masak. Lah, pindah di Singapura saya tidak bisa mendapatkan bawang merah seperti ini. Tidak hanya bawang merah, bumbu masak lain juga terasa beda seperti ketumbar misalnya. Di Singapura ada namun beda. Belum lagi ditambah dengan sulitnya mencari bahan-bahan masak lain. Itulah alasan pertama mengapa penulis mulai mencari resep baru, dan membuat resep sendiri. Alasan kedua, saya sudah tidak punya banyak waktu untuk masak-masak didapur. Dulu-dulu kalau mau masak bisa 2 jam didapur kadang lebih dari 2 jam hanya masak. Kalau sekarang waktu untuk masak maksimal 1 jam saja, dan saya lebih suka masak hanya 15 menit saja atau kurang dari 15 menit.
Shishamo - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Strudel - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Inspirasi saya adalah masak masakan Jepang. Saya suka masakan Jepang karena masakan Jepang itu gampang dibuat, cepat, sehat, dan banyak sayurannya. Contohnya miso soup, tempura, Japanese curry, soba, tamagoyaki, dashi, dll... Dari awalnya hanya memasak masakan Jepang, lama-lama dirumah saya membuat masakan lainnya yang terinspirasi dari Western foods. Kenapa western foods? Karena membuat makanan western itu lebih cepat, dan juga sehat. Misal salad dengan baked salmon, kentang rebus dengan omelette dan brokoli rebus. Buat saya sekarang ini masak harus mudah, simple, cepat, sehat, dan tasty. Itu yang menjadi perhatian saya sekarang.
Belanja ke hypermarket meski tidak selalu rutin tetapi tetap harus kesana juga karena segala macam bahan makanan dan bumbu Japanese hanya bisa dibeli di hypermarket. Apa saja bahan makanan Japanese yang biasa kami beli di hypermarket? Ada banyak macamnya yaitu soba, tempura batter, dashi soup, bonito flavor, furikake, mirin, soyu, soba souce, nori, miso paste, instant miso, Japanese dressing, kadang beli Japanese sweet potatoes, edamame, shishamo. Selain itu untuk mendapatkan bahan makanan ala western juga hanya bisa dibeli disana. Lantas apa saja bahan makanan western ini? Bahan makanan western yang biasa kami beli di hypermarket adalah Parmesan, mozzarella, butter, bacon turkey, sausage (berhubung saya hanya suka dengan sosis jenis tertentu saja), Australian potatoes, pea sprout, olive oil, pizza dough, spaghetti, pasta, pure tomato. Bahan-bahan makanan/ bumbu-bumbuan lainnya yang juga kami sering beli di hypermarket adalah garlic powder, onion powder, minced garlic, minced onion, crushed red pepper, black pepper powder, multipurpose powder, oregano, frozen udang (sudah bersih tanpa kulit dan ekor), frozen clam.
Jadi sekarang sudah tidak pernah lagi masak makanan Indonesia lagi? Kalau saya bilang sudah sejak beberapa tahun belakangan kami dirumah sudah jarang sekali masak-masakan ala Indonesia. Karena saya inginnya masak cepat, simple, dan lebih sehat. Ya, saya itu kalau masak sudah tidak pernah santan-santan, dalam satu tahun mungkin paling banyak hanya 3 kali membuat masakan santan. Goreng-gorengan juga jarang paling dipanggang dioven atau pan dengan butter atau olive oil. Kalaupun iya harus menggoreng seperti tempura, gorengnya pakai minyak canola. Ini beberapa contoh masakan dirumah kami, misalnya saja baked bacon turkey, baked salmon, baked sausage, rebus sayuran, rebus kentang, baked potatoes, salad, pasta, etc.. Ditambah lagi akhir-akhir ini suami sering masak untuk dinner, jadi ia pun masak simple, cepat, mudah. Hanya sesekali saja masak ikan kembung atau selar santan (ya itu tadi dalam setahun mungkin 3 kali saja). Nah, telur dadarnya yang masih ala Indonesia tetapi itupun bumbu sudah memakai powder semua, kadang pakai nori, mozzarella, parmesan, atau oregano, dan mungkin akan memakai bahan lainnya seperti sayuran atau herbs. Satu bahan makanan yang masih dibeli hingga sekarang dan tidak berubah adalah tempeh atau tempe. Hanya masaknya sudah berubah menjadi tempura tempeh / tempe. Ngomong-ngomong tentang bumbu powder, sudah beberapa tahun belakangan penulis sudah menggunakan bumbu-bumbu powder ini. Jadi sudah tidak pernah lagi blender-blender bumbu atau numbuk bumbu.
Itulah belanjaan kami kalau pergi ke hypermarket diakhir pekan. Tetapi kadang pergi juga ke hypermarket dihari biasa untuk membeli bahan-bahan makanan yang hanya bisa didapat disana, jadi akhir pekan tidak perlu pergi ke hypermarket. Ya, karena tidak semua bahan makanan yang kami cari ada di pasar (wet market). Untuk melihat resep-resep masakan yang saya buat dirumah bisa kunjungi dan baca blog resep saya disini link-nya https://acikmdy-recipe.blogspot.com/
Note:
Pizza sayuran dirumah kami, dough sudah jadi tinggal disi - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Belanja ke hypermarket meski tidak selalu rutin tetapi tetap harus kesana juga karena segala macam bahan makanan dan bumbu Japanese hanya bisa dibeli di hypermarket. Apa saja bahan makanan Japanese yang biasa kami beli di hypermarket? Ada banyak macamnya yaitu soba, tempura batter, dashi soup, bonito flavor, furikake, mirin, soyu, soba souce, nori, miso paste, instant miso, Japanese dressing, kadang beli Japanese sweet potatoes, edamame, shishamo. Selain itu untuk mendapatkan bahan makanan ala western juga hanya bisa dibeli disana. Lantas apa saja bahan makanan western ini? Bahan makanan western yang biasa kami beli di hypermarket adalah Parmesan, mozzarella, butter, bacon turkey, sausage (berhubung saya hanya suka dengan sosis jenis tertentu saja), Australian potatoes, pea sprout, olive oil, pizza dough, spaghetti, pasta, pure tomato. Bahan-bahan makanan/ bumbu-bumbuan lainnya yang juga kami sering beli di hypermarket adalah garlic powder, onion powder, minced garlic, minced onion, crushed red pepper, black pepper powder, multipurpose powder, oregano, frozen udang (sudah bersih tanpa kulit dan ekor), frozen clam.
Salah satu menu dinner dirumah kami - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Jadi sekarang sudah tidak pernah lagi masak makanan Indonesia lagi? Kalau saya bilang sudah sejak beberapa tahun belakangan kami dirumah sudah jarang sekali masak-masakan ala Indonesia. Karena saya inginnya masak cepat, simple, dan lebih sehat. Ya, saya itu kalau masak sudah tidak pernah santan-santan, dalam satu tahun mungkin paling banyak hanya 3 kali membuat masakan santan. Goreng-gorengan juga jarang paling dipanggang dioven atau pan dengan butter atau olive oil. Kalaupun iya harus menggoreng seperti tempura, gorengnya pakai minyak canola. Ini beberapa contoh masakan dirumah kami, misalnya saja baked bacon turkey, baked salmon, baked sausage, rebus sayuran, rebus kentang, baked potatoes, salad, pasta, etc.. Ditambah lagi akhir-akhir ini suami sering masak untuk dinner, jadi ia pun masak simple, cepat, mudah. Hanya sesekali saja masak ikan kembung atau selar santan (ya itu tadi dalam setahun mungkin 3 kali saja). Nah, telur dadarnya yang masih ala Indonesia tetapi itupun bumbu sudah memakai powder semua, kadang pakai nori, mozzarella, parmesan, atau oregano, dan mungkin akan memakai bahan lainnya seperti sayuran atau herbs. Satu bahan makanan yang masih dibeli hingga sekarang dan tidak berubah adalah tempeh atau tempe. Hanya masaknya sudah berubah menjadi tempura tempeh / tempe. Ngomong-ngomong tentang bumbu powder, sudah beberapa tahun belakangan penulis sudah menggunakan bumbu-bumbu powder ini. Jadi sudah tidak pernah lagi blender-blender bumbu atau numbuk bumbu.
Japanese sauce and furikake, sesame oil - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
Itulah belanjaan kami kalau pergi ke hypermarket diakhir pekan. Tetapi kadang pergi juga ke hypermarket dihari biasa untuk membeli bahan-bahan makanan yang hanya bisa didapat disana, jadi akhir pekan tidak perlu pergi ke hypermarket. Ya, karena tidak semua bahan makanan yang kami cari ada di pasar (wet market). Untuk melihat resep-resep masakan yang saya buat dirumah bisa kunjungi dan baca blog resep saya disini link-nya https://acikmdy-recipe.blogspot.com/
Note:
- Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
- Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
- Do not copy this article without permissions
- Do not reuse these photographs anywhere else without permissions