Biaya Hidup di Singapura (Update 2019)

Sebenarnya saya/ penulis sudah pernah menuliskan artikel tentang berapa kah biaya hidup di Singapura di sebuah blog "keroyokan" kalau orang bilang yaitu Kompasiana beberapa tahun lalu sekitar Mei 2012, link nya bisa dilihat disini https://www.kompasiana.com/acikmdy/5510be13813311aa39bc6c7d/biaya-hidup-di-singapura Dan artikel ini sampai dicuri seseorang dan diakui sebagai tulisannya, WHATT?  Lah katanya kerja di Singapura, orang sekolahan, kerja juga lumayan...tapi kok mencuri artikel saya ya?

Melihat kebelakang lagi, artikel saya itu tentang biaya hidup di Singapura dicuri setelah kurang lebih 3 bulan publish di Kompasiana. Awalnya saya diamkan saja sambil saya cari tahu profil si pencuri artikel ini dan saya tahu siapa namanya dan kerja dimana di Singapura. Setelah satu tahun saya sudah tidak tahan dan langsung saya sentil! Bagaimana kisah selanjutnya? Ya, saya terus menulis dan menulis, terus berkarya. 

Nah setelah bertahun-tahun saatnya sekarang memperbaharui berapa biaya hidup di Singapura tahun 2019 ini. Karena biaya hidup disuatu negara tiap tahun bisa saja naik atau turun. Dan yang membuat saya salut, di Singapura kondisi ekonominya bisa stabil. Jadi harga-harga kebutuhan ya kalau boleh saya katakan selama 7 tahunan ini tidak banyak yang berubah. Tidak ada namanya harga pangan yang melonjak naik. Kondisi ini tidak ada ya meskipun di Singapura itu hampir semua bahan kebutuhan pangan dan kebutuhan harian hampir semuanya impor. Tapi kok bisa ya harga pangan dan kebutuhan tidak melonjak naik? Inilah satu hal yang saya pelajari di Singapura, ini semua karena pintu masuk barang impor hanya ada satu pintu. Ya mungkin lain waktu akan saya bahas dalam artikel lain.

Kembali ke topik artikel, berapa sih ya biaya hidup di Singapura? Satu hal yang perlu saya/ penulis tegaskan, bahwa dimanapun kita berada mau tinggal di Indonesia, atau diluar negeri kah, biaya hidup tergantung dari gaya hidup masing-masing orang. Banyak orang bilang di Singapura biaya hiudpnya mahal sekali. Dan kebanyakan artikel yang pernah saya baca juga memiliki kesimpulan yang sama bahwa hidup di Singapura biayanya mahal. Kalau menurut saya/ penulis, ya tergantung bagaimana gaya hidup kita.

Dari pengalaman penulis, biaya hidup di Singapura kami ditahun pertama ya sebesar itu, baca link yang saya beri diatas. Semakin kesini/ semakin tahun biaya hidup kami semakin bertambah. Mengapa, apakah karena bahan kebutuhan pangan harganya naik/ melonjak? Jawabnya adalah bukan. Biaya hidup kami naik karena seiring bertambahnya pemasukan kami meningkatkan standart kehidupan kami, meningkatkan kualitas kehidupan kami. Dan standart hidup ini lebih kearah bahan pangan yang kami beli, tempat tinggal, dan juga pet (hewan peliharaan).

Tidak dipungkiri ya, biaya termahal yang harus kami keluarkan dalam sebulan adalah biaya sewa tempat tinggal. Tahun pertama di Singapura kami cukup menyewa master room. Apa itu master room? Master room adalah sebuah kamar tidur  utama disebuah flat dengan dilengkapi kamar mandi dan toilet didalamnya. Ketika menyewa master room ini kami tinggal dengan yang punya rumah yaitu seorang kakek yang sudah berumur (ini bagus untuk beradaptasi dengan warga lokal). Dan kami pun  berbagi dapur juga living room. Tahun 2012 itu kami membayar sekitar $850 setiap bulannya untuk sewa master room itu. Tahun ke-2 harga masih sama. Setelah masuk tahun ke-3 kami menyewa satu flat dimana kamar tidurnya hanya ada satu yaitu common room. Common room adalah sebuah kamar tidur tanpa dilengkapi dengan kamar mandi sendiri dan toilet didalamnya. dengan ukuran flat sekitar 500sqf berapa harga sewa satu flat ini? Tiap bulan kami membayar $1,600 Wah, mahal ya padahal hanya punya satu kamar tidur. Ya, kalau menyewa satu flat memang harganya mahal. Tahun ke-4 kami pindah kesebuah flat yang memiliki 2 kamar tidur. Dan semua kamar tidur di flat ini semuanya common room, artinya salah satu kamarnya tidak memiliki kamar mandi sendiri. Dan disini kamar mandi/ shower room dan toilet dipisah. Berapa biaya sewa per bulan yang harus kami keluarkan? Kami membayar sewa sebesar $1,700 tiap bulannya untuk ukuran 800sqf flat ini. Tahun ke-7 kami pindah kesebuah flat yang lebih besar lagi. Flat yang kami sewa sekarang memiliki 1 common room, 1 master room, 1 utility room, satu storage/ gudang, dengan memiliki 2 kamar mandi dengan masing-masing memiliki toilet. Ruang utility ini biasanya kebanyakan orang dipakai untuk kamar tidur tambahan, bisa untuk kamar tidur anak tambahan, kamar pembantu, kamar tamu, atau untuk disewakan. Untuk kami, ruang utility ini kami gunakan untuk ruang laundry. Berapa harga sewa yang harus kami bayar per bulan? Untuk menyewa flat dengan ukuran 900sqf ++ ini kami mengeluarkan $1,800 tiap bulannya. Ya, sebesar itulah biaya yang harus kami keluarkan untuk menyewa flat. Dan harga sewa sebuah flat itu bervariasi, tergantung dari design flat-nya, juga fasilitas yang diberikan. Misal AC, TV, kulkas, mesin cuci, dinning table dan lain lain. Harga sewa flat ini juga tergantung dari ukuran flat dan jumlah kamar tidur didalamnya. Lah kok gak beli saja dari pada sewa? Di Singapura punya aturan ya, semua diatur dengan baik oleh pemerintah siapa yang boleh membeli flat atau landed house. Tidak bisa sembarangan foreigner (pendatang) bisa membeli flat atau landed house di Singapura.  mungkin lain waktu akan saya bahas dalam artikel lain.

Setelah membicarakan biaya sewa tempat tinggal yang mahal, bagaimana dengan transportasi? Selama hampir 8 tahun ini kami nyaman dengan sarana transportasi publik di Singapura. Saya pribadi lebih suka naik bus, suami sendiri berangkat dan pulang kerja naik MRT/ kereta. Biaya untuk sarana transportasi publik ini bisa saya bilang murah, paling dalam sebulan kartu saya cukup diisi $30 sampai $50, sementara suami sendiri bisa $50 sampai $100 (karena suami saya kadang mobile kemana-mana karena urusan pekerjaannya). Kok tidak beli kendaraan sendiri? Kami sudah nyaman dengan transportasi publik jadi kenapa kami harus mengeluarkan uang untuk membeli kendaraan sendiri? Kepasar, klinik, salon, toko roti, ATM, toko kebutuhan rumahtangga, toko buah, semuanya bisa dijangkau dengan hanya berjalan kaki. Selain itu kendaraan pribadi harganya bukan mahal lagi tapi luar biasa mahal. Sebagai perbandingan saja, kalau di Indonesia uang 70 juta Rupiah atau katakanlah 200 juta Rupiah sudah bisa membeli mobil. Di Singapura harganya 500 juta Rupiah lhoo dengan merk mobil yang sama di Indonesia, ditambah lagi dengan pajaknya juga hampir sama, belum lagi kita hanya punya waktu 10 tahun saja memiliki mobil yang kita beli. Dimana setelah 10 tahun mobil yang kita beli harus dibuang. Artinya kurang lebih 1 M uang yang harus kita punya untuk membeli sebuah mobil di Singapura. Hah!! Iya uang 1 M itulah yang harus kita punya untuk membeli sebuah mobil di Singapura dengan jenis mobil yang sama di Indonesia. Lah padahal di Indonesia harga mobil paling 70 juta Rupiah sampai 200 juta Rupiah lah ya... Untuk saya pribadi, lebih baik uangnya dipakai untuk sekolah dari pada untuk membeli mobil. Ya lain waktu saya buatkan artikelnya tentang luar biasanya harga mobil di Singapura ini.

Dalam keluarga kami biaya hidup terbesar ke-2 adalah pada pengeluaran untuk bahan pangan dan kebutuhan harian. Untuk kebutuhan harian seperti peralatan mandi, laundry, dan pembersih kamar mandi, sabun cuci piring, untuk kebutuhan ini biasa kami beli bulanan (sekali dalam sebulan). Biaya yang harus dikeluarkan setiap bulan untuk kebutuhan non-pangan dan bahan pangan bukan bahan segar ini antara $300 sampai $400 tiap bulannya. Kok banyak ya? Iya ini karena ada kebutuhan lain yang harus kami beli seperti tisu dapur, tisu makan, tisu untuk dibawa pergi, tisu basah antibakterial, wiper (dry sheet dan wet sheet). Saya/penulis sekarang kalau menyapu memakai wiper (dry sheet), mengepel juga menggunakan wiper (wet sheet). Yup, harga wiper ini memang mahal, tapi untuk saya lebih praktis dan menghemat tenaga..  Kebutuhan non-pangan lain yang harus kami beli tiap bulannya adalah litter alias pasir untuk kucing kami pipis dan pup 😁 Ya untuk yang satu ini saja per bungkus litter harganya sudah $11 padahal sebulan nih kucing butuh 4 pack litter. Kebutuhan bahan pangan non-fresh seperti minyak goreng biasa saya masukkan dalam belanja bulanan ini, dan karena kami memilih memakai minyak goreng canola oil  jadi harganya agak mahalan dari minyak goreng biasa. Kemudian butter juga saya masukkan dalam belanja bulanan ini. Ya saya butuh butter untuk menumis bumbu, juga menggoreng salmon. Biaya $300 sampai $400 per bulan ini juga sudah termasuk membeli minuman botol seperti jasmine tea, rootbeer/ sarsaparilla, juga minuman air kelapa. Kadang saya suka beli jus kotak juga. Jadi minuman seperti ini tiap bulannya kami beli sekaligus, bisa beli 25 botol per bulannya untuk minuman ringan ini. Lah saya malas kalau harus bolak-balik membeli diwarung/ hypermarket, mending beli sekaligus. Selain itu beras tiap bulannya kami beli sekaligus dan masuk dalam budget $300 - $ 400 tadi. Dan beras yang kami beli adalah Japanese rice kadang beras merah/ cokelat. 

Nah, sekarang untuk kebutuhan pangan yang sifatnya segar tiap bulan kami mengeluarkan berapa? Untuk kebutuhan pangan seperti sayur dan buah biasa beli dipasar. Tapi ya selang seling kadang beli di hypermarket terdekat. Dalam satu minggu untuk kebutuhan buah dan sayur ini antara $70 sampai $100 . Paling banyak adalah buahnya, dalam seminggu saja kami bisa menghabiskan $20 sampai $40 untuk membeli buah. Yup! saya/ penulis itu kalau masalah buah bisa dibilang rakus 😂 Mahal ya buahnya? Mahal karena saya suka beli apel jenis pacific rose, jeruknya Australian murcott, anggur, pisang, ini yang biasa kami beli tiap minggu. Tapi bisa saja saya beli tambahan buah yang lain yaitu  cherry, strawberry kadang berry, alpukat juga. Untuk sayuran tidak habis banyak, kalau dipasar sayuran dibandrol $1 untuk bayam, kangkung, daun ketela rambat, daun katu, french bean, kacang panjang, seledri cukup 70 cent cukup untuk 1 minggu. Nah yang mahal itu kalau beli asparagus, lettuce, dan brokoli. Yup, $5 cukup untuk membeli sayur-mayur dipasar tiap harinya. Lauk saya suka dengan tempe, tahu, telur, juga ikan. Untuk telur biasa kami membeli telur khusus yaitu carrot eggs. Harga telur yang kami beli memang agak mahalan bila dibandingkan telur biasa. Sebagai perbandingan dengan harga yang sama, telur biasa bisa dapat 50 biji, sementara carrot eggs ini hanya dapat 10 biji. Harga ikan biasa kalau beli ikan selar 8 atau 9 biji harganya kurang lebih $10 Kami juga suka membeli salmon dan shisamo

Kalau dijumlahkan, kebutuhan harian ditambah kebutuhan pangan harian kami bisa menghabiskan biaya kurang lebih $800 tiap bulannya malah mungkin bisa sampai $1,000. Dibandingkan dengan kebutuhan harian dan pangan kami beberapa tahun lalu saat saya/ penulis pertama kali mem-publish biaya hidup di Singapura tahun 2012 lalu, biaya ini melonjak naik. Biaya hidup kami ini naik karena pelan-pelan kami memperbaiki standar hidup terutama untuk kebutuhan pangan. Contohnya, tadinya kami membeli beras biasa sekarang kami membeli beras merah/ cokelat atau Japanese rice. Tadinya tidak pernah membeli ikan salmon, sekarang kami sering membeli ikan salmon. Tadinya memakai minyak goreng jenis biasa, garam biasa, sekarang kami membeli minyak dan garam sehat. Yang tadinya tidak membeli bahan pangan dari Jepang tapi sekarang membeli, seperti tempura batter, dashi (bumbu soup dari Jepang), miso paste, Japanese dressing, soba, kadang membeli miso instant. Ya, hal-hal seperti ini yang membuat biaya kebutuhan harian dan kebutuhan pangan kami tiap bulan jadi meningkat/ melonjak seperti sekarang. Contoh lainnya adalah penggunaan wiper (untuk menyapu lantai dan mengepel). Kebutuhan ini kalau saya bilang ya mahal bila dibandingkan membeli cairan pel. Cairan pel 2 liter dengan harga berkisar $6 bisa dipakai sampai 2 bulan, lah wiper (wet sheet untuk mengepel) ini harga per pack sudah diangka $8 , padahal sebulan bisa butuh 4 pack. Ini baru wet wiper, belum lagi dry wiper-nya...Tapi saya punya alasan tersendiri mengapa saya memilih menggunakan wiper untuk membersihkan lantai.

Bagaimana untuk kebutuhan sandang/pakaian, sepatu, tas? Untuk pakaian harian biasa saya beli yang biasa dan murah saja, suka beli kaos-kaos dipasar dengan harga bisa murah sekali, $4 satu potong, kadang $10 sampai $15 satu potongnya. Suami juga sama kalau untuk kaos harian dipasar ada yang murah untuk suami maka saya belikan, harganya $4 dan itu sudah bagus bahan cotton. Atau beli pakaian harian di toko di mall kalau pas ada diskon saja. Sementara pakaian khusus misal dress , pakaian kerja suami, celana kerja suami, sepatu, ya biasa beli di toko dimall dengan harga beragam. Gaun, saya lebih suka pesan  disebuah butik. Dress, pakaian kerja suami, sepatu-sepatu, tas, umumnya $30 sampai $100 satunya. Paling mahal adalah gaun, bisa diangka $300 untuk satu gaun.  Suami kalau beli suit paling tidak diangka $100. Tapi kebutuhan gaun dan suit ini belinya jarang, belum tentu tiap tahun beli. Dan kami membeli sandang, sepatu, tas ini tergantung/ sesuai kebutuhan saja.

Katanya di Singapura itu air mahal ya? Iya benar sekali, air memang mahal di Singapura. Untuk kebutuhan listrik, air, dan gas tiap bulannya jadi satu bill/ tagihan. Berapa biasa kami bayar bill untuk kebutuhan ini tiap bulannya? Sebelum harga air naik biasa kami membayar bill sebesar kurang lebih $70 saja tiap bulannya. Ya harap maklum tiap bulan konsumsi listrik kami jauh dibawah rata-rata standar nasional. Air kebalikan, pemakaian air kami banyak tiap bulannya yaitu diatas rata-rata pemakaian standart nasional. Setelah harga air naik, sekarang bill kami tiap bulan menjadi sebesar kurang lebih $120 sampai $130 tiap bulannya, ini sudah termasuk gas untuk masak lhoo... Kalau saya boleh bilang bill kami ini masih jauh lebih murah dibandingkan kebanyakan orang.

Biaya tempat tinggal, transportasi, pangan, sandang, listrik sudah, sekarang giliran kebutuhan hiburan dan tagihan telpon. Kebetulan saya dan suami bukan tipe orang yang suka jalan belanja-belanja hal tidak penting di mall, makan-makan direstauran, atau nongkrong di cafe. Kami bukan tipe orang yang seperti ini. Kalaupun iya kami pergi ke mall dihari sabtu atau minggu itu karena ada sesuatu yang butuh kami beli. Saya dan suami tipe orang yang lebih suka dirumah, masak dirumah, mengurus tanaman, dan bersantai diakhir pekan sambil menonton film di Netflix atau pinjam film di Google Play. Kalaupun keluar saya suka lihat tanaman dan bunga. Selain itu dirumah pasang internet sendiri jadi lebih menghemat tagihan telpon yang biasa satu paket dengan internet. Kalau untuk tagihan telpon sekarang cuma $30 per bulan. Sementara suami saya tagihan telponnya ditanggung oleh perusahaan. Tapi ada tagihan lain, Netflix tiap bulan tagihannya $13, TV kabel $12, kalau pas pinjam film di Google play antara $3 sampai 5 per film. Itu pun jarang jarang sih pinjam di Google Play, kadang-kadang saja diakhir pekan atau public holiday saja. Maklum saya ini kurang suka nonton movie di bioskop. 

Bagaimana dengan biaya kesehatan? Dari tahun pertama pindah ke Singapura bila sakit dan pergi ke klinik biayanya ditanggung perusahaan suami selama kita pergi ke klinik yang bekerjasama dengan perusahaan suami. Kalau pergi ke klinik lain ya membayar sendiri. Private clinic biasa biayanya $60 kalau membayar sendiri. Untuk vaksin misal vaksin flu, atau pergi ke klinik gigi, biaya ditanggung sendiri. Misal membersihkan gigi kurang lebih $100 , vaksin flu antara $20 sampai $40 Untuk kami karena kami sudah Permanent Resident sebenarnya lebih murah ke Polyclinic karena biayanya separoh dari biaya yang harus kita keluarkan bila pergi ke private clinic. Tapi kadang kami tetap pergi ke private clinic dan membayar sendiri.

Sebenarnya selain biaya diatas, ada biaya bulanan lain yang rutin kami keluarkan tiap bulan yaitu, makanan kucing kami, treats, dan vitamin-nya. Untuk makanannya tiap bulan kami beli satu pack Royal Canin isi 2 Kg harganya $48.50 Harga treats dua pack kurang lebih $12. Sementara harga vitamin satu pack $17 atau $18 (saya lupa harganya). Kadang vitamin kami beli yang lain dengan harga $14 atau $15 . Untuk litter nya sudah saya sebut diatas ya biaya per bulannya. Dan sekarang kebutuhan akan makanan kucing kami meningkat. Setelah skin test ternyata kucing kami harus makan makanan khusus yang dibeli di vet yaitu Hypoallergenic foods. Harganya $70 satu pack isi 2,5 Kg. Yup benar sekali makanan Hypoallergenic untuk kucing ini di Singapura tidak dijual bebas, hanya bisa dibeli melalui Vet, atas rekomendasi dan resep dari vet, dan diketahui (approved) oleh AVA (The Agri-Food and Veterinary Authority of Singapore).

Ya, itulah biaya-biaya yang kami keluarkan tiap bulannya. Bila dibanding tahun 2012 lalu saat pertama kali datang biaya hidup kami di Singapura meningkat tajam. Seiring bertambahnya pendapatan kami memperbaiki pola makan/ makan dengan bahan makanan yang lebih sehat tentu dengan konsekuensi harganya lebih mahal dari harga bahan pangan normal. Tapi boleh percaya boleh tidak, dengan pola makan dan menggunakan bahan makanan lebih sehat saya ini jarang sekali sakit batuk/ pilek, tekanan darah saya dan suami juga normal. Paling sering malah sakit badan karena terlalu lelah. Maklum kami tidak punya "si mbak" alias pembantu, semua pekerjaan rumah saya urus sendiri. Tentang memilih bahan pangan sehat ini juga berpengaruh pada adik penulis, adik saya ketika libur sekolah dirumah satu bulan (kadang 2 bulan), ia langsung normal tekanan darahnya. Ya biasanya kalau diasrama sekolah adik saya itu suka darah tinggi.

Bagaimana dengan pengalaman kawan sekalian yang tinggal di Singapura? Tentu punya pengalaman berbeda ya, biaya hidup juga kemungkinan berbeda. Ya itu tadi seperti yang sudah saya utarakan diatas tergantung dengan gaya hidup masing-masing orang. Kalau suka makan diluar atau makan sehari-hari suka membeli diluar tentu biaya hidup bulanannya bisa lebih mahal lagi. Apalagi bila ditambah suka nongkrong di cafe setelah pulang kerja. Tambah mahal lagi bagi perokok, bayangkan saja harga rokok di Singapura per bungkus diangka $13 (ini pun akan naik lagi). Bila satu hari habis satu bungkus saja, tiap bulan sudah habis $390 hanya untuk rokok. Wow kan? Lah kalau saya dan suami sih lebih baik uang $390 itu dibelikan ikan salmon. Punya pengalaman hidup di Singapura? Silahkan nulis artikel sendiri, jangan mencuri artikel saya. 

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions









No comments:

Post a Comment

After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...