COVID-19: Saya Salut Dengan Pemerintah Singapura Tentang Bagaimana Menangani Coronavirus

Seperti yang sudah pernah saya bilang dalam artikel sebelumnya tentang Coronavirus atau COVID-19, bahwa saya beruntung saat ribut-ribut Coronavirus, saya tinggal/ berdomisili di Singapura. Kenapa beruntung? Karena di Singapura tingkat security-nya tinggi. Ya, seperti kata teman saya yang merupakan warga Jepang mengatakan bahwa tingkat security Singapura itu tinggi. Dan ini dibuktikan dengan bagaimana pemerintah Singapura menangani  situasi COVID-19.

Pasti sudah pada tahu ya ketika pemerintah Singapura menaikkan Disease Outbreak Responese System Condition (DORSCON) level orange untuk COVID-19 pada tanggal 7 Februari 2020 lalu, diberitakan dimedia (terutama media diluar Singapura, Indonesia misalnya) bahwa warga Singapura pada panik dan berbondong-bondong membeli kebutuhan makanan atau menyetok makanan serta kebutuhan lain seperti paper products. Benar kah demikian? Bagi kawan sekalian yang masih bertanya-tanya benar kah warga Singapura pada panic buying waktu itu, silahkan baca artikel saya sebelumnya yang membahas hal ini disini https://acikmdy-journey.blogspot.com/2020/02/novid-19-status-dinaikkan-benar-kah.html Lantas bagaimana sebenarnya situasi di Singapura sih? Saya katakan tidak terjadi apa-apa disini. Semua orang disekitar lingkungan kami beraktifitas normal, tidak ada yang memakai masker. Hanya satu-dua orang saja yang memakai. Pasar tetap ramai seperti biasa, jam-jam makan di hawker (warung makan) seperti biasa penuh bahkan antri-antri untuk membeli makan, banyak uncle-uncle ngopi santai sambil ngobrol dengan temannya atau hanya sekedar membaca koran, jalanan disekitar tempat tinggal kami pun tetap ramai bahkan 24 jam ramai. Segala macam kebutuhan makanan, sayuran, dll...ada semua tidak ada yang habis! Seperti yang sudah disampaikan Perdana Menteri, bahwa kita (Singapura) memiliki stock kebutuhan cukup. Supermarket-supermarket pun sudah penuh lagi berasnya. Lah malah sekarang dengar-dengar ada yang ingin refund bahan makanan yang diborongnya kemarin itu... ๐Ÿ˜…Tentu saja ditolak, barang yang sudah dibeli tidak bisa di-refund. Kalau saat ini ada orang yang bilang, "cari masker susah", atau ada yang bilang, "cari hand sanitizer susah", Maka penulis/ saya sarankan pergilah kepasar guys, jangan cuma ke mall aja perginya. Saya beritahu diartikel ini, sekarang ini dipasar dekat blok kami yang namanya masker dan hand sanitizer ada banyak! Bahkan sekarang ini masker dijual offer, ditoko tools produk hand sanitizer melimpah guys... Di minimarket dekat flat kami pun menjual banyak masker dan hand sanitizer. Saya/ penulis beritahu diartikel ini, meskipun banyak masker dijual, baik yang surgical mask maupun masker kain, banyak hand sanitizer dijual dipasar, tetapi nampaknya warga tidak membelinya. Iya, beneran lhoo.. Saya contohnya, saya tidak membeli masker pun tidak membeli hand sanitizer. Lah saya bikin hand sanitizer sendiri dirumah dengan resep sendiri, baca artikelnya disini https://acikmdy-journey.blogspot.com/2020/02/mudahnya-membuat-hand-sanitizer-sendiri.html Masker pun saya bikin sendiri dirumah, dipakai suami berangkat dan pulang kerja. Setelah pulang kerja masker bisa langsung dicuci dengan detergen, dijemur, kering bisa dipakai lagi. Praktis kan tidak perlu mengeluarkan budget untuk membeli-beli masker.... Suami penulis sendiri meski sudah saya suruh beli masker (mungkin saja kalau ingin beli) tapi ternyata tidak mau beli. Sementara masker yang dibagikan pemerintah, banyak warga disini yang tidak mengambilnya meski pun sudah diperpanjang waktu pengambilan hingga hari Sabtu kemarin. Jadi, kalau ada berita  dari media luar Singapura mengatakan bahwa warga Singapura panik karena Coronavirus, maka saya katakan bahwa saya tidak melihat adanya kepanikan warga disini. Kalau tetangga saya (Singaporeans) bilang, itu yang borong-borong makanan dan panik kebanyakan warga pendatang di Singapura yang membuat sebagian kecil warga lokal jadi ikut panik, sementara banyak orang lokal-nya sendiri justru malah bingung kenapa orang-orang kok panik sampai memborong/ menimbun makanan begitu ๐Ÿ˜ Bisa dibaca disini artikel tentang pembagian masker untuk warga di Singapura https://acikmdy-journey.blogspot.com/2020/02/pemerintah-singapura-membagikan-masker.html Lantas ada yang bertanya, "apakah harga-harga kebutuhan naik saat ini?", ini jawaban saya, harga kebutuhan di Singapura normal tidak ada yang naik. Kebetulan beberapa hari yang lalu saya baru saja belanja bulanan. Kemudian beli-beli sayuran, buah, telur, dipasar harganya normal tidak ada namanya harga kebutuhan jadi naik  karena adanya Coronavirus. 

Terus kira-kira kenapa pemerintah Singapura menaikkan level menjadi orange? Karena waktu itu ada case yang tidak ada link dengan case sebelumnya. Tetapi, Perlu untuk dicatat, ini bukan berarti Coronavirus-nya tidak bisa dikendalikan atau kalau media negara tetangga bilang mewabah/ meluas. Bukan, bukan seperti itu. Tetapi pemerintah Singapura masih menginvestigasi case-case yang tidak ada link dengan case sebelumnya itu. Tentang hal ini bisa dibaca artikel saya yang berkaitan dengan case di Singapura disini https://acikmdy-journey.blogspot.com/2020/02/tidak-punya-history-pergi-ke-cina-tapi.html  Dan saya salut tentang bagaimana pemerintah Singapura bekerja. Kalau kawan sekalian mengikuti berita Singapura, berita media Singapura lhoo ya bukan media dari luar Singapura atau media negara tetangga sebelah, kawan sekalian akan tahu bahwa case-case yang ada di Singapura ini ternyata terhubung antar yang satu dengan lainnya. Semua saling terkait case-nya. Dan itu penjabarannya sangat jelas sekali. Emang bisa dipercaya media Singapura? Tentu saja sangat bisa, karena kalau sampai memberi informasi tidak benar pada masyarakat itu media bisa di "sentil" oleh pemerintah. Lagipula kita pun bisa membuka laman atau website kementrian kesehatan Singapura untuk mengetahui informasi terbaru seputar case Coronavirus. Itu membuktikan bahwa pemerintah Singapura bekerja dengan sigap/ cekatan. Kenapa saya bilang sigap dan cekatan? Karena, karena ketika ada case baru atau ada satu orang positif, itu akan diinvestigasi oleh pemerintah, ini orang pergi kemana saja, ketemu siapa saja, masuk komuniti mana dll...nah semua orang yang kontak  atau masih ada kaitan/ dekat dengan orang yang dinyatakan positif ini, mereka akan masuk karantina semua, termasuk komuniti orang yang terinfeksi tersebut. Yup, karantina ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang baru saja masuk ke Singapura atau datang dari China sana (sekarang ditambah dari Korea Selatan, Iran, dan Itali), tetapi karantina ini juga wajib bagi mereka yang pernah kontak atau ada kaitan dengan mereka yang dinyatakan positif Coronavirus. Maka tidak heran jika ada sekitar 2.900 lebih (kalau jumlahnya belum bertambah lagi) yang dikarantina oleh pemerintah Singapura. Huh, sebanyak itu? Yup, jumlah orang yang dikarantina lebih banyak dari pada case-nya. Kenapa sih butuh dikarantina begitu? Inilah cara pemerintah Singapura mengendalikan situasi, atau mengendalikan penyebaran virus.

Nah, di Singapura ada yang namanya Stay-Home Notice, bila seseorang masuk ini (artinya karantina) mereka wajib mengikuti segala aturan yang ada didalamnya. Kalau mereka melanggar, atau belum waktunya selesai karantina sudah keluar alias keluyuran keluar rumah, pemerintah Singapura dengan tegas akan memberikan denda sebesar $ 10,000 atau penjara sampai 6 bulan dituntut dibawah the Infectious Diseases Acts. Bila yang melanggar berstatus PR (Permanent resident) tidak tanggung-tanggung, pemerintah Singapura akan mencabut status PR-nya, atau kalau orang ini pegang visa (visa kerja misalnya) bisa dibatalkan visa-nya. Wow, saya suka dengan hal ini, saya melihat begitu tegasnya pemerintah Singapura๐Ÿ‘๐Ÿ‘ Dan kasus ini sudah ada. Kenapa orang yang masuk karantina terus kemudian melanggar aturan karantina bisa dihukum penjara atau didenda kurang lebih 100 juta Rupiah begitu? Karena mereka yang melanggar peraturan karantina ini sudah termasuk membahayakan keselamatan public. Kok bisa membahayakan Public? Lha iya jelas, orang yang masuk karantina ini kan untuk mereka yang datang dari China, sekarang ditambah Korea Selatan,  Iran, dan Itali, juga orang-orang yang ada link dengan case yang ada. Mereka harus/ wajib karantina, kalau mereka ini melanggar aturan karantina (misal keluar rumah dll..), artinya mereka membahayakan keselamatan orang lain semisal benar mereka positif terinfeksi, karena bisa menginfeksi orang lain. Maksudnya begitu...

Per tanggal 29 Februari 2020, case di Singapura ada 102, artinya 102 orang inilah yang dinyatakan positif. Namun perlu untuk diketahui, dan ini nih yang tidak pernah disebut oleh media dari luar Singapura, perlu untuk diketahui bahwa jumah orang yang sudah dinyatakan full recovery / discharged dari rumah sakit itu sudah mencapai 72 orang. Yup, sudah mencapai 72 orang yang sudah dinyatakan sembuh dari Coronavirus. Artinya hingga per tanggal 29 Februari 2020 itu masih ada 30 orang yang masih dirawat dirumah sakit. Sudah separoh lebih yang sembuh, ini menandakan bahwa pemerintah Singapura bekerja cepat dan sigap. Dan per 1 Maret 2020, case baru ada 4, maka total jumlah case di Singapura ada 106. Disaat yang sama, ada 2 orang yang discharged dari rumah sakit. Jadi per tanggal 1 Maret 2020 jumlah yang total recovery dan discharged dari rumah sakit ada 74 orang. I am proud of Singapore's medical team, and I am proud how government handled this situation ๐Ÿ‘๐Ÿ˜Š

Jadi, menurut pendapat awam saya, ini pendapat awam saya lho ya, sebenarnya pemerintah Singapura menaikkan DORSCON level orange untuk COVID-19 ini ya untuk mem-protect negara dari ancaman virus ini, mem-protect lebih awal. Karena dalam level orange ini pemerintah menganjurkan pada warganya agar jangan kumpul-kumpul diluar, stay at home lebih baik, kalau ada acara gathering ya dibatalkan, kemudian pemerintah memperketat dengan adanya cek suhu badan bagi para pekerja ketika akan memasuki gedung/ kantor, anak-anak sekolah juga cek suhu tubuh ketika masuk sekolah, dan cek ini 2 kali dalam sehari. Selain itu pemerintah tak jemu-jemu memberi nasihat pada warganya baik lewat media TV, selebaran, untuk menjaga personal hygiene (cuci tangan lebih sering misalnya), social responsible (kalau ketemu orang jangan bersalaman), dan bila merasa tidak enak badan (sakit tenggorokan, batuk, demam) untuk segera mengunjungi klinik dengan hanya membayar $10 saja. Yup, dimana Singaporenas dan PR (Permanent Resident) saja yang mendapatkan subsidi ini. Jadi pemerintah meng-encourage warga untuk segera keklinik bila merasa tidak enak badan. Maksudnya bila ada warga yang terinfeksi, bisa diketahui lebih awal dan segera ditangani. Selain itu, di Singapura sudah ada The National Centre for Infectious Diseases atau dikenal dengan NCID. Ini adalah sebuah rumah sakit khusus untuk menangani pasien yang terinfeksi penyakit menular. Jadi ketika ada case Coronavirus ini, rumah sakitnya sudah ada dan tentu saja dengan peralatan yang sudah lengkap beserta tim medis yang sudah terlatih atau sudah disiapkan untuk menangangi hal-hal seperti ini.

Jadi bila ada pertanyaan, "tidak takut kah dengan situasi yang ada?", maka jawaban saya, stay calm tidak perlu takut, panik, dan khawatir, percayakan saja pada pemerintah. Yup, saya percayakan semua pada pemerintah Singapura. Apa-apa yang dianjurkan pemerintah, nasihat dari pemerintah, semua harus diikuti serta didengarkan dengan baik-baik. Menurut saya, ini menurut saya secara pribadi, pemerintah Singapura sudah bekerja dengan sangat bagus dalam menangani COVID-19 dengan situasinya. Pesan dari saya untuk kawan sekalian baik yang berdomisili di Singapura maupun yang tinggal diluar Singapura, jangan panik, stay alert but don't anxious. Jaga kebersihan diri dan keluarga, dan makanlah makanan sehat. Tidak perlu menimbun-nimbun bahan makanan atau panic buying, karena kasian kalau ada orang yang benar-benar membutuhkan tetapi barangnya sudah kalian borong. Harus ingat dengan yang lain/ orang lain juga, beli-beli secukupnya saja.

Note:

  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions



No comments:

Post a Comment

After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...