-
Cundhuk Mentul
-
Gunungan
-
Centhung
-
Prada
-
Citak
-
Alis Menjangan
-
Sumping
-
Kalung Sungsung
-
Kelat Bahu
-
Gelang
-
Written by Acik Mdy / Acik Mardhiyanti
-
Do not copy this article without permissions
Siapa yang suka dengan hewan bernama “kucing”? Atau sudah memelihara kucing dirumah? Orang Jepang sangat menyukai kucing dan kebanyakan dari mereka memeliharanya dirumah. Sampai-sampai ada sebuah figure (patung) kucing yang disebut dengan Maneki-neko. Ya, maneki-neko, yang dipercayakan akan membawa sebuah keberuntungan bagi pemiliknya. Percaya atau tidak?
Apa itu maneki-neko? Seperti gambar yang ada dalam tulisan ini, itulah yang disebut sebagai maneki-neko, yaitu kucing pemangil/ memanggil, dan biasanya terbuat dari keramik. Digambarkan berbentuk kucing, mengenakan kalung berwarna merah serta dilengkapi dengan bel. Sementara tangan sebelah kanan-nya (kaki depan sebelah kanan) diangkat seperti orang melambai. Bahkan kita bisa menjumpainya dibeberapa tempat, patung kucing ini memiliki batrei didalamnya, sehingga tangan kucing yang diangkat itu bergoyang-goyang melambai seolah-olah memanggil.
Bila kebetulan melihat disuatu tempat, entah ditoko penjual souvenir, toko kelontong, toko buku dan toko-toko lainnya, maupun mungkin sedang berkunjung kerumah seseorang, dan menjumpai figure (patung) kucing dengan sedikit agak berbeda, jangan merasa heran dan ragu untuk menyebutnya sebagai Maneki-neko. Mengapa? Maneki-neko, warnanya tidaklah selalu hitam, tangan yang melambaipun tidak selalu tangan kanan, begitupun dengan pelengkap lainnya, ada juga yang memegang koin.
Maneki-neko, memiliki beberapa warna, ada yang berwarna hitam seperti gambar diatas, warna emas, putih, dan kadang-kadang ada yang berwarna merah. Tapi, untuk warna merah ini penulis sendiri belum pernah melihatnya. Maneki-neko dengan warna putih adalah yang paling sering dijumpai. Warna-warna dari Maneki-neko inipun memiliki arti tersendiri. Warna putih untuk keberuntungan secara keseluruhan, warna hitam untuk kesehatan serta menjauhkan dari roh-roh jahat, dan warna emas untuk keberuntungan dalam hal keuangan. Patung kucing keberuntungan ini punya warna lain tidak ya? Ada, ada yang berwarna biru, hijau, dan pink. Untuk warna-warna ini penulis belum pernah melihatnya. Warna biru, dan hijau dipercaya membawa kesuksesan dalam bidang akademik. Sementara warna pink, untuk membawa keberuntungan/ kesuksesan dalam hal percintaan.
Tak hanya hal warna saja yang berbeda, kita juga bisa menjumapai Maneki-neko dengan gaya yang berbeda. Ada yang mengangkat tangan sebelah kanan seperti gambar diatas, ada pula tangan sebelah kiri yang diangkat. Namun tak jarang kita menjumpai Figure kucing keberuntungan ini mengangkat kedua tangannya (untuk hal ini bukan hal yang biasa) penulis belum pernah menjumpai untuk hal yang satu ini. Patung kucing dengan mengangkat tangan sebelah kiri dipercaya akan mendatangkan pelanggan, sementara yang mengangkat tangan sebelah kanan dipercaya akan membawa keberutungan dan kesejahteraan. Tak jarang pula sebagian orang akan memiliki pendapat yang berkebalikan. Namun apapun itu, patung kucing atau Maneki-neko, dipercaya akan membawa keberuntungan, kesejateraan serta kesuksesan.
Bila kita pergi kesebuah toko, kadang kita melihat patung kucing ini kan? Biasanya diletakkan didepan, yaitu etalase toko bagian depan. Tujuannya apa? Dengan diletakkan patung kucing didepan pintu masuk toko, tujuannya agar ramai pembeli datang dan keberuntungan akan selalu menyertai sang pemilik toko. Atau, biasanya patung kucing keberuntungan ini diletakkan dimeja belajar. Dengan diletakkan dimeja belajar, dipercaya akan membawa kesuksesan dalam hal akademik. Itulah sebuah kepercayaan yang merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Jepang.
Begitulah sekelumit cerita tentang sebuah patung kucing di Jepang. Penulispun mendapatkan figure (patung) kucing ini dari seorang kawan baik di Jepang yang mengirimkannya beberapa bulan lalu. Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan kawan-kawan sekalian yang ingin mengetahui makna patung kucing dinegara Jepang.
Note / Catatan :
Photographed by Ryo Rakusui
Sudah tahu apa belum, di Jepang terkenal akan keberadaan bunga sakura. Bila orang berkata “bunga sakura”, maka pikiran kita akan langsung menuju sebuah negara yang terkenal dengan sebutan matahari terbit, yaitu Jepang. Bunga sakura, selain beragam jenis, ternyata ada budaya menikmati keindahan bunga cantik ini, yang disebut dengan nama Hanami.
Di negeri Sinchan, yaitu Jepang, bunga sakura atau yang juga disebut dengan Cherry Blossom flower, jenisnya ada tiga. Apa saja itu?
Photographed Ryo Rakusui
Photographed by Ryo Rakusui
Bunga sakura jenis Somei-Yoshino ini adalah bunga sakura yang biasa atau kebanyakan dijumpai di Jepang. Bila kita mengatakan “sakura”, maka yang ada dalam pikiran kita adalah sakura jenis ini.
Photographed by Ryo Rakusui
Photographed by Ryo Rakusui
Bunga sakura jenis yang kedua ini, penampakannya tak kalah indah dan menarik dibandingkan dengan jenis yang pertama, Somei-Yoshino. Bila dilihat atau diperhatikan, jenis ini seperti air terjun, bukan? Bunganya menjuntai-juntai jatuh kebawah. Rantingnya melengkung kebawah, dimana sepanjang ranting itu dipenuhi oleh bunga-bunga sakura.
Photographed by Ryo Rakusui
Nah, bunga sakura jenis yang ketiga ini, bentuknya benar-benar rupawan lhoo… Kenapa begitu? Karena mahkota bunganya double/ ganda. Bandingkan dengan jenis yang pertama dan kedua, mahkota bunga sakura jenis pertama dan jenis kedua, mahkota bunganya single atau hanya satu saja. Sementara jenis yang ketiga ini, Yae-Zakura, lebih terlihat seperti bunga mawar, kan?
Bunga sakura jenis Yae-zakura ini, mekar paling terakhir diantara jenis sakura-sakura yang lain. Bunga sakura biasanya mekar pada awal musim semi, dan hanya sekitar dua minggu saja. Nah kira-kira bunga sakura jenis mana yang disukai oleh kawan-kawan sekalian, hayooo? Semuanya cantik-cantik kan… Saya menyukai semuanya!
2. Budaya Hanami di Jepang
Di Jepang ada budaya Hanami. Apa itu budaya Hanami? Budaya Hanami adalah budaya untuk menikmati keindahan bunga sakura. Kira-kira seperti apa sih budaya Hanami itu?
Ketika musim semi tiba, orang-orang Jepang bersuka cita menyambutnya. Kenapa? Karena dimusim semi itulah bunga-bunga sakura akan bermekaran dipinggir-pinggir jalan, dan taman-taman kota. Nah untuk menikmati keindahan bunga sakura, masyarakat Jepang berbondong-bondong pergi berpiknik ketaman bersama keluarga, teman, dan kerabat.
Photographed by Ryo Rakusui
Disana, ditaman itu, mereka menggelar tikar/ alas duduk, dan membawa bekal makanan. Ya, duduk-duduk makan bersama keluarga sambil menikmati bunga-bunga sakura yang sedang mekar ditaman itu. Itulah yang disebut budaya Hanami.
Photographed by Ryo Rakusui
Saat sedang menikmati keindahan bunga sakura ditaman, ada pantangannya. Apa itu?
Kenapa ada pantangan/ larangan semacam itu? Untuk orang Jepang, tindakan semacam itu, baik memetik bunga sakura, ataupun memanjat pohon bunga sakura, dianggap sebagai tindakan bodoh dan sangat memalukan. Bila ada orang yang memetik cabang/ bunga sakura, itu artinya orang tersebut tidak peduli akan pohon sakura, dan dianggap telah mengambil kecantikan bunga sakura. Kawan sekalian bayangkan, bila batang sakura serta bunga sakura dipetik dari pohonnya, maka pohon sakura tidak cantik lagi kan, karena bunga-bunganya dipetik.
Photographed by Ryo Rakusui
Selain itu, pohon bunga sakura bukanlah sembarang pohon. Ketika batang pohon sakura dipetik, maka akan berakibat buruk pada si pohon sakura, yang bisa mengakibatkan kematian pada pohon sakura. Pohon bunga sakura bukanlah pohon yang bisa dipangkas/ dipotong. Bila pohon-pohon disekitar rumah kawan-kawan sekalian mudah tumbuh dahan atau pokok-pokok baru setelah dipangkas/ dipotong, maka tidak demikian dengan pohon bunga sakura.
Photographed by Ryo Rakusui
Oiya… tau kah kawan sekalian, bila bunga dan daun sakura itu bisa menjadi bahan olahan. Orang Jepang biasa menggunakan bunga-bunga sakura ini untuk dicampurkan kedalam teh hijau mereka. Sementara daun sakura dibuat salted sakura leaf dimana proses pembuatannya sampai 6 bulan baru bisa digunakan hasilnya yaitu digunakan untuk membungkus makanan khas Jepang yang bernama Sakura-Mochi. Sakura-Mochi ini terbuat dari tepung beras, gula, kacang merah, dan air. Wah…terdengar lezat kan makan Jepang yang satu ini. Tidak hanya digunakan untuk membungkus mochi saja, salted sakura leaf ini bisa dimasak menjadi tempura sakura leaf, untuk campuran tamagoyaki atau telur dadar ala Jepang, dan juga campuran Sushi. Menarik, bukan?
Source wikipedia.com
Nah, itulah sedikit penjelasan tentang bunga sakura dan budaya Hanami di Jepang. Seru kan piknik ditaman dengan dikelilingi pohon-pohon sakura, melihat bunga sakura bersama keluarga. Semoga bisa menambah wawasan kawan sekalian tentang Jepang.
Catatan/ note :
About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...