Pemerintah Singapura Membagikan Masker Untuk Ke-2 Kalinya


Masker reusable yang dibagikan untuk ke-2 kalinya oleh pemerintah Singapura - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Yup, benar sekali bahwa pemerintah Singapura membagikan masker pada warga untuk ke-2 kalinya sebagai langkah pemerintah Singapura melindungi warganya dalam memerangi virus COVID-19. Seperti yang sudah kawan sekalian tahu, sebelumnya pemerintah Singapura sudah membagikan masker yaitu surgical mask, baca artikel saya terkait disini https://acikmdy-journey.blogspot.com/2020/02/pemerintah-singapura-membagikan-masker.html Dan kali ini pemerintah membagikan reusable mask.

Pembagian masker ini berlangsung sejak tanggal 5 April 2020 - 12 April 2020. Yup, seminggu lamanya pemerintah memberi kesempatan pada warganya untuk mengambil masker ini. Masker bisa dikoleksi atau diambil di Community club / Community Centre , dan Residents' committee masing-masing. Artinya ya kita hanya bisa mengambil ketempat yang sesuai dengan alamat tempat tinggal kita yang tertera di identity card - IC. Benar sekali, untuk pengambilan masker kita diminta membawa IC atau KTP kita masing-masing. Kalau tidak salah, yang bisa mengambil hanya mereka yang alamat tempat tinggalnya tertera di identity card. 

Kami mengambil masker dihari rabu minggu lalu, malam hari. Kami memilih malam hari dan hari Rabu untuk menghindari semisal pengambilannya antri. Dan benar saja, dihari rabu malam minggu lalu tidak ada antrian, sehingga lancar pengambilan maskernya. Cukup dengan hanya memberikan identity card yang kemudian di-scan. Sebelum memasuki ruang pengambilan masker di RC atau Residents' committee kita dicek temperatur dan didisinfektan tangannya. Setelah itu baru boleh masuk ruang pengambilan. Kalau tidak salah jam pengambilan untuk hari kerja (hari Senin-Jumat) itu dari jam 3 sore sampai 9 malam. Sementara dihari Sabtu dan Minggu pengambilan dimulai dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam.

Masker yang dibagikan kali ini adalah masker reusable. Artinya ini masker bisa dipakai berulang kali karena berbahan catton. Masker bahan cotton yang dibagikan pemerintah Singapura ini kalau saya gambarkan itu persis seperti bahan cotton yang dipakai untuk baju bayi. Setelah dipakai bisa dicuci kemudian dikeringkan dan dipakai kembali. Tiap-tiap individu dalam rumahtangga mendapatkan 1 masker, satu IC satu masker. Masker yang kami koleksi warnanya yaitu putih. Tidak hanya warna putih saja, tetapi ada warna hitan dan warna abu-abu masker reusable yang dibagikan ini. Saya bersyukur dapat warna putih, karena menurut saya pribadi warna putih bisa menyerap panas.

Kenapa pemerintah Singapura membagikan masker lagi? Saat ini pemerintah memberi aturan agar warga memakai masker ketika keluar rumah. Tentu saja untuk kali ini keluar rumahnya hanya untuk membeli barang kebutuhan, misal grocery, membeli makan, bukan keluar rumah jalan-jalan, kumpul-kumpul, atau makan-makan diluar. Makan diluar rumah sudah tidak boleh. Misal beli makan harus dibawa pulang kerumah serta membawa tempat makan sendiri kalau mau beli diluar, keluar rumah beli kebutuhan harus segera pulang kerumah juga. Kenapa harus pakai masker bila keluar rumah? Seperti yang sudah disampaikan oleh Perdana Menteri, bahwa ada yang terinfeksi virus COVID-19 tanpa menunjukkan gejala, artinya orangnya baik-baik saja. Orang yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala ini ia sendiri tidak apa-apa tapi bisa menginfeksi orang lain dan orang lain malahan yang sakit. Jadi, kita pakai masker ini ya jaga-jaga agar tidak menginfeksi orang lain seandainya kita ini mungkin saja terinfeksi virus COVID-19 tapi kita tidak tahu karena kita biasa saja tidak ada gejala apa-apa. Atau memakai masker ini ya untuk jaga diri saat keluar karena kita tidak tahu sekiranya diluar ketemu orang sepertinya sehat dan biasa saja tapi ternyata terinfeksi virus COVID-19.

Mungkin ada kawan sekalian yang bertanya, "kok reusable mask  yang dibagikan bukan surgical mask, memang tidak apa-apa pakai masker bahan kain cotton begitu?". Sebenarnya pakai masker dengan bahan kain ya tidak apa-apa dibandingkan polosan atau tidak pakai perlindungan sama sekali. Beberapa waktu lalu ada teman penulis di Indonesia sepertinya merasa gelisah karena mencari masker surgical mask sudah tidak ada alias susah ditambah harganya sekarang melambung dan kawan saya ini memakai masker kain katanya. Saya bilang padanya janganlah risau karena tidak ada namanya masker anti coronavirus, dan tidak ada jaminan orang yang memakai masker tidak terinfeksi. Lha iya kan, percuma bila kita ini pakai-pakai masker surgical mask tapi tidak cuci tangan atau jaga kebersihan... Jadi untuk terhindar agar tidak terinfeksi ya kita harus melakukan kombinasi pencegahan, pakai masker, sering cuci tangan, jaga jarak dengan orang lain minimal 1 m, pakai dsiinfektan dll... Yup, pakai masker dengan bahan kain itu masih bisa mem-protect yaitu basic protection. Masker dengan bahan kain cotton bisa sampai 50-60 persen efisien filter-nya. Paling tidak ketika orang yang sakit pergi-pergi keluar bila ia memakai masker tingkat resiko untuk menginfeksi lainnya berkurang 50 persen. Sisa resiko 50 persen ya kita harus jaga jarak dengan orang lain minimal 1 m ketika diluar, itulah pentingnya jaga jarak dengan orang lain ketika keluar rumah, cuci tangan, bersih-bersih setelah kembali kerumah, dll. Kalau dibilang kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak terinfeksi, ya itu benar adanya, misal stay at home untuk mengindari kontak dengan orang lain dan mengurangi laju virus COVID-19. Semua aturan yang dikeluarkan pemerintah pada dasarnya untuk kebaikan kita sendiri, keluarga, teman kita, juga masa depan kita sendiri. Bila masih ada orang yang keluyuran padahal sudah ada aturan stay at home, masih juga tidak jaga jarak dengan orang lain, tidak pakai masker ketika keluar rumah, itu artinya ini orang tidak punya rasa social responsible, atau hanya mementingkan diri sendiri. Kita itu sedang berperang melawan musuh yang tidak terlihat, benar tidak? Virus COVID-19 ini sangat menular, dan kita harus sama-sama memeranginya.

Jadi, untuk kawan sekalian jangan terlalu risau dan khawatir bila memang ditempat tinggal kalian tidak ada surgical mask atau sudah sulit mendapatkannya ditambah harga mahal. Mulailah untuk mencari alternatif dan solusi lainnya, misal beli yang berbahan kain kalau bisa cotton. Atau, kita bisa membuatnya sendiri dirumah yang pastinya biaya jauh lebih murah. Bisa dilihat disini link pembuatan masker hasil design saya https://acikmdy-journey.blogspot.com/2020/04/menjahit-4-layer-masker-tanpa-keahlian.html Jangan banyak mengeluh dan sebentar-bentar complain, jadilah warga taat aturan, dan bisa mencari solusi sendiri disaat krisis. Stay strong! 💪

Note:

  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions
  • Do not reuse these photograph anywhere else without permissions

Menjahit Masker 4 Layer Tanpa Keahlian Dan Tanpa Mesin Jahit?


Masker 4 layer/ lapis tanpak dari depan - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy


Masker 4 layer tanpak dari belakang - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

"Huh, emang bisa gitu jahit-menjahit masker 4 layer tanpa keahlian atau berpengalaman menjahit?" Maka jawaban saya adalah bisa, tinggal pribadi masing-masing orang mau melakukannya atau tidak, kalau ada yang bilang "lah saya tidak bisa menjahit bla bla...", maka maaf saya harus bilang bahwa jadi orang jangan malas, kalau mau berusaha kita pasti bisa melakukannya apalagi bila kita ini adalah seorang wanita plus sudah menjadi seorang istri.


Masker 4 layer tanpak d ari depan- Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy


Masker 4 layer tanpak dari belakang - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Dalam urusan jahit menjahit, boleh percaya, boleh tidak, penulis sudah bisa menggerakkan mesin jahit manual alias bisa menggunakan mesin jahit sejak kelas 3 Sekolah Dasar bahkan saya membuat sendiri tas sekolah dari kain bekas saat kelas 3 Sekolah Menengah Atas. Yup, benar sekali, simbah putri saya yaitu ibu-nya bapak saya punya 4 atau 5 mesin jahit manual dimana salah satunya ada dirumah bapak saya. Kalau saya/ penulis bisa menggunakan mesin jahit, artinya jahit-menjahit dengan tangan ya saya bisa. Nah. bagi kawan sekalian yang "merasa" tidak bisa menjahit, maka berusahalah untuk bisa apalagi bila sudah menjadi seorang istri. Saya tahu, mungkin ini akan dipandang hal sepele, tapi percayalah ini akan sangat bermanfaat dalam hidup kita. Terutama seperti masa sekarang yaitu pandemi COVID-19, kita bisa membuat masker sendiri untuk keluarga kita tanpa harus membelinya.


Masker 4 layer tanpak dari depan ketika tidak dilebarkan - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Dalam artikel ini saya ingin membagikan design dan bagimana pembuatan masker 4 layer atau lapis tanpa menggunakan mesin jahit yaitu jahit tangan. Tapi kalau kawan sekalian punya mesin jahit ya dijahit dengan mesih jahit juga tidak masalah. Kenapa dengan jahit tangan? Karena saya berpikir tidak semua orang punya mesin jahit dirumah baik manual atau elektrik. Benar, tidak? Jangankan mesin jahit ya, lha sedia benang jahit, gunting jahit, serta alat jahit lainnya seperti meteran banyak rumahtangga tidak memilikinya... Huh? Iya, karena yang punya peralatan jahit seperti ini biasanya hanya orang-orang tua saja alias generasi tua. Oleh karenanya saya membagikan design masker saya dijahit dengan tangan. Tidak perlu ahli, cukup mau berusaha dan bersabar membuatnya. Inilah design masker saya yaitu masker 4 layer atau lapis dijahit dengan tangan.

Bahan-bahan:


Bahan-bahan masker kain dengan felt - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Kain
Bisa menggunakan kain bekas dirumah, mungkin ada pakaian / dress atau apa yang sudah tidak terpakai dirumah tapi masih layak digunakan. Atau kalau mau membeli baru ditoko kain ya tidak masalah. Saran saya pilihlah kain yang firm, firm itu saya kurang tahu pasti bahasa Indonesia-nya, tapi gambarannya adalah kain yang tidak lembek tapi juga tidak kaku begitu ya seperti bahan denim misalnya, gampangnya kalau dibentuk lebih mudah. Kain ini kita gunakan untuk lapisan/ layer ke-1 dan layer ke-4. Untuk kebutuhan kain ini saya menggunakan kain-kain yang ada dirumah karena saya memang punya kain-kain ini untuk membuat bow hiasan cat collars yang saya design. 
  • Kain cotton
Kain cotton atau kain katun, ini kita butuhkan untuk lapisan ke-3. Untuk kain katun ini saya menggunakan kain bekas dirumah karena dirumah ada kaos-kaos berbahan katun yang sudah tidak terpakai. Tapi bila kawan sekalian ingin membelinya ya tidak apa-apa. Dan saya lebih suka kain cotton berwarna putih. Kenapa menggunakan kain katun berwarna putih? Tentu ada alasan dalam pemilihan warna putih. Warna putih itu bisa menyerap panas dibandingkan dengan warna hitam atau warna-warna gelap. Contohnya dalam cuaca panas bila kita hendak beraktifitas diluar alangkah baiknya menggunakan pakaian warna putih. Oleh karenanya penulis suka memilih warna putih agar supaya meminimalisir panas. Tapi jika kawan sekalian dirumah tidak punya kain katun warna putih, pilihlah warna cerah seperti kuning, pink, biru muda dll, yang penting jangan warna gelap.
  • Felt
Felt, kenapa harus menggunakan bahan felt segala? Felt ini digunakan untuk lapisan/ layer ke-2. Ada baiknya kita menggunakan bahan non-woven untuk masker ini. Jadi tidak polosan hanya masker kain dua lapis saja tetapi dalam pembuatan masker, design saya menggunakan non-woven material dan saya pilih felt. Kalau mau dicari banyak ya tutorial pembuatan masker kain kemudian tengahnya dibuat semacam kantong yang fungsinya untuk meletakkan tissue basah yang sudah dikeringkan, atau kitchen paper, agar supaya bisa berfungsi seperti surgical mask karena bahan sugical mask adalah non-woven material. Untuk saya, penulis pilih alternatif lain yaitu menggunakan felt. Selain tidak perlu mengganti-gantinya tiap hendak dipakai dan repot harus mengeringkan tissue basah, felt lebih praktis karena bisa dicuci. Nanti akan penulis beritahu bagaimana mencuci masker yang ada lapisan felt-nya. Untuk bahan ini dirumah saya punya banyak, punya banyak karena memang dirumah ada macam-macam material handicraft.
  • Kawat
Kawat ini penulis menggunakan kawat untuk tanaman, Kalau kawan sekalian bisa menemukan kawat tanaman berbentuk pipih dan agak lebar itu akan lebih baik. Jenis kawat yang saya gunakan tadinya kawat material dari bahan-bahan handicraft saya dirumah, bisa di-double. Nah untuk kawat tanaman yang luarnya ada lapisan karet hijaunya, kawat jenis ini tebal, jadi ya lumayan menurut saya. Untuk kawat ini saya belum sempat muter-muter mencari kawat berbentuk pipih dan lebar. Saya pakai kawat seadanya dulu dirumah.
  • Elastic band
Elastic band ini bisa disebut karet gitu ya. Dan saya pakai elastic band seperti pada gambar. Kawan sekalian bisa menggantinya dengan bahan yang sekiranya mudah didapat dilingkungan sendiri. Tidak harus sama dengan yang saya punya. Karena...karena elastic band ini kan fungsinya untuk tali masker, semisal kawan sekalian ingin memasang tali masker ini dengan bahan kain ya tidak masalah, nanti jadinya masker tali begitu


Elastic band dengan lebar 1 cm - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Alat jahit
Alat jahit ini sudah jelas ya, untuk menjahit masker 4 layer ini kita butuh benang jahit, gunting, meteran untuk mengukur dsb. Kalau kawan sekalian belum punya, beli alat-alat ini murah meriah ditoko kelontong atau toko alat jahit, serta saya rasa mudah sekali untuk mendapatkannya. 

Langkah-langkah membuat masker 4 layer:

  • Potong kain untuk layer ke-1 dan ke-4 dengan panjang 26 cm dan lebar 22 cm
  • Potong kain katun dengan panjang 18 cm dan lebar 22 cm - layer ke-3
  • Potong felt dengan panjang 18 cm dan lebar 14 cm - layer ke-2

Inilah bila ingin dilihat ukuran-ukuran kain, cotton, felt diatas tadi - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Potong kawat 11 cm kemudian lipat ujung kawat dengan alat penjepit, kemudian beri glue supaya bagain ujung kawat yang tajam bisa secure
  • Potong elastic band, ukuran panjangnya saya masing-masing kanan-kiri 15 cm, sementara suami 18 cm panjangnya. Bisa berbeda ukuran panjang dengan kawan sekalian. Bisa disesuaikan ukurannya ya
  • Jahit dengan tangan layer/ lapis ke-1, ke-3, dan ke-4 bagian atas dan bagian bawah tanpa harus dibalik

Layer ke-1, layer ke-3, layer ke-4, dijahit atas dan bawah - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy


Jahit layer ke-1, layer ke-3, dan layer ke-4, jahit atas bawah - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Kemudian dibalik dan setrikalah supaya sekitar jahitan/ bagian yang dijahit bisa terlihat rapi, dan jahitlah lagi bagian bawah tapi beri jarak kurang lebih 1/2 cm dari jahitan pertama

Setelah dijahit, dibalik dan disetrika - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Untuk bagian atas, sebelum menjahit ulang ditengah-tengah beri tanda 10 cm untuk kawat, dan dibagian batasan 10 cm itu dijahit agar kawat tidak lari kesana-kemari saat dipakai. Artinya saat menjahit bagian atas ini, kawat sekalian dimasukkan

Dibalik, setrika, dan jahit atas bawah dimana jahitan bagian atas dibagian tengan diberi tanda 10 cm untuk kawat - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy


Dibalik, disetrika, kemudian dijahit kembali atas dan bawah, sebelum kawat dimasukkan dibagian atas - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy


Setelah kawat dimasukkan - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Kemudian kain dibalik lagi dan setrikalah kembali. Hati-hatilah dalam menyetrika untuk kedua kalinya ini karena bagian atas sudah ada kawatnya. Setelah itu masukkan felt. Yup, benar sekali felt dalam kondisi tidak dijahit sama sekali. Catatan, jangan masukkan felt kemudian baru disetrika, tapi setrikalah dahulu setelah itu masukkan felt

 Setelah kain dibalik dan belum disetrika untuk kedua kalinya - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy


Setelah kain disetrika untuk kedua kalinya - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy


Setelah kain disetrika untuk kedua kalinya - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Jahit bagian kanan dan kiri. Sebelum menjahitnya pastikan kita sudah melipat bagian tengah kain menjadi paling tidak tiga bagian. Gunakan bantuan jarum pentul agar mudah menjahitnya. Usahakan ketika ada lipatan, masker memiliki lebar kurang lebih 9 cm

Setelah dijahit kana-kiri - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy


Setelah dijahit kanan-kiri dan sebelum dijahit secure - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Kemudian setelah dijahit bagian kanan dan kiri tadi, sekarang lipat sedikit bagian kain sampai mendekati batas lebar felt dan kain cotton (jangan dijahit fetl dan cotton-nya). Itu sebabnya lebar kain layer ke-1 dan ke-4 lebih lebar ketimbang kain katun dan felt. Karena fungsinya buat ini yaitu men-secure bagian kanan dan kiri agar lebih rapi

Setelah dijahit secure kanan-kiri pasang elastic band - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Setelah itu pasang elastic band dibagian kanan dan kiri
  • Masker kain 4 layer/ lapis sudah siap pakai, panjang kurang lebih 21 cm dengan lebar 9 cm. Layer pertama kain, layer kedua felt, layer ketiga adalah cotton, dan layer keempat kain yang sama dengan layer pertama. Bagian cotton menghadap hidung kita, sementara felt untuk bagian luar.
Tips mencuci masker kain dengan bahan felt didalamnya:
  • Setelah dipakai baiknya langsung direndam dengan sabun/ detergent pastinya. Bisa direndam beberapa menit atau bisa juga langsung dicuci dengan cara dicelup-celup saja diusap-usap pelan. Ingat! Jangan dicuci dengan cara dikucek-kucek. Karena kalau dikucek-kucek felt-nya rusak atau bisa mengecil atau bisa "keriting"
  • Bila mau setelah dicuci bisa direndam sebentar dengan disinfektan misal Dettol, kemudian dijemur. Untuk takaran penggunaan disinfektan ini bisa dibaca petunjuk pemakaian. Tapi jangan di bleach, bleach baunya untuk saya sendiri tidak kuat, apalagi harus dipakai dekat hidung. Bagaimana kalau tidak punya disinfektan dirumah? Ingat, virus COVID-19 itu mati dengan air sabun, cuci tangan 20 detik saja itu virus mati; artinya masker 4 layer ini hanya dicuci dengan detergen saja itu virus sudah mati sendiri. Jadi, bila tidak bisa beli disinfektan seperti Dettol, ya tidak ada masalah.
  • Setelah itu bisa dijemur, dijemur dibawah matahari lebih bagus. Kalau sudah kering, masker bisa dipakai lagi
Nah, bagaimana masker hasil design saya ini, cukup mudah membuatnya kan? Bahan-bahan juga cukup mudah didapat dan murah meriah. Saya beli kainnya kurang dari SGD 4 untuk 1 meter, sementara felt kalau tidak salah hanya 60 cent atau 70 cent saja. Di Indonesia, harga kain felt sekitar Rp. 3,000 dan bisa kita temui ditoko aksessoris, maupun ditoko penyedia alat jahit dan handicraft. Murah meriah kan bahan untuk membuat masker 4 layer ini...

Kita tidak perlu ahli atau berpengalaman menjahit dan harus punya mesin jahit untuk menghasilkan sebuah masker. Dijahit dengan tangan pun sudah jadi. Tidak perlu kuatir hasil jahitan jelek atau tidak rapi, yang penting kita mau berusaha untuk membuatnya dan yang pasti bisa dipakai untuk keluarga. Karena untuk saat ini mungkin ditempat kawan sekalian mencari masker susah diawal tahun COVID-19 (awal tahun 2020 ini), selain itu harganya kawan sendiri tahu berapa. Meski pun di Singapura masih terbilang stok masker ada ditoko (toko minimart dekat blok kami misalnya), tapi saya lebih pilih membuat masker sendiri. Dan saya sudah  mulai membuat masker sendiri sejak akhir bulan Januari 2020 lalu. Design awal masih kasar, dan awal bulan Maret 2020 saya sudah menemukan design untuk kebutuhan masker kami. Yup, saya tidak membeli-beli masker pun tidak membeli-beli hand sanitizer, semua kebutuhan itu saya sendiri yang membuatnya. 


Masker 4 layer ketika tidak dilebarkan tanpak dari depan dengan panjang 21 cm lebar 9 cm - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Bagaimana hasilnya setelah masker 4 layer/ lapis ini dipakai? Rasanya seperti memakai masker N95. Makanya ketika memakai masker 4 layer hasil design saya ini jalan harus santai, tidak bisa digunakan untuk lari atau jalan cepat karena nafasnya bakalan agak susah. Dengan menggunakan bahan felt, filternya semakin bagus dibandingkan hanya menggunakan bahan kain 2 lapis. Tadinya saya ingin menambahkan 1 lapisan lagi dibagian terluar yaitu menggunakan bahan anti air jadi masker 5 layer, tapi saya pikir 4 layer ini saja sudah cukup, inipun sudah tight maskernya.

Mungkin ada yang bilang masker-nya tidak proper lah tidak sesuai standart medis lah bla bla... Tapi inilah cara saya sebagai seorang ibu rumahtangga untuk ikut serta atau ikut berperan dalam mengatasi penyebaran virus COVID-19, bikin masker sendiri, bikin hand sanitizer sendiri, jadi warga mandiri tanpa banyak omong mengkritik aturan pemerintah dan tidak banyak tingkah. Karena kawan sekalian sudah pada tahu, dimasa-masa sekarang masih saja banyak warga yang pada suka complain dan banyak omong. Saya men-design masker ini karena saya tahu banyak orang tidak mampu diluar sana untuk membeli maker. Jangankan membeli masker, untuk makan sehari-hari saja susah. Saya pribadi, beli masker dengan harga satu box SGD 48.00 saya mampu, tapi bagaimana dengan orang lain? Itu pertanyaan besar dalam otak saya. Makanya penulis membuat design masker dengan bahan mudah didapat dan murah. Plus-nya lagi ini masker reusable, bisa dicuci kering dipakai lagi. 

Mungkin saya tambahkan dalam artikel ini bahwa sekarang di Singapura ada aturan baru dimana warga wajib menggunakan masker ketika keluar rumah. Keluar rumah disini adalah belanja kebutuhan bukan piknik dan makan-makan kumpul-kumpul atau ngerumpi...! Dan pemerintah Singapura memberi nasihat memakai masker kain tidak apa-apa, malah minggu kemarin hari Rabu malam tanggal 8 Maret 2020 kami mengambil masker yang dibagikan pemerintah Singapura. Yup, masker yang dibagikan adalah masker berbahan catton. Kalau ada waktu saya tuliskan artikelnya tersendiri.

Pesan saya untuk kawan sekalian do our part, apa yang bisa kita lakukan ya kita lakukan untuk menghentikan laju penyebaran virus COVID-19, misal bikin masker sendiri, bikin sanitizer sendiri, atau membantu orang lain karena dalam masa sekarang ada banyak orang kehilangan pekerjaan, gaji berkurang, tidak punya pendapatan yang berujung banyak murid putus sekolah karena bapaknya tidak punya pendapatan dalam masa krisis COVID-19. Tidak perlu banyak mengeluh susah begini begitu, percayalah semua orang juga susah dalam masa pandemi seperti ini tetapi berusaha menyesuaikan diri. Kalau ada aturan disuruh stay at home ya nurut jangan keluyuran ketaman, kumpul-kumpul, makan-makan, dan jalan-jalan. Tujuannya apa sih kita stay at home? Ya tujuannya supaya virus COVID-19 bisa distop lajunya. Yup, banyak orang tidak paham kenapa sih kita ini harus stay at home alias banyak dirumah saja, gak boleh kumpul-kumpul apalagi makan-makan diluar bareng kawan-kawan, dll... Semua itu untuk kebaikan diri kita sendiri, "stay at home for our family, our friend, our community, and our future".


Masker 4 layer tanpak bagian belakang dengan panjang 21cm lebar 9 cm - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Mudah-mudahan tulisan saya ini bisa menggugah kreatifitas kawan sekalian dirumah untuk membuat masker sendiri. Tidak perlu harus mengeluarkan uang untuk membeli masker, cukup membuat 3-4 masker untu satu orang dalam keluarga kita. Lah, kalau mau beli masker terus bisa habis uang berapa, ditambah lagi membeli-beli hand sanitizer? Krisis COVID ini bukan cuma setahun dua tahun lho, bisa sampai 5 tahun, oleh karenanya kita harus mandiri, kreatif, dan membantu sesama. Selamat berkreatifitas, membangun diri, menularkan semangat positif, dan menginspirasi yang lain untuk terus berkarya! 💪👍

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti 
  • Photographed by Acik Mardhiyanti
  • Do not copy this article without permissions
  • Do not reuse these photographs anywhere else without permissions







Tips Berbelanja Aman Ditengah-tengan Pandemi Coronavirus

Seperti apapun keadaannya, kita tetap butuh beli bahan makanan dan kebutuhan harian lainnya, bukan? Masalahnya sekarang ini keadaannya sedang krisis yaitu pandemi Coronavirus dimana-dimana. Mau belanja-belanja jelas sudah tidak bisa seluasa atau sebebas sebelumnya, ada hal-hal yang harus kita ikuti, kita perhatikan detailnya, juga kita harus perhatikan. Repot, jelas sekarang belanja jauh lebih repot dari sebelumnya. Tapi itu semua demi menjaga diri kita, serta keluarga kita agar tidak terinfeksi Coronavirus, paling tidak meminimalisirnya. 

Dalam artikel ini penulis hanya berbagi pengalaman saya sendiri tentang bagaimana atau hal-hal yang harus dilakukan saat belanja ditengah-tengah pandemi Coronavirus. Bisa saja orang lain akan melakukan hal yang berbeda, tapi inilah cara saya berbelanja aman ala saya/ penulis ditengah situasi yang tidak bagus seperti sekarang. Apa saja itu:

1. Jangan belanja saat ramai

Saya misalnya, hari Jum'at minggu lalu setelah Perdana Menteri memberikan pidato, ramai-ramai orang pergi ke supermarket-supermaket untuk menguras rak-rak supermarket. Bahkan siang hari suami penulis sudah diberi pesan oleh atasannya agar tidak berbelanja hari itu karena orang-orang "going crazy" alias menguras supermarket. Siang itu, padahal Perdana Menteri baru akan pidato jam 4 sore, siang hari sudah banyak orang pergi menguras supermarket. Maka saya memilih belanja dihari yang tidak ramai/ penuh orang. Saya itu baru berbelanja 2 hari kemudian. Saya tidak mau berbelanja berbarengan dengan para "hoarder" atau penimbun yaitu orang yang suka menguras supermarket. Kalau kebetulan pas sudah sampai di supermarket kondisinya sudah penuh orang, saya memilih untuk pulang saja.

Hal yang membuat unik, para "hoarder" ini hanya menguras supermarket, kalau pasar dan minimart  tidak pernah disentuh mereka. Alhasil, ketika disupermarket banyak rak yang kosong, tapi percayalah, belanja dipasar dan minimart stock barangnya masih ada. Contohnya, ketika makanan kaleng, tepung, dll disupermarket kosong, di minimart dekat block kami masih banyak. Unik, ya? Wah, saya jadi tertarik untuk menelitinya 😊

2. Disinfektan kereta belanja

Buat saya sudah biasa ya membawa wet wipes antibacterial, dan selalu ada ditas. Tapi saat ini ada tambahan bukan cuma wet wipes antibacterial tapi wet wipes yang bisa disinfektan juga. Fungsinya buat apa membawa ini ketika belanja? Fungsinya ya untuk melap handle kereta belanja yang hendak kita pakai. Jadi itu kereta belanja sebelum kita pakai wajib didisinfektan dulu pegangannya atau handle-nya serta pinggir-pinggirnya. Huh, ribet amat mau belanja? Iya, ini semua demi keamanan diri saya sendiri juga keluarga. Dan tidak banyak orang yang melakukan hal ini. Biasanya barengan saya ketika belanja mereka ambil kereta belanjaan ya tinggal ambil saja tanpa dilap dulu dengan disinfektan handle-nya dan pinggirnya, padahal mereka pada pakai masker. 

3. Sarung tangan

Huh, mesti pakai sarung tangan? Saya jelaskan disini, butuh memakai sarung tangan atau tidak itu tergantung dari situasi masing-masing negara. Seperti saya misalnya yang berdomisili di Singapura, untuk saat ini saya belum perlu/ butuh memakai sarung tangan ketika berbelanja. Tapi, untuk beberapa negara lain pemakaian sarung tangan ketika berbelanja adalah penting, misal di Wuhan dulu, kalau belanja penting pakai sarung tangan. Bagusnya kalau memang kawan sekalian butuh memakai sarung tangan dalam berbelanja, pakailah sarung tangan yang langsung dibuang, biasanya ini sarung tangan dipakai untuk masak, hanya sekali pakai, jadi setelah belanja langsung dibuang.

4. Gunakan tissue/ wet wipes 

Kapan kita menggunakan tissue atau wet wipes ketika berbelanja? Kita menggunakan ini ketika hendak membuka lemari freezer, handle-nya kita pegang dengan menggunakan tissue/ wet wipes. Repot bener, sih? Kalau ingin diri kita aman, keluarga kita aman ya memang repot saat sekarang ini. Lha kalau begitu pakai sarung tangan saja biar tidak repot pakai tissue, ya boleh saja, tapi semisal sarung tangan terkontaminasi dengan virus, virusnya malah nempel juga kebarang belanjaan lain yang kita pegang.

5. Jangan terlalu banyak memilih

Maksudnya apa sih? Maksudnya, bila biasanya suka pilih-pilih, pegang ini pegang itu, maka kebiasaaan ini hilangkan. Mau beli apa sebisa mungkin sekali ambil saja, saya biasanya ambil yang paling belakang, atau ditengah. Kalau bisa barang yang kita beli harus punya cover, misal beli buah ya yang berplastik karena sampai rumah plastik dibuka dan dibuang, buahnya direndam dengan sabun khusus untuk buah dan sayur. Untuk saat ini saya menghindari beli buah atau sayur tanpa cover. Kalau barang lain misal biskuit pasti ada cover-nya ya, atau belanjaan yang lain misal makanan kaleng kita tidak perlu banyak khawatir.

6. Jangan pegang-pegang muka selama berbelanja

Ini kebiasaan banyak orang ya saat berbelanja entah sengaja atau tidak sengaja adakalanya pegang bagian muka, mungkin hidung gatal, atau tidak kenapa-napa pegang muka, merapikan rambut dan lain-lain... Hilangkan kebiasaan ini, dan harus diingat baik-baik. Kenapa? Karena kita tidak tahu, mungkin saja tangan kita terkontaminasi dengan virus selama belanja, tidak sengaja pegang ini itu saat belanja. Maka minimalisirlah untuk pegang-pegang saat belanja, kalau tetangga saya bilang, "stop touching this touching that while you are out there". Itu pesan tetangga baik kami yang merupakan Singaporean. 

7. Pakai hand sanitizer setelah selesai 

Ini kebiasaan saya saat ini yaitu pakai hand sanitizer setelah selesai mengambil semua barang yang hendak dibeli. Biasanya ini saya/ kami lakukan ketika sudah mengantri dikasir. Artinya belanjaan semua sudah diambil dan tinggal bayar, saat inilah saya pakai hand sanitizer. Nah, setelah selesai membayar, biasanya saya dan suami menata barang belanjaan karena kebiasaan membawa tas belanja. Setelah menata, kami pun pakai hand sanitizer lagi. 

8. Cashless

Cashless, sebisa mungkin bayarlah tanpa uang tunai atau gunakan kartu saja. Untuk apa? Untuk meminimalisir kontak dengan orang lain, dalam hal ini kasir yang tentu saja kasir ini kontak dengan banyak orang. Cashless lebih baik ketimbang harus menggunakan uang tunai. Nah yang susah itu dipasar ya, dipasar masih dengan uang tunai untuk membayar. Semisal terpaksa harus transaksi uang tunai, biasanya saya mencuci uang kembalian dan mengeringkannya. Ya bersyukur mata uang Singapura yang kertas itu berbahan seperti plastik jadi kena air tidak apa-apa. 

Itulah beberapa hal yang penulis lakukan saat berbelanja ditengah-tengah pandemi Coronavirus. Setelah pulang dari berbelanja pun masih ada serangkaina "ritual" yang harus kita lakukan dalam memperlakukan barang belanjaan setelah sampai dirumah. Untuk hal ini bisa dibaca artikel saya sebelumnya, tentang apa yang harus kita lakukan pada barang belanjaan setelah sampai dirumah agar bahan makanan yang kita beli aman untuk keluarga dirumah, link disini https://acikmdy-journey.blogspot.com/2020/04/covid-19-pandemi-apa-yang-harus-kita.html... Jaga diri, jaga kesehatan, stay safe, stay strong, the helath of all depends on each one of us. 

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions

COVID-19 Pandemi: Apa Yang Harus Kita Lakukan Pada Barang Belanjaan Setelah Pulang Belanja?


Buah dan sayur setelah direndam kemudian dibilas - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Yup, benar sekali bahwa kita tetap butuh untuk belanja barang kebutuhan meski ditengah-tengah pandemi Coronavirus yang semakin hari semakin ketat aturan yang dikeluarkan pemerintah Singapura. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk paling tidak meminimalisir agar terhindar dari Coronavirus, apa yang harus kita lakukan pada barang-barang belanjaan kita setelah sampai dirumah? Tentu saja ini menjadi perhatian untuk kita karena saat ini situasinya memang kita harus ekstra waspada.

Dalam artikel ini yang saya tuliskan adalah apa yang saya lakukan, karena mungkin barang kali orang lain akan melakukan hal berbeda atau memperlakukan barang belanjaannya dengan cara berbeda. Yup, ini cara saya agar keluarga saya paling tidak terinfeksi dari Coronavirus. Benar sekali ini adalah salah satu tugas saya sebagai ibu rumahtangga untuk memperhatikan dan menjaga bahan makanan yang akan dikonsumsi oleh anggota keluarga saya dirumah terutama ditengah-tengah pandemi Coronavirus atau COVID-19. Percayalah, bahwa sejak adanya virus COVID-19 pekerjaan saya jadi double atau ekstra. Gimana tidak ekstra, sekarang bersih-bersih rumah ekstra seperti misalnya yang tadinya tidak pernah mendisinfektan handle pintu sekarang jadi kerjaan tambahan untuk saya, bahkan ngurus bahan makanan terutama setelah belanja jadi ekstra dibersihkan. 

Apa saja sih yang saya lakukan akhir-akhir ini dalam memperlakukan barang belanjaan ditengah-tengah pandemi COVID-19 setelah pulang belanja? Inilah hal-hal yang saya lakukan:

1. Cuci tangan

Hal pertama setelah sampai didepan pintu rumah setelah pulang belanja adalah meletakkan belanjaan sementara dan kemudian memakai hand sanitizer untuk kedua tangan. Baru setelah itu mengambil kunci rumah dan membuka pintu rumah. Ya, kami meletakkan hand sanitizer dipintu depan rumah untuk dipakai sebelum masuk rumah. Tidak hanya itu, saya juga menyediakan disinfektan untuk disemprotkan kealas kaki (sandal atau sepatu) yang kami pakai ketika keluar rumah. Ketika kami kelura rumah entah belanja atau keperluan penting lainnya, sebelum membuka pintu rumah dan masuk rumah, memakai hand sanitizer untuk tangan dan menyemprotkan disinfektan kesandal atau kami. Bagaimana kalau tidak punya hand sanitizer dan disinfektan, kan mahal itu harganya? Solusinya bisa cuci tangan dan kaki dengan sabun sebelum masuk rumah setelah bepergian (pulang sekolah, pulang kerja, pulang belanja dll). Setelah masuk rumah, meletakkan belanjaan kedapur kemudian cuci tangan dengan sabun cuci tangan selama paling minimal 20 detik. Saya ada tambahan, saya mencuci kaki serta ganti baju juga. Hal ini penting untuk dilakukan bila kita keluar rumah dan kemudian kembali kerumah dan hal ini adalah wajib. Kebiasaan ganti baju setelah keluar rumah, mencuci tangan dan kaki ini sudah menjadi kebiasaan hidup harian dikeluarga saya dirumah sebelum adanya Coronavirus. Meskipun cuma menyiram bunga dan tanaman di corridor, setelah masuk rumah saya tetap cuci tangan dengan sabun.


Letakkan barang belanjaan didapur, kemudian langsung cuci tangan dengan sabun - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Untuk meletakkan barang belanjaan sesampai dirumah, kalau punya counter dapur besar bisa diletakkan disana. Karena counter dapur saya dirumah sudah ada isinya sebagian, ditambah barang belanjaan biasanya banyak dan bermacam-macam, biasanya sih barang belanjaan saya letakkan dilantai untuk kemudian dibongkar atau dikeluarkan barang belanjaan dari tas belanja. Tidak ketinggalan siapkan disinfektan atau antibakterial wet wipes.

2. Membuang plastik belanjaan

Biasanya kalau kita belanja akan diberi plastik untuk membungkus/ membawa barang belanjaan kerumah, bukan? Nah, plastik-plastik ini setelah sampai dirumah saya buang. Sebelum adanya Coronavirus biasanya plastik-plastik yang saya dapat setelah belanja akan saya kumpulkan untuk cadangan plastik sampah. Tapi setelah ada COVID-19 plastik-plastik belanjaan ini saya buang tentu saja setelah isinya dikeluarkan semua. Nah, biasanya saya membawa reusable bags untuk membawa barang belanjaan. Apa yang harus dilakukan untuk reusable bags? Baca point ke-3 dibawah!😉

3. Mencuci atau mendisinfektan reusable bags


Disinfektan reusable bag, bahan tas kain langsung dicuci dengan detergen - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Reusable bags kadang bisa berbahan kain yang bisa dicuci, kadang berbahan yang tidak bisa dicuci. Biasanya penulis membawa tas ini ketika berbelanja sejak sebelum adanya Coronavirus. Setelah barang belanjaan dikeluarkan, cuci reusable bags yang berbahan kain, langsung dicuci, kalau saya biasa dengan detergen. Sementara tas belanja/ reusable bags yang tidak bisa dicuci harus dilap dengan disinfektan atau antibakterial wet wipes baik bagian luar maupun bagian dalam, setelah itu biarkan kering dan bisa disimpan lagi untuk kemudian dipakai belanja lagi.

4. Mencuci ekstra buah dan sayuran

Biasanya penulis tidak pernah sih melakukan ini. Biasanya buah dan sayur cukup dicuci dibawah air mengalir saja sudah cukup. Tapi karena sekarang situasinya berbeda dan harus ekstra hati-hati, saya pun melakukan hal ekstra untuk yang satu ini, apa yang saya lakukan? Mencucinya dengan sabun khusus untuk sayur dan buah. Jangan mencucinya dengan sabun lain, misal sabun antibakterial, atau bahkan mencucinya dengan disinfektan, jangan ya. Cucilah dengan sabun yang khusus untuk mencuci sayuran dan buah.


Sabun khusus cuci buah dan sayur - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Hal yang dilakukan adalah merendam sayur dan buah dalam waktu 20 menit atau sesuai petunjuk. Tentang ukuran berapa takaran antara air dan sabun cuci buah dan sayur, ikuti petunjuknya. Buah jeruk, apel, brokoli, wortel, paprika, dll...direndam kemudian setelah itu dibilas dengan air yang mengalir dan dikeringkan. Sayur-sayuran misal paprika, wortel, brokoli, dll bisa dimasukkan dalam bag, kalau penulis sih lebih gampang dimasukkan zipper bag dan baru dimasukkan kulkas. Sementara buah-buahan sama, setelah direndam, bilas dibawah air mengalir dan keringkan, kemudian baru masuk kulkas.


Rendam buah dan sayur dengan sabun khusu selama 20 menit - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

5. Keluarkan bahan makanan yang terbungkus box dan plastik

Bahan makanan kadang ada yang dibungkus box atau kerdus, atau juga dikemas plastik kan ya, nah makanan didalamnya sebisa mungkin dikeluarkan dari wadahnya. Misal makanan seperti biskuit, gula, tepung, atau yang lain. Sebelum dikeluarkan, pembungkusnya ada baiknya dilap dulu dengan wet wipes antibacterial, setelah itu keluarkan isinya. Kenapa antibacterial bukan disinfectant? Karena ini bahan makanan, kalau sampai terkena disinfektan dan masuk kedlam tubuh akan berbahaya. Tapi semisal isi didalamnya tidak bisa dikeluarkan, misal contohnya belanjaan saya ada namanya wheatgrass, wheatgrass dibungkus secara vakum supaya awet. Sekali dibuka hanya bertahan 2-3 hari saja harus langsung habis. Bila belum ingin dikonsumsi ya harus tetap dalam bungkusnya yang bervakum. Dalam kasus seperti ini ya kita cukup melap bagian luarnya dengan wet wipes antibakterial.

Kenapa kita mesti mengeluarkan bahan makanan yang dibungkus kardus/ box dan juga plastik? Penting untuk diketahui bahwa virus bisa bertahan hidup dikardus dalam waktu 24 jam, sementara pada plastik bisa bertahan 2-3 hari. Oleh karenanya kita harus melakukan hal ekstra ini agar kita paling tidak bisa meminimalisir terjangkit Coronavirus atau COVID-19. Karena kan kita tidak tahu, ketika barang yang kita beli sebelum kita ambil dipegang oleh berapa banyak orang dan terkontaminasi dengan virus COVID-19 atau tidak. Alangkah baiknya kita harus ekstra hati-hati, bukan? Eh, tapi kan tisu basah antibakterial dan tisu basah disinfektan mahal, gimana kalau tidak mampu membelinya? Solusinya adalah membiarkan dulu barang belanjaan itu selama 24 jam kalau terbungkus kardus, dan dibiarkan selama 3 hari bila terbungkus plastik, jangan disentuh-sentuh dan jauhkan dari jangkauan anak-anak, tempatkan ditempat kering dan kena sinar matahari. Setelah itu bahan makanan itu bisa dibuka.

Untuk barang belanjaan lain yang bukan bahan makanan, misal produk pembersih. Setelah belanja kita bisa melap-nya dengan disinfectant wet wipe atau tisu basah disinfektan; biasa saya pakai merk Clorox.

6. Lap surface dimana kita meletakkan belanjaan

Surface yang dimaksud disini adalah tempat dimana kita meletakkan belanjaan setelah pulang belanja tadi, bisa meja, counter dapur atau lainnya. Nah, surface ini harus kita lap dengan disinfektan. 

Selain itu lap pintu handle pintu kulkas dengan disinfektan wet wipes atau antibakterial yang bisa untuk melap kulkas. Kemudian setelah semua selesai kita cuci tangan lagi dengan sabun cuci tangan minimal 20 detik.

Untuk penulis biasanya saya lebih suka wet wipes antibakterial multifungsi dengan bahan yang lebih natural, kalau bisa anti bleach. Karena saya sendiri punya kondisi kulit yang mudah alergi dan sensitive, jadi saya sangat berhati-hati dalam memilih produk pembersih. Karena kalau salah pilih produk efeknya kulit saya bisa panas, dan gatal-gatal. Saya selalu menyebut wet wipes antibakterial untuk melap bagian luar kardus atau plastik pembungkus makanan/ bahan makanan, yang saya gunakan adalah wet wipes berbahan natural.

Itulah hal-hal yang dilakukan oleh penulis ditengan masa pandemi Coronavirus, yaitu ekstra memperlakukan barang belanjaan ketika sudah sampai dirumah. Ya, untuk melakukannya saya jadi butuh waktu ekstra, dan tentu saja lumayan makan waktu ya, dan tugas lap-lap belanjaan ini bisa memakan waktu satu jam sendiri. Berat ya, belanja saja 2 jam, pulang masih lap-lap 1 jam, belum lagi masih harus menata-nata masuk kekulkas dan lemari dapur🤷‍♀️🙄Tapi semua itu sudah menjadi kewajiban saya sebagai ibu rumahtangga untuk menjaga keluarga dirumah supaya selalu sehat. The health of all depends on each one of us.💪🙂

Note:

  • Written by Acik Mardhiyanti
  • Photographed by Acik Mardhiyanti 
  • Do not copy this article without permissions
  • Do not reuse these photographs anywhere else without permissions

After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...