Tinggal di Singapura? Apa Saja Sih Keuntungannya?


IMG_3428[1]

Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Tidak terasa sudah memasuki bulan Desember dan hampir habis tahun 2018. Tidak terasa pula sudah hampir 7 tahun kami (saya dan suami) tinggal di Singapura. Ya, Desember 2011 suami mendapat pekerjaan di Singapura. Cepat sekali ya waktu berlalu…sehari-hari sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas sehingga membuat kami merasa bahwa setahun itu cepat sekali. Kadang-kadang saya lupa hari, tau-tau sudah hari jum’at, lho sudah weekend lagi? Lantas apa sih keuntungan dan kelebihannya tinggal di Singapura, kok membuat kami betah?

Sebelum pindah ke Singapura, kami hampir pindah ke Shanghai. Tapi tidak jadi, takdir membawa kami pindah ke Singapura. Ya, kami pindah dan menetap di Singapura karena suami pekerjaannya disini. Waktu itu tidak ada rasa gamang dan takut dalam diri saya untuk berpindah meski belum pernah sama sekali ke Singapura, “nanti bagaimana disana, begini, begitu..” Tidak ada sama sekali pertanyaan-pertanyaan seperti itu dalam benak saya. Dihari yang sudah ditentukan kami berangkat pindah ke Singapura dengan hanya membawa sedikit pakaian dan buku-buku. Ya, segala macam peralatan dapur, peralatan rumah tangga, sebagian pakaian, kami berikan pada tetangga dan kenalan kami di Jakarta yang mau memakainya. Buku? Oh, buku penting untuk saya, kemanapun saya pergi akan dibawa.

Setelah sampai dan tinggal di Singapura sampai hampir 7 tahun, gimana rasanya? Saya senang dan bahagia dengan kehidupan saya, suami juga memiliki karier bagus disini. Lantas apa sih keuntungan atau kelebihannya tinggal di Singapura?

1. Keamanan

Ya, tingkat keamanan tinggal di Singapura ini saya tempatkan di nomer 1. Mengapa? Selama ini kami selalu merasa aman tinggal disini. Kemanapun saya pergi tidak pernah merasa takut dan was-was, meski pergi sendirian atau pulang malam hari atau sudah hari sudah gelap, atau sudah lewat tengah malam. Saya sebagai seorang wanita merasa aman pergi kemana-mana. Tidak perlu merasa kuatir dan was-was dijalan karena adanya jambret atau tukang copet yang suka menyobek tas orang. Sekalipun menunggu bus yang stasiun bus-nya berada dipinggir hutan kota, sepi tidak ada perumahan atau jauh dari keramaian.

Lingkungan sekitar juga aman. Rumah kosong ditinggal pergi sampai beberapa hari kami tidak pernah merasa was-was. Bahkan pernah sekali kami pergi selama hampir satu bulan.  Rumah aman tentu saja dengan selalu mengunci rumah kita dengan baik. Mengunci pintu rumah, gate, dan jendela rumah itu harus kita lakukan. Meski kondisi aman, hal satu ini tidak boleh dilupakan karena kita harus tetap hati-hati. Peristiwa perampokan dirumah warga sekitar juga tidak terdengar.

Mengapa bisa aman seperti itu? Karena kamera polisi ada dimana-mana. Selain itu, semua pusat bisnis, toko-toko meskipun toko dipasar semua pasang kamera CCTV. Bahkan rumah-rumah memang ada yang sengaja pasang kamera CCVT pribadi. Itu kenapa kejahatan minim. Dan hal yang terpenting, semua warga adalah tangan kanan polisi. Bila ada hal mencurigakan dilingkungan sekitar, atau ada hal yang aneh dan tak wajar kita temui dijalan warga pasti lapor polisi. Jadi kita warga juga sama-sama menjaga keamanan.

2. Sarana Transportasi Publik

Saya katakan bahwa di Singapura sarana transportasinya bagus menurut saya. Dan sampai detik ini, kami (saya dan suami) tidak kepikiran untuk membeli alat transportasi sendiri seperti motor atau mobil pribadi. Kami kemana-mana merasa aman dan nyaman naik tarnsportasi publik (bus dan MRT). Mau pergi kemana-mana bus atau MRT-nya juga ada. Mau pergi sampai tengah malam-pun bus atau MRT masih ada. Dan untuk saya, saya suka naik bus. Kalau terburu-buru bisa panggil taksi.

Di Singapura ada dua tranportasi publik yang digunakan oleh warga yaitu, bus dan MRT dengan biaya yang murah. Jarak antara MRT yang baru datang dengan MRT selanjutnya juga cepat, antara 2-3 menit saja. Sementara bus beragam, ada yang 4 menit, 5 menit, 7 menit juga ada. Tapi yang pasti jarak kedatangan bus ini termasuk cepat. Jadi tidak perlu menunggu lama.

Untuk kondisi didalam bus dan MRT juga bagus, karena bersih didalamnya. Ini nih yang saya suka, kondisi didalam bus dan MRT bersih tidak ada bekas sampah-sampah makanan, permen, tisu, dan lainnya. Selain itu didalam ber-AC semua. Jadi, meskipun diluar cuaca terik, panas menyengat, ketika naik bus atau MRT, badan kita jadi sejuk atau lebih seringnya saya pribadi malah kedinginan. Kalaupun penumpang banyak, bus atau MRT penuh, sejauh ini menurut saya masih teratur.

3. Pemandangan Hijau

Saya sangat menyukai pemandangan hijau, pohon-pohon hijau tumbuh disekitar, mendengar suara-suara burung berkicauan sepanjang hari, suara jangkring-jangrik saling bersahutan, wah itu sungguh kehidupan yang selalu saya inginkan. Apalagi ditambah dengan beragam tamanan berbunga disekitar, saya pasti akan betah dirumah sepanjang hari. Inilah sebuah tempat tinggal yang selalu diinginkan dan diimpikan, lingkungan hijau disekitar tempat tinggal.

Dulu saya berpikir bahwa tinggal di Singapura pasti pemandangan hanya gedung-gedung tinggi terkotak-kotak, tidak ada tamanan hijau apalagi pohon-pohon tinggi. Tetapi ternyata saya salah, tempat tinggal kami yang pertama, disekitarnya banyak pohon-pohon, bahkan dipinggir-pinggi jalan. Tak jauh dari situ, ada National Park. Sementara ditempat tinggal kami sekarang malah bersebelahan dengan taman dengan pemandangan hijau asri. Sepanjang hari kicauan burung selalu terdengar, tupai-tupai berlari-larian, bahkan jangkrik-jangkring selalu bersahutan. Tak hanya bersebelahan dengan taman, sekitar tempat tinggal kami juga banyak pohon-pohon besar. Jadi, setiap kali berjalan kaki pergi kepasar, pemandangan ini selalu membuat saya bahagia. Haaah! Jalan kaki? Kepasar? Iya, seperti kebanyakan warga Singapura, kemana-mana kami berjalan kaki kalau hanya setengah kilometer, satu kilo meter kami cukup berjalan kaki saja. Dan inilah salah satu keuntungan tinggal di Singapura yang membuat saya merasa bahagia, bisa menikmati pemandangan hijau sambil berjalan santai.

Tak hanya sampai disitu saja, pemandangan hijau ini bisa kita nikmati di kebun-kebun yang sengaja dibuat oleh komunitas berkebun. Di Singapura banyak komunitas berkebun. Komunitas ini menanam beragam tanaman bunga, sayuran, dan buah. Didekat tinggal kami komunitas berkebun-nya cukup besar, beragam sayuran dan buah ditaman seperti, Lady finger, bayam, kailan,cabe, tomat, markisa, pisang, dan lain sebagainya. Selain itu banyak warga yang berkebun dikoridor depan flat-nya, seperti yang saya lakukan dirumah dengan menanam beragam tanaman dan bunga-bunga. Bagiamana dengan kawan sekalian dirumah? Punya halaman rumah, sudah berkebun dirumah, kah?

4. Kualitas dan Standart Hidup

Setelah tinggal di Singapura kehidupan kami mendapatkan kehidupan yang berkualitas. Standart dan kualitas hidup kami meningkat. Mengapa saya katakan demikian? Ambil contoh air untuk mandi, di Singapura kami mandi dengan air bersih sepanjang tahun. Suami suka bercanda, “itu kamu mandi sama kayak mandi air Aqua kalau di Indonesia”. Ya, sepanjang tahun kami mandi dengan air yang juga kami minum sehari-hari. Jadi kalau mau minum air putih langsung ambil dikeran tidak perlu direbus dulu. Lho, apa tidak sakit perut? Puji syukur selama ini kami tidak pernah ada masalah sakit perut karena minum air dari keran tanpa dimasak dahulu.

Selain itu dirumah tidak ada nyamuk yang menganggu kehidupan kami. Iya benar sekali bahwa rumah kami tidak ada nyamuknya. Padahal saya berkebun di koridor atau teras depan flat kami. Saya tanam macam-macam tanaman dan bunga, tapi tidak ada nyamuknya. Kok bisa tidak ada nyamuk dirumah? Ini menurut saya, mungkin karena lingkungan sekitar bersih, ada yang sapu-sapu setiap hari, dan sebulan sekali menyemprot lantai corridor supaya lingkungan sekitar bersih. Tak hanya itu, fogging juga rutin dilakukan pemerintah setempat. Dan hal yang terpenting lagi, kita sendiri sebagai warga juga harus menjaga kebersihan rumah kita masing-masing.

Bagaimana dengan standart kehidupan kami di Singapura? Setelah pindah ke Singapura standart kehidupan kami jadi tinggi. Yang tadinya kalau belanja tidak pernah memperhatikan mana minyak goreng yang sehat, gula mana yang lebih baik, atau jajanan/ makanan mana yang lebih sehat, sekarang saya punya pakem, memilih minyak goreng harus yang bagus, biasanya saya pilih Canola oil, gula kami pilih gula stevia atau yang terbuat dari buah-buahan, minuman harus yang rendah kadar gulanya, dan tidak lupa untuk makan sayuran dan buah setiap harinya. Nah, untuk sayuran dan buah ini saya masih pilih-pilih juga, kadang-kadang untuk sayuran tertentu saya memilih khusus, misal timun, biasanya saya suka Japanese cucumber yang produk Jepang. Ada lagi terong, beberapa jenis jamur, ketela rambat (sweet potato), serta kaldu-kaldu-an, saya lebih suka memilih produk Jepang. Terus kentang, biasanya saya memilih kentang Australia, kalau ada yang merah saya suka memilih kentang merah Australia. Wortel, butter, jeruk, mangga, juga saya suka memilih dari Australia. Ada lagi yang spesifik, apel, untuk yang satu ini saya suka memilih jenis Pasific Rose Apple. Ya, itu beberapa contoh kenapa standart hidup kami jadi tinggi setelah pindah dan menetap di Singapura. Atau secara gampangnya kalau belanja saya suka memilih barang yang berlabel segitiga merah (Healthier choice), dan memilih buah dan sayur dengan kualitas terbaik.

5. Segala Fasilitas Ada

Pernah sekali waktu salah satu anggota keluarga bertanya, “lah mobilnya kemana, masak jalan kepasar?”. Saya jawab bahwa kami kemana-mana jalan, kalau agak jauh naik bus atau MRT. Mobil? kami tidak punya mobil, dan belum ada niat membeli mobil pribadi. Dan saya pribadi terutama, lebih suka memakai uang untuk sekolah/ menimba ilmu, atau ditabung. Ya, kami belum merasa butuh untuk membeli kendaraan pribadi. Mengapa? karena semua fasilitas dan semua kebutuhan ada disini, disekitar tempat tinggal kami. Mau beli apa saja, dan butuh apa saja ada.

Di Singapura, disetiap beberapa blok pasti ada pasar, atau yang kita kenal dengan nama “wet market”. Di pasar ini selalu berdampingan dengan warung-warung makan, salon-salon, klinik-klinik (mulai dari klinik umum, surgery kecil, Rontgen, sampai dokter gigi), tempat pijat, ada tempat SPA, toko-toko kue, toko buah, toko tanaman, tempat kursus anak-anak, mini market, dan lain-lain sebagainya. Semua kebutuhan/ peralatan rumah tangga bisa dibeli dipasar. Bahkan kalau hanya ingin membeli pakaian sehari-hari atau sandal sehari-hari biasanya saya lebih suka beli dipasar. Dan biasanya baru pergi ke mall kalau memang hendak membeli sesuatu yang khusus, misal gaun, maka saya baru pesan di salah satu toko di mall, atau ingin membeli pakaian kerja suami, sepatu, dan tas, baru beli di mall. Itupun mall-nya cuma sejengkal dari tempat tinggal kami, hanya 2 station bus. Ditambah lagi didekat station bus itu sebelahnya station MRT.

Selain fasilitas diatas, dipasar biasanya berdampingan dengan ATM, dan juga kotak  pos. Ya, kalau kita hendak mengirim surat, atau mengirim paket-paket kecil bisa langsung dimasukkan kotak pos yang disediakan kantor pos, membeli perangko juga bisa mesin SAM. Kadang dipasar juga ada mesin untuk menabung/ deposit uang, dan mesin untuk print buku tabungan. Wah enak kan ya, kita tidak perlu antri dibank kalau ingin menge-print buku tabungan, kita juga tidak perlu mengantri dibank untuk memasukkan uang/ menabung.

Semua fasilitas tersedia disekitar lingkungan warga. Bahkan didekat kami ada 2 pasar berdekatan, tinggal pilih suka belanja kepasar yang mana. Dan untuk menjangkau/ pergi kesemua fasilitas itu, kami cukup hanya berjalan kaki saja. Jadi, kendaraan pribadi di Singapura tidaklah begitu dibutuhkan dalam kehidupan kami. Semua tempat bisa diakses dengan transportasi publik, bahkan pemerintah Singapura terus-terusan membangun sarana transportasi publik ini dan terus memperbaiki tingkat pelayanannya.

6. Internet

Akses internet di Singapura ini sangat cepat sekali. Apalagi sekarang sudah mulai dengan namanya “fibre”. Sekarang orang ramai-ramai 4G, di Singapura malah sudah ramai "fibre". Dengan memakai teknologi ini akses internet semakin cepat, secepat cahaya. Dan dirumah kami sudah menggunakan “fibre” ini. Kecepatan akses internet ini penting untuk kami, untuk suami kerja (kalau sedang kerja dirumah), untuk saya kerja, juga untuk saya sekolah.

Sejak tahun 2011 saya mulai menulis artikel. Sewaktu pindah ke Singapura saya masih aktif menulis sampai tahun 2014 untuk media warga di Indonesia. Selanjutnya saya lanjutkan menulis di-blog sendiri sampai saat ini. Tapi sekarang sudah jarang menulis, karena punya kesibukan yang lain. jadi kelancaran akses internet ini penting untuk saya dalam menunjang aktivitas menulis sehari-hari. Tanpa kelancaran akses internet, kegiatan saya bakal terbengkelai.

Kecepatan akses internet ini saya pergunakan juga untuk menimba ilmu sejak tahun 2016 sampai sekarang. Ya, dengan perkembangan teknologi, saya bisa merasakan sekolah di Harvard University, University of California, Berkeley, terakhir yang baru saja saya selesaikan tahun 2018 yaitu Curtin University. Dan masih akan terus bersekolah, sekolah sepanjang tahun untuk menambah ilmu, keterampilan dan juga kemampuan. Ya, dengan adanya perkembangan teknologi menjadikan saya lebih mudah dalam mengakses dunia pendidikan baik di Amerika, Australia, atau negara lainnya. Bahkan sekarang kita juga bisa sekolah Master online. Jadi, akses internet ini begitu penting guna menjunjang beragam aktivitas sehari-hari kami.

Dan puji syukur, sejak 2017 lalu saya memulai bisnis online. Ya, saya adalah seorang an indenpendent designer of handmade ribbon flowers dan cat collars. Semua karya yang saya hasilkan dijual secara online dimana semua customers berasal dari USA dan Eropa, seperti Perancis, Belgium, Denmark, dan UK. Lho kok bisa ya menjual produk sampai ke USA dan Eropa begitu? Nanti akan saya bahas diartikel yang lain.  Jadi, kecepatan akses internet ini tentu saja berpengaruh untuk kelancaran usaha saya. Jadi selain dipakai untuk sekolah, internet saya pergunakan untuk memulai bisnis.

Selain yang sudah saya sebutkan diatas tentu masih banyak lagi keuntungan tinggal di Singapura. Dan hal ini tentu tergantung dari pengalaman pribadi masing-masing orang. Untuk kami, masih ada banyak lagi keuntungan tinggal di Singapura, seperti misalnya kami bisa menikmati buah dan sayuran dari segala penjuru dunia tanpa mengenal musim, kami bisa belajar keberagaman kehidupan dan budaya, kehidupan politik yang stabil, kami bisa memanggil “uncle” dan “auntie” pada mereka yang lebih tua, belajar toleransi dan kebersamaan dalam perbedaan, dan lain sebagainya. Kalau hendak ditulis satu persatu bisa berlembar-lembar dan jadi buku.

Pengalaman kami tinggal di Singapura selama hampir 7 tahun ini adalah sebuah perjalanan hidup yang berharga. Kami merasa nyaman, senang, dan bahagia dengan kehidupan kami di Singapura. Bahkan setiap kali bepergian saya selalu kangen untuk segera pulang kerumah, tentu saja yang kami maksud adalah Singapura. Kangen untuk segera menyiram tanaman dan bunga-bunga yang saya miliki, kangen mandi dirumah, kangen masak dirumah, kangen pergi kepasar dan lain-lain. Ya, setiap kali bepergian, setelah pesawat mendarat di Changi Airport, atau kami sudah memasuki Check point, rasanya hati sangat lega sekali karena sudah pulang. Kalau ada istilah yang boleh saya pinjam, “Home is where happiness is. And Singapore is the place that I call home”.

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions
  • Do not reuse this photograph without permission

No comments:

Post a Comment

After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...