Meriahnya Suasana Bazaar Lebaran di Woodland-Singapura

 

IMAG2059

Bazar lebaran tidak hanya ada di Indonesia saja, ternyata tradisi bazar lebaran juga ada di negeri Uncle Lee (Singapura). Sama halnya dengan bazaar- bazar yang telah banyak kita ketahui, dimana yang namanya sebuah bazaar lebaran pasti akan menjual beragam produk kebutuhan serta beragam produk keperluan untuk menyambut hari raya Idul Fitri yang tidak lama lagi akan datang. Jadi, tunggu apa lagi?? Jangan lewatkan bazaar lebaran yang satu ini.

Sejak memasuki bulan puasa/ bulan ramadhan, suami yang kebetulan ada projek di Tampines, memberitahukan kalau di Tampines (wilayah Singapura), ada bazaar hari raya. Tempat yang jauh, menjadi pertimbangan kenapa kami tak menyambanginya. Akhirnya, pada hari sabtu (20 juli 2013), tidak sengaja bertemu dengan seorang kawan ditaman. Lama-lama mengobrol akhirnya sampailah pada topic bazaar hari raya. Ya, kalau kita orang Indonesia kebanyakan menyebut hari raya Idul Fitri dengan lebaran, maka orang Singapura menyebutnya dengan hari raya saja. Nah, kebetulan saat asik membicarakan tentang kue hari raya, seorang teman dari teman kami itu lewat, katanya akan pergi ke bazaar hari raya di Woodland (wilayah Singapura). Dari situlah kami tahu kalau di Woodland juga ada bazaar.

IMAG2060

Dari pembicaraan dengan seorang kawan ditaman itulah kami tahu, kalau dahulunya bazaar hari raya hanya ada di daerah Geylang, dimana di Geylang itu bazarnya sangat besar sekali, bahkan dikatakan sebagai bazaar paling besar. Dan setiap menjelang hari raya, bazarnya sangatlah ramai, karena warga Singapura dari segala penjuru, datangnya hanya kebazar Geylang, karena hanya satu-satunya. Namun pada akhirnya, bazaar ini tempatnya dibagi-bagi kebeberapa tempat. Tujuannya agar warga yang jauh dari Geylang tidak perlu ke bazaar yang ada di Geylang lagi. Tapi cukup kedaerahnya masing-masing/ cukup kebazar yang terdekat. Dari informasi teman kami itu, bazaar hari raya tahun ini ada di beberapa tempat, jadi selain di Geylang, di Jurong pun ada. Dan termasuk di woodland serta Tampines. Nah, kata teman kami ini, bazaar hari raya di Tampines menurutnya adalah bazaar yang baru, sebelumnya belum ada.

IMAG2061

Dihari minggunya (21 juli 2013), akhirnya dengan menggunakan kereta dari stasiun Bukit Batok, kami menuju bazaar hari raya di Woodland. Ya, sebenarnya, kami ini hanya ingin melihat-lihat seperti apa sih bazaar hari raya di Singapura ini. Kira-kira sama tidak dengan berbagai bazaar yang kerap diadakan di negeri sendiri (Indonesia). Setelah melewati beberapa stasiun, kamipun sampai di stasiun Woodland. Turun dari kereta maka kami langsung bisa melihat bazaarnya. Ya, perjalanan yang tidak jauh dan tidak memakan waktu lama. Dari pada menuju Geylang atau ke Tampines, Bazar hari raya yang ada di Woodland jaraknya lebih dekat dari tempat tinggal kami di Bukit Batok.

IMAG2062

Suasana ramai langsung terasa. Orang hilir mudik, kesana kemari mencari dan membeli sesuatu. Pertama yang kami sambangi adalah tempat-tempat/ bagian penjual makanan. Dan…hampir pingsan saya melihat begitu padatnya orang yang berada disini (tempat penjual makanan). Penuh…sesak..orang berjejal…!! Dibeberapa penjual makanan orang sampai mengantri panjang sekali untuk membeli makanan. Dan seperti biasa…burger Ramli-lah yang sangat diminati. Maka tak heran, Burger Ramli membuka dua stand, dan dua-duanya ramai pembeli. Selain Burger Ramli tentu masih banyak penjual makanan yang lain. Salah satu yang khas di bazaar hari raya adalah penjual dendeng sapi. Nah, ini persis seperti yang diceritakan kawan kami sebelumnya. Memang benar, di bazaar hari raya ada yang menjual dendeng sapi dengan beragam rasa. Kata kawan kami enak dendengnya. Berhubung saya sendiri tak menyukai daging-dangingan, jadi tak berminat untuk membelinya. Tapi saya percaya, pasti dendeng sapinya lezat! Kue-kue untuk lebaran/ hari raya pastinya juga dijajakan disini, dengan beragam pilihan. Tinggal dipilih saja mana yang disuka.

IMAG2054

Berjalan menjauh dari penjual makanan, kami tertarik kesebuah acara yang ada di panggung. Saya senyum-senyum…ini di Indonesia apa di Singapura ya?? Ini disebabkan yang berdiri diatas panggung itu adalah seorang ibu setengah baya dengan pakaian kebaya yang cantik, sedang menyanyi sebuah lagu dengan judul, Jilbab Putih. Setelah lagu selesai, dilanjutkan dengan pembacaan puisi, dan berakhir dengan penampilan seorang yang perempuan yang terlihat energik, yang menyanyikan sebuah lagu berjudul, Indung- Indung. Ooo lomba menyanyi (kasidahan kah??)sepertinya, dan ketika kami datang sudah selesai lomba menyanyinya. Nah, acara dipanggung semakin meriah, kali ini hadir dipanggung adalah seorang penyayi yang membawakan tiga lagu. Tapi sayangnya saya benar-benar lupa nama artis ini, yang pasti artis ini didatangkan dari Negara tetangga sebelah, yaitu Malaysia. Setelah penampilan aksi panggung penyanyi dari Malaysia, acara selanjutnya adalah lomba kebaya untuk anak-anak, yang diberi nama Miss Kebaya!! Wah, makin seru saja ya. Maka tampilah anak-anak yang rupawan dengan berkebaya diatas panggung. Tidak hanya anak-anak melayu saja yang mengikutinya, anak-anak Cina juga ikut memeriahkan acara Miss Kebaya ini. Rentang umur yang mengikuti lomba kebaya ini antara 7 tahun sampai 13 tahun. Ya, itu berdasarkan wawancara sejenak oleh pembawa acara, pada para calon model ini diatas panggung. Penontonpun makin antusias, dan semakin ramai memadati arena panggung. Dan sesekali penonton dibuat tertawa oleh aksi panggung yang dibawakan oleh anak-anak ini, bak peragawati professional yang melenggok diatas catwalk lhoo…

IMAG2058

Tak berlama-lama didepan panggung kamipun mengelilingi bazaar ini. Banyak berderet-deret penjual pakaian yang menjual pakaian muslim, pakaian anak, pakaian kasual, maupun pakain kebaya, ya semuanya ada disini (bazaar hari raya). Penjual kerudungpun menawarkan kerudung dengan beragam model. Selain itu tentu ada pedagang yang menjual sajadah, mukena, dan peci, yang merupakan perlengkapan yang biasa banyak dicari menjelang lebaran. Tidak hanya itu saja, penjual mainanpun turut meramaikan acara bazaar ini. Dan bagi yang ingin mengganti karpet dihari raya nanti, disini juga ditawarkan beragam karpet yang menawan yang pastinya akan mempercantik rumah. Atau mau mengganti kursi/ sofa, jangan takut, dibazar Woodland ini juga menghadirkan penjual kursi/ sofa. Lengkap kan…mau mecari kebutuhan untuk hari raya/ lebaran?? Di bazaar Woodland semuanya ada…

IMAG2071

Puas sudah mengelilingi bazaar hari raya di Woodland ini. Bazaar ini dibuka mulai dari tanggal 8 juli 2013 sampai dengan tanggal 6 Agustus 2013, yang diberi nama Bazar Raya Utara 2013. Dengan menghadirkan beberapa pejabat pemerintah Negara (Singapura), yaitu Mr Khaw Boon Wan (Minister for National Development) sebagai Guest of Honour, Advisor Mr Hawazi Daipi (Senior Parliamentary Secretary), dan tiga orang special tamu lainnya, Mr Vikram Nair (Advisor to Admiralty Grassroots Organisations), Ms Ellen Lee Geck Hoon PMB (Advisor to Woodland Grassroots Organisations), dan Mr Ong Teng Koon (Advisor to Woodgrove Grassroots Organisations). Ya, kira-kira seperti itulah suasana yang ada di Bazar Raya Utara ini (Woodland). Jadi, sambil berbelanja, orang-orang yang hadir di bazaar dapat melihat hiburan yang dihadirkan. Tidak perlu membeli tiket/ membayar tiket untuk bisa melihat hiburan dipanggung ini, kalau mau menonton ya tinggal datang saja disekitar panggung. Didepan panggung ada banyak kursi-kursi, kalau ada kursi kosong ya silahkan untuk diduduki. Asik kan…datang ke bazaar ini…meriah! Selamat berbelanja kebutuhan lebaran ya kawan...

IMAG2065

 

Catatan :

  • Semua gambar/ foto dalam artikel ini adalah milik pribadi/ dokumentasi pribadi, yaitu saya, Acik Mardhiyanti / Acik Mdy . Oleh karenanya tidak diperkenankan untuk mencurinya/ mengambilnya tanpa menyertakan link blog artikel ini
  • Dilarang untuk meng-copy paste artikel ini, tanpa menyertakan link blog ini, tanpa menuliskan nama penulis artikelnya, juga tanap seijin penulis artikel ini, yaitu saya, Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Singapura Juga Ada Pasar Malam

IMAG0432

Dihari kamis pertama dibulan Desember, tepatnya tanggal 6 Desember 2012, dihari kamis malam itu, saya dan suami sedang mencari makanan kecil. Waktu sudah malam waktu itu, sudah diatas jam 9 malam. Di food stall, makanan kecil jelas sudah habis. Akhirnya terpikirkan untuk mencoba menuju kearah mall, tetapi melalui sisi jalan berbeda, dari yang biasanya kami lewati. Belum sampai ke mall yang dituju, kami sudah melihat penjual makanan, dan kami sangat tertarik untuk membeli disitu. Ini memang bukan penjual makanan seperti biasanya, tetapi ini adalah penjual makanan di pasar malam.

IMAG0434

The Pasar Malams, orang Singapura menyebutnya. Di Singapura ada pasar malam? Ya benar sekali, Singapura juga punya yang namanya pasar malam, yang sudah ada sejak tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Jadi tidak hanya Indonesia saja yang punya pasar malam, di Singapura juga ada pasar malam. Pasar malam ini, selalu berkeliling dari satu tempat kesatu tempat yang lainnya. Satu atau dua minggu saja, pasar malam ini bertempat, kemudian berpindah ketempat yang lain lagi, terus dan terus seperti itu. Dan kebetulan pasar malam ini sedang bertempat didekat tempat tinggal kami, dan akan berakhir dihari minggu ini, 16 Desember 2012.

IMAG1698

Seperti namanya, pasar malam, The pasar malams Singapura, akan terlihat denyut kehidupannya dimalam hari. Keramaian akan terasa dimalam hari, karena memang para penjual disana mulai berjualan ketika menjelang sore. Dan lokasi pasar malam yang sedang berlangsung di Bukit Batok saat ini, memang lokasinya berada dipinggir jalanan yang sering dilalui oleh banyak orang, mulai dari para pekerja, anak-anak sekolah, serta citizens yang lainnya. Sehingga tak ayal factor ini yang membuat pasar malam ini, ramai ketika menjelang malam, karena memang banyak para pekerja yang pulang kerja mampir kepasar malam, barang sebentar hanya untuk membeli makanan, buah-buahan, atau yang lainnya. Beragam dagangan ditawarkan dipasar malam, mulai dari pakaian, sandal, sepatu, alat-alat rumahtangga, mainan anak-anak, pelindung handphone, makanan, buah-buahan, serta beragam hiasan rumah yang pastinya sangat unik dan menarik.

IMAG1695

Seperti kamis malam itu, suasana pasar malam sudah mulai sepi, karena memang sudah diatas jam 9 malam. Di jam itu para pedagang sudah mulai menutup dagangannya. Hanya beberapa pedagang saja yang masih setia menggelar dagangannya. Kami memilih untuk membeli sosis dan bakwan. Harganya $S 2 dapat lima biji bakwan. Sedangkan untuk sosisnya harganya $S 1 untuk ukuran kecil, dan $S 1,5 untuk ukuran besar dengan rasa keju. Sebenarnya banyak sekali pilihan makanan dipasar malam, dengan harga yang terjangkau. Bahkan tak jarang makanan-makanan seperti ini hanya bisa kita jumpai dipasar malam, seperti Japanese pizza, beragam fried (fried sotong, fried prawn, fried chicken), twister potatoes, dan masih banyak lagi makanan yang lainnya, yang pastinya membuat kita akan ketagihan dan memburunya di pasar malam.

IMAG1699

Dihari berikutnya, ada acara nonton film gratis tiga hari, jadi sambil nonton film bareng, kami menyempatkan diri untuk berkeliling dipasar malam, yang memang lokasinya berdekatan dengan tempat acara nonoton film bareng. Dan pastinya selama nonton film gratis ini, kami selalu melewati pasar malam ini. Jadi bisa sekaligus membeli dan mencoba-coba makanan di pasar malam. Dihari-hari berikutnya, kami mencoba membeli beragam fried (fried sotong), dan membeli Japanese pizza. Harga beragam fried berkisar antara dari $S 3 - $S 5. Dan ada yang sangat menarik untuk saya, es puter kalau saya menyebutnya, karena membuatnya memang diputer-puter. Ini sangat unik sekali, dan sayang sekali kami tidak bisa mengambil gambaranya. Penjualnya tidak mau difoto-foto, dan terlihat sedikit marah setelah ada orang yang berkali-kali mengambil gambarnya. Harga es ini terbilang murah sekali, dengan beragam rasa hanya seharga $S 1. Murah bukan??

IMAG1694

Ada hal lain juga yang membuat saya tertarik untuk berjalan-jalan barang sebentar di pasar malam ini. Mata kami tertuju pada salah satu barang dagangan yang tidak asing lagi untuk kami yang berasal dari Indonesia. Barang dagangan yang ditawarkan itu adalah kebaya. The pasar malams ada kebaya juga?? Ya, benar sekali. Kita bisa juga membeli kebaya di The pasar malams Singapore. Model kebaya ini juga sama modernnya seperti yang saya lihat di pasar baru, Jakarta. Harganya ada yang $S 50, $S 55, $S 75, dan paling mahal seharga $S 100. Semakin banyak hiasannya, dan semakin panjang model kebayanya, maka semakin mahal harganya. Mahal tidak ya harga segitu?? Kalau menurut saya sih, harganya masih standard, lebih murah dari pada di pasar baru Jakarta. Malah kalau di pasar baru Jakarta itu harga Rp 850.000; sampai diatas Rp. 1.000.000; itu baru kebayanya saja. Sedangkan untuk bawahannya harganya dipatok paling murah Rp. 450.000;. Tetapi, kalau di pasar malam Singapura ini, harga $S 50 - $S 100 itu sudah satu set, artinya kebaya beserta bawahanya (bisa rok batik, ataupun rok yang disesuaikan dengan kebayanya). Dan sayapun tertarik untuk membelinya. Satu set kebaya yang saya beli ini harganya $S 75.

IMAG0439

Buah-buahan yang ditawarkan di pasar malam ini juga beragam. Biasanya yang paling banyak dijual adalah durian, duku, dan rambutan. Dan biasanya dijual dalam bentuk kemasan-kemasan. Harganya sekitar $S 3 sampai $S 5 saja. Banyak orang yang suka dan pastinya membeli buah-buahan tersebut. Dan di pasar malam ini, selain banyak penjual makanan dan buah-buahan, ada banyak penjual pelindung handphone atau cover handphone. Harganya $S 10 dapat tiga cover. Karena saya hanya membelinya satu biji saja, maka harganya $S 5. Kemudian untuk yang lainnya, seperti baju-baju casual, harganya berkisar $S 10, harga yang terbilang lebih murah dan terjangkau. Begitu juga dengan sandal dan sepatu-sepatu, harganya berkisar antara $S 5 - $ S 10 saja. Untuk barang-barang yang lainnya, seperti bantal, guling, seprei, ya harganya berkisar $S 10. Selain barang-barang kebutuhan rumahtangga, di pasar malam Singapura ini juga menawarkan barang-barang unik, seperti Chinese checkers, Chinese coin sword, gelang jade, guci, vas bunga, hiasan kaca, serta lukisan-lukisan yang pastinya etnik sekali.

IMAG0438

Dan kemarin sore ketika melewati lokasi pasar malam, sepertinya sudah banyak pedagang yang sudah tak berjualan lagi, karena memang pasar malam akan segera berakhir, yaitu hari ini. Banyak pedagang makanan, pedagang pakaian, yang sudah tak berjualan. Tinggal beberapa penjual saja yang akan menutup pasar malam ini. Dan pedagang buah, dengan durian, rambutan, serta dukunya, masih setia pada pembeli, masih tetap berjualan. Pedagang twister potatoes, cover handphone, juga masih setia terhadap pembeli. Dan pasar malam ini akan berkeliling lagi, bertempat dilokasi baru. Satu atau dua minggu kemudian akan berpindah ketempat yang lain lagi, dan pada satu saatnya nanti akan bertempat dilokasi sekarang ini.

IMAG1697

Ya, seperti itulah kira-kira gambaran tentang pasar malam di Singapura, yang bernama The Pasar Malam’s. Sama halnya seperti pasar malam yang ada di Indonesia. Kalau di Indonesia masih ada atau tidak pasar malamnya? Mudah-mudahan masih ada dan tetap terjaga keberadaannya. Singapura saja masih menjadi local culture hingga saat ini ditengah-tengah modernisasi tempat-tempat belanja, tentu saya berharap Indonesia juga masih menjaga keberadaan pasar malam seperti yang ada di Singapura ini.

Tengah Hari di Pasar Baru Jakarta

 

IMAG1821

Sabtu siang (1 Juny 2013) kami berkesempatan untuk mengunjungi pasar baru di Jakarta. Datang ke pasar baru ini bukan tanpa maksud dan tujuan, namun dikarenakan kami ini, saya dan suami ada sedikit barang yang hendak kami cari di pasar baru ini. Selain karena tempatnya lebih dekat dari penginapan, juga dirasa, di pasar baru kami akan mendapatkan barang-barang yang hendak kami beli. Dengan sedikit berkejar-kejaran dengan waktu dan sedikit memohon pada tubuh agar jangan berontak karena kelelahan, akhirnya kamipun tiba di pasar baru menjelang tengah hari.

Kami memasuki pasar baru melalui pintu yang banyak orang kenal, masuk lewat metro. Hal ini dikarenakan satu sisi pintu masuk pasar baru berseberangan persis dengan Plaza Metro. Bahkan kita bisa menyeberang melalui Plaza Metro untuk ke pasar baru. Ya, jembatan penyeberangan ini terhubung langsung dengan Plaza Metro, kalau mau menyeberang menuju pasar baru ya masuk Metro plaza dulu, kan tangganya ada didalam Plaza Metro. Kalau sudah menyeberang, turun tangga kita langsung akan disuguhi para penjual kaligrafi, dan juga lukisan-lukisan. Kalau sudah masuk melalui pintu metro ini, disebelah kanan kita, akan dijumpai toko-toko yang menjual beragam kebutuhan salon, jadi jangan heran…kalau misalnya kita akan melihat pedagang kaki lima yang berada disekitar toko-toko kebutuhan salon ini, menjajakan rambut sambung. Eits…saya iseng-iseng bertanya pada salah satu penjual, katanya itu rambut asli lhooo…harganyapun mahal…Rp. 300.000;…Berminat beli?? Silahkan cari di pasar baru, banyak yang jual rambut sambung.

IMAG2175

Banyak pedagang kaki lima kalau kita memasuki pasar baru melalui metro tadi. Macam-macam dagangan yang ditawarkan, ada sepatu-sepatu dengan beragam model, tas-tas wanita yang cantik-cantik dan menarik, beragam sandal-sandal yang terbuat dari karet, kaca mata, jam tangan, jepit-jepit rambut, aksesoris (kalung-kalung, gelang), sarung tangan dan kaos kaki, boneka-boneka dari yang ukuran mini sampai ukuran raksasa…wahhh banyak sekali pokoknya barang-barang yang dijajakan oleh pedagang kaki lima disini…asik dan seru..pokoknya kalau belanja disini, dan…padat merayap! Tapi jangan salah ya, maksud saya padat merayap ini bukan berarti karena padat kendaraan, tapi para pengunjungnya yang banyak sekali dan berburu barang-barang dikaki lima ini yang membuat jalan saja harus selangkah demi selangkah. Nah, kalau mau berbelanja dipasar baru ini ketika menjelang lebaran, siapkan energy yang lebih, karena padatnya tidak terkira-kira tuh pasar baru menjelang lebaran.

IMAG1822

Ya, siang itu pasar baru sangat ramai dengan hiruk-pikuk pengunjung. Mungkin keramaian itu sudah menggeliat sejak pasar baru ini mulai hidup, biasanya jam 9 pagi para pedagang kaki lima ini, ataupun toko-toko yang berada dikawasan pasar baru sudah mulai berdagang. Waktu kami berada disana (Pasar Baru), tempat-tempat yang terlihat ramai orang tawar-menawar barang, maupun hanya sekedar melihat, ada berada diarea yang banyak penjual kaki limanya. Namun tak jarang juga pengunjung mendatangi beberapa toko yang ada dikawasan pasar baru. Khusus untuk toko-toko yang sedang mengadakan diskon besar-besaran (katanya…), hingga berdiskon 70%, tokonya paling ramai dengan pembeli. Waktu itu yang kami perhatikan toko Ramayana sangat padat sekali dengan pembeli, karena diskon yang ditawarkan begitu menggiurkan. Dan sepertinya orang-orang sangat antusias dengan memilih-milih pakaian yang dirasa cocok kemudian memborong banyak pakaian. Wah..kalau begini saya lihatnya ternyata orang-orang Indonesia kaya-kaya ya..soalnya pada memborong pakaian tuh??...

IMAG1823

Keramaian pasar baru di siang itu sepertinya tidak hanya terjadi di pedagang kaki lima (yang menjajakan sepatu, tas-tas, dll) maupun toko-toko yang ada. Namun pedagang makanan siang itu juga tak kalah ramai dengan pembeli yang siang itu tengah mencari makanan untuk makan siang atau makanan kecil hanya sekedar mengganjal perut. Pilihan kami (saya dan suami), ikut nimbrung dipedagang pecel. Ikut antri dengan sabar, dan berdesakan untuk membeli sepiring kecil pecel yang begitu lezat menggoda. Kalau saya yang merasakan pecel ini, rasanya enak sekali..saya suka! Bersama para pembeli pecel lainnya kami turut duduk ditangga depan toko optic (optic java kalau tidak salah namanya). Sambil menikmati pecel, sambil melihat orang yang berseliweran. Harganya tidak mahal-mahal pecelnya, hanya Rp. 5.000; perporsi. Kalau mau ditambah dengan lainnya (sate usus, tempe goreng, dll), tambah nikmat sekali pecelnya. Kalau mau mencari yang lain untuk mengganjal perut disiang hari nan terik dipasar baru ini, bisa coba saja tahu genjrot yang pedasnya dijamin langsung membuat perut panas, dan berakhir dengan perut mulas (pengalaman makan tahu genjrot). Paling enak buat saya, tahu genjrot yang biasa mangkal didepan toko sepatu Bata (dulu), tapi kok kemarin itu saya sudah tak menemukannya lagi. Selain kedua makanan itu, biasanya ada penjual siomay, juga lontong sayur, dan macam-macam makanan kecil lainnya disana. Pokoknya, kalau datang kepasar baru hendak berbelanja, dijamin tak bakal kelaparan.

IMAG1820

Untuk kali ini, terasa tidak biasa ketika jalan di kawasan pasar baru ini. Buat saya para pedagang kaki limanya terlihat lebih rapih, juga terlihat lebih bersih jalanan dikawasan pasar baru ini. Semakin mendekat kearah pintu pasar baru yang berhadapan dengan Jalan Antara, didepan toko-toko yang berderet-deret sudah terlihat bersih dari pedagang kaki lima, entah itu yang menjual makanan, pernak-pernik, kaos-kaos dll. Dulu, waktu saya belanja disini (waktu kami masih tinggal di Jakarta), kawasan ini (pasar baru), terlihat semrawut. Saya sangat senang sekali jalan-jalan dipasar baru kali ini, sepertinya memang kawasan pasar baru sedang berbenah. Tidak hanya itu saja, didepan pintu gerbang pasar baru (Jl. Antara), dulunya didekat tangga jembatan penyeberangan, banyak angkot ngetem, ruwet sekali melihatnya. Tapi waktu kami hendak mencari taksi sabtu lalu, angkot-angkotnya sudah tidak ada yang ngetem disitu lagi. Hanya satu, dua, bajaj saja yang terlihat disitu. Melihatnya, itu benar-benar nyaman. Karena kalau banyak angkot ngetem disitu, ketika kita akan naik bus misalnya, bakalan kesulitan, karena tertutup oleh angkot-angkot yang sedang ngetem itu (pengalaman pribadi).

IMAG1824

Buat kami, pasar baru akan terasa lebih nyaman lagi, andaikata nih…area pasar baru itu bebas dari kendaraan, entah itu roda dua maupun roda empat. Jadi, kawasan pasar baru, khusus untuk pejalan kaki, tidak ada mobil-mobil ataupun motor-motor yang berseliweran masuk di kawasan pasar baru. Kalau satu hal ini sudah diterapkan, belanja di pasar baru akan terasa sangat nyaman, senyaman-nyamannya. Dan satu lagi, bersih dari peminta-minta (pengemis), supaya kawasan pasar baru jadi tujuan wisata belanja yang bergengsi yang mampu menyerap wisman (wisatawan mancanegara) lebiihh banyak lagi.

IMAG1825

Ya, tengah hari nan terik berada dikawasan pasar baru, membuat kami terasa gerah, dan kepanasan. Namun, melihat adanya perbenahan, membuat saya dan suami bisa tersenyum, dan menikmati hiruk pikuknya sebuah pasar yang terus menggeliat ditengah hari yang panas, dan terus menyedot perhatian para pengunjung.

Kinang, Tradisi Sekaten Yang Bukan Hanya Sekedar Mengunyah Selembar Daun Sirih

 

IMG-20140109-WA0002

Kinang, identik dengan snack para nenek, terutama nenek-nenek yang bersuku jawa (yang saya tahu). Dari nenek kami yang sudah berumur lebih dari seratus tahun, saya tahu, “nginang” (begitu nenek kami menyebutnya), adalah merupakan ritual/ tradisi yang dilakukan setelah selesai makan. Makan tiga kali, maka “nginang” juga tiga kali. Dan ternyata, mengunyah kinang, adalah tradisi sekaten. Lantas, apakah mengunyah kinang saat sekaten hanya sekedar mengunyah selembar daun sirih semata??

Kami bersyukur sekali, liburan kami untuk yang kedua kalinya ke Yogyakarta, masih bisa melihat acara sekaten di Yogyakarta pada tanggal 7 Januari 2014 lalu. Informasi tentang tanggal pelaksanaan ritual sekaten itu kami peroleh dari seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta. Ya, jelang akhir tahun 2013, kami berkesempatan untuk mengunjungi Keraton Yogyakarta, sehingga saat ada kesempatan untuk mengombrol dengan abdi dalem (tanpa menggangu tugasnya), maka kesempatan itu kami gunakan untuk menanyakan informasi pelaksaan Sekaten.

Sebelumnya, saya pernah menuliskan pengalaman kami saat Sekatenan di Yogyakarta tahun 2013 lalu, yang pertama tentang arak-arakan turunnya benda pusaka keraton (Kyahi Gunturmadu dan Kyahi Nagawilaga)...dan juga sego gurih-nya Sekaten....Maka kali ini saya akan menuliskan tentang tradisi kinang yang selalu menyertai dalam perayaan sekaten. Bukan sekedar tradisi yang terus dipegang teguh (khususnya untuk bagi para abdi dalem Keraton Yogyakarta). Namun ternyata kinang, yang terdiri dari daun sirih (salah satu komponennya), mempunyai arti yang sangat penting dan bermakna bagi kita sebagai manusia.

Sekaten tahun lalu (17 Januari 2013), waktu itu saya begitu penasaran sekali, dalam hati bertanya “sebenarnya nenek-nenek yang ada disekitar halaman masjid Agung Kauman itu menjual apa?”. Mereka (para nenek) tadi menjual “sesuatu” yang terbungkus dengan daun dan terlihat ada bunganya. Baru sekaten tahun ini 2014, kami mengetahui bahwa “sesuatu” yang dijual para nenek itu adalah kinang. Dari mana kami bisa tahu?? Dari obrolan singkat dan hangat dengan salah satu abdi dalem keraton yang begitu ramah.

Kinang yang ada dalam tradisi sekaten, komposisinya kurang lebih sama dengan yang biasanya dikunyah nenek kami. Terdiri dari daun sirih, kapur sirih (biasa disebut injet oleh nenek kami) yang saya tahu berwarna putih, gambir, ada potongan tembakau, dan juga tak lupa selalu menyertakan bunga kantil. Ya, bunga kantil, bunga yang begitu ditakuti dikalangan warga desa didaerah asal, karena konon katanya, pohon bunga kantil adalah tempat kesukaan para lelembut/ mahkluk halus, ditambah lagi dengan baunya yang semerbak harum. Itulah campuran kinang dalam perayaan sekaten di Keraton Yogyakarta.

Setelah benda pusaka keraton diletakkan ke pagongan masing-masing dan gamelan mulai dibunyikan, saat itu terlihat banyak warga yang menyaksikan turunnya benda pusaka keraton, membeli kinang yang telah dibungkus dengan sedemikian rupa oleh para penjualnya. Ada yang membeli hanya sebungkus, ada juga pembeli yang memborong kinang, bisa membeli sampai lima kinang. Dan...sayapun tak ketinggalan, diperayaan sekaten tahun ini, saya membeli sebungkus kinang yang harganya Rp 1.000;.

Dari penuturan seorang nenek abdi dalem Keraton Yogyakarta, dengan mendengarkan gamelan berbunyi dan disertai dengan mengunyah kinang, dipercaya akan menjadikan kita awet muda serta panjang umur. Kemudian sang nenek berkata hangat sembari tersenyum, “ya begitu katanya...awet muda....tapi ya saya tetap tua juga...”. Mendengar akan kepercayaan awet muda dan panjang umur itu saya langsung teringat nenek kami yang punya ritual “nginang” setelah makan. Boleh percaya atau tidak, nenek kami diumurnya yang sudah lebih dari seratus tahun, berderet gigi bagian depan masih utuh, hanya gigi bagian belakang yang sudah habis/ ompong. Ya,tradisi mengunyah kinang masih ada dari jaman dahulu hingga saat ini, yang dilakukan oleh para warga yang masih memegang kepercayaan, terutamanya tentu bagi para abdi dalem Keraton.

Tapi tahukah kawan sekalian, mengunyah kinang bukan hanya sekedar tradisi sekatenan semata. Mengunyah kinang memiliki arti yang begitu besar dan tinggi, dalam perpaduan rasa yang ada didalamnya. Sudah tahu rasanya “nginang”? Silahkan dicoba bagimana rasanya mengunyah kinang. Ya kinang yang dikunyah akan memiliki perpaduan rasa, ada rasa sepet, asam, pahit, pedas, manis, juga asin. Daun sirih sendiri disebutkan memiliki arti bertemunya rasa. Hal ini melambangkan sebuah rasa keingintahuan seorang manusia yang selalu muncul pada sang penciptanya yaitu Tuhan. Selain itu, daun sirih juga berarti tempat bergantungnya hati. Artinya...bila seseorang/ manusia mengunyah daun sirih (nginang), diharapkan dapat memahami ajaran tauhid dengan rasa tersebut.

Tidak hanya daun sirih yang memiliki makna, bunga kantil yang juga satu- kesatuan dalam campuran kinang, juga memiliki arti tersendiri. Pasti kawan sekalian sudah pada tahu kan...bila bunga kantil itu harum sekali. Kini, kita tak perlu untuk takut dengan bunga kantil yang selalu disandingkan oleh lelembut oleh kebanyakan masyarakat. Kawan sekalian harus tahu, tradisi mengunyah kinang dalam perayaan sekatenan, bunga kantil itu artinya ingin selalu bersama Tuhan. Seseorang yang mengunyah kinang dengan menyanding bunga kantil, diharapkan orang tersebut dapa t selalu ingat pada Yang Kuasa, Tuhan. Dengan begitu, setiap apapun tindakan serta perbuatannya didunia, diharapkan tidak melenceng, tidak seenaknya sendiri, tidak semau-maunya sendiri, karena selalu ingat pada Tuhan dan selalu merasa diawasi oleh Sang Penciptanya.

Itulah makna yang terkandung dalam sebuah tradisi mengunyah kinang dalam perayaan Sekaten. Jadi, bukan hanya sekedar percaya atau tidak percaya pada sebuah tradisi Keraton Yogyakarta. Juga bukanlah hanya sekedar percaya bila mengunyah daun sirih sambil mendengarkan gamelan bisa awet muda dan panjang umur. Namun lebih dari itu semua ada yang lebih penting, yaitu filosofinya, bagaimana manusia agar selalu ingat pada Sang Pencipta, Tuhan. Dengan selalu ingat pada Tuhan, maka kita akan selalu merasa diawasi oleh Tuhan, sehingga segala bentuk perbuatan kita didunia tidak akan melenceng.

Yuk, Intip Museum Benteng Vredeburg

 

IMAG0881

Diawal tahun 2013, tepatnya dipertengahan bulan januari yang lalu, kami (saya dan suami), berkesempatan untuk berlibur ke Yogyakarta. Salah satu tempat bersejarah yang kami kunjungi adalah Museum Benteng Vredeburg. Wah…penasaran sekali ada apa saja kah didalamnya?? Yuk, kita intip bersama-sama apa saja yang ada didalam banteng bersejarah itu.

IMAG0882

Untuk mencapainya/ menuju kesana (Museum Benteng Vredeburg), tidaklah jauh dari tempat penginapan kami, yang terletak di daerah prawirotaman. Mau naik angkutan bus kota, bisa…atau mau menggunakan transportasi Yogyakarta yang sama seperti Jakarta, juga bisa…dengan naik trans Jogja, atau mau yang santai, dengan bisa menikmati jalanan Yogyakarta yang terasa padat berasap jalanannya, juga bisa..dengan naik becak. Karena saat itu, pergi ketempat yang lain terlebih dahulu, yaitu kedaerah sekitar Jalan perintis kemerdekaan, maka dari sana kami memilih angkutan yang lebih gampang, dan langsung sampai ke Museum Benteng Vredeburg, yaitu naik trans Jogja saja, dengan ongkos hanya Rp 3.000;. Murah meriah kan…ongkosnya??

IMAG0883

Dengan angkutan Trans Jogja itu, kami turun di halte yang ada didepan Taman Pintar (atau halte taman pintar namanya?), dari sana hanya tinggal sejengkal saja sudah sampai di sebuah peninggalan sejarah perjuangan bangsa yang ada di Yogyakarta. Hanya tinggal menyeberang jalanan saja, dengan hati yang was-was. Maklumlah menyeberang disana bukan perkara mudah untuk kami, sekalipun menyeberang di zebra cross (tempat penyeberangan), tetap saja, kendaraan yang lewat tak mau mengalah dengan pejalan kaki yang jelas-jelas menyeberang lewat zebra cross. Tak bisa terbayangkan, bagaimana kalau menyeberang disembarang tempat, ini saja menyeberang ditempat yang benar saja, susahnya…bukan main!!

IMAG0891

Sebelum memasuki Museum Benteng Vredeburg, kita bisa sejenak melihat-lihat pedagang kaki lima yang berjajar. Hebatnya, dari jaman dulu sepuluh tahun yang lalu ketika masih studi di kota ini (Yogyakarta), hingga saat ini, pedagang kaki lima ini masih betah disana. Penjual apakah mereka?? Ya, mereka adalah penjual batu-batu cincin! Bagi para pria, yang suka memakai ataupun mengkoleksi cincin dengan bermata batu berwarna-warni (merah, hijau, hitam, biru, putih), disinilah tempat yang cocok untuk mencarinya. Selain menjajakan batu cincin, para pedagang ini juga menjual cermin, yang bisa langsung dibingkai ditempat. Selain menjual kedua benda tersebut, terkadang juga menjual kalender, dan poster-poster. Seru…kan..mau menuju Museum Benteng Vredeburg, bisa sekalian melihat-lihat barang-barang yang jarang-jarang kami lihat, yang dijajakan di pedagang kaki lima ini…

IMAG0912

Setelah melewati para pedagang kaki lima ini, Kita dapat melihat Monumen Serangan Oemoem 1 Maret 1949, dari luar pagar Museum. Ya..karena monument itu juga adalah bagian dari Museum Benteng Vredeburg. Terkadang dihari-hari tertentu di monument ini ada pertunjukan karya seni, kadang juga dipakai untuk pertunjukan penyanyi dari ibu kota (Jakarta). Bila menengok kekanan ada monument itu (Monumen Serangan Oemoem 1 Maret 1949), maka dikala kita menengok kesebelah kiri dari monument itu, kita akan melihat sebuah karya seni lagi. Buat saya dan suami, karya seni ini baru, karena baru saat itu melihat untuk pertama kalinya. Berbentuk unik, yaitu berbentu kaki manusia, sampai kepaha, dan diatasnya menjulur-julur sebentuk akar pepohonan, unik kan….

IMAG0915

Selanjutnya, tanpa basa-basi lagi, kami masuk ke Museum Benteng Vredeburg. Sebelum memasuki gerbangnya, kami melewati halaman parkir terlebih dahulu, untuk selanjutnya melewati sebuah parit yang memang dahulunya sengaja dibuat, sebagai benteng pertahanan terluar. Kala melewati parit itu, pastinya saya dan suami melewati sebuah jembatan. Dijamannya, jembatan itu berupa jembatan yang bisa dinaikkan dan diturunkan (gantung), karena perkembangan jaman/ teknologi (termasuk kendaraan perang) jembatan ini berubah menjadi sebentuk jembatan permanen seperti sekarang ini. Ya, wajar saja karena ini merupakan sebuah benteng, biasanya kalau benteng pintu gerbangnya memang harus dibuat sulit dijangkau oleh musuh. Termasuk jembatan ini sebagai penguhubung antara dunia luar dengan pertahanan yang ada didalamnya. Sedang menikmati aliran air yang bersih di parit itu, tiba-tiba saja saya ingin memancing. Boleh kah memancing?? Keinginan itu timbul karena kami melihat ada orang yang sedang asik memancing disana. Duduk terpekur, konsentrasi dengan apa yang dilakukan (memancing).

IMAG0916

Akhirnya kamipun memasuki Museum ini (Benteng Vredeburg) melalui pintu gerbangnya. Disinilah tempat kita membeli tiket masuk Museum Benteng Vredeburg. Waktu itu, kami hanya mengeluarkan uang Rp 2.000;/ orang untuk membayar tiketnya. Jadi, kami berdua masuk banteng yang bersejarah itu hanya cukup mengeluarkan uang R p 4.000; saja. Sebuah wisata sejarah yang sangat murah meriah, bukan? Ditempat pembelian tiket inilah kita akan melihat selembar kertas informasi yang ditempel dikaca loket pembelian tiket. Informasi itu berupa, jam kunjungan, yaitu, selasa-jumat Museum buka dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore saja. Dihari sabtu dan minggu buka dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Sementara untuk hari senin tutup, dan tetap buka dihari libur nasional. Jelas, bukan, informasinya?? Tetapi setelah lebih dari jam bukapun biasanya orang boleh masuk, dengan tetap membeli tiket. Namun, biasanya orang masuk untuk melaksankan shalat ataupun hendak kekamar mandi saja.

IMAG0917

Sebelum jauh memasuki Museum Benteng Vredeburg ini, ketika memasukinya, kami langsung disambut oleh dua orang pejuang bangsa (Indonesia). Pejuang ini adalah pejuang besar bangsa Indonesia. Siapakah mereka?? Mereka adalah Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo yang merupakan pahlawan pembela kemerdekaan, dan Jenderal Soedirman, yang juga merupakan pahlawan pembela kemerdekaan. Dan dibelakang patung replica dua tokoh pahlawan bangsa (Indonesia) itu, masing-masing ada satu buah meriam. Sudah terasa lekat kan, kalau ini (Museum Benteng Vredeburg), adalah museum sejarah perjuangan bangsa kita (Indonesia).

IMAG0918

Dari petugas yang berjaga di pintu gerbang, kami tahu bahwa Museum Benteng Vredeburg ini, terdapat diorama/ ruang minirama, yang terdiri dari empat minirama. Masing-masing diorama (ruamg minirama) ada spesifikasinya. Untuk ruang minirama satu, disana kita akan diajak melihat dengan nyata bagaimana peristiwa bersejarah yang terjadi, yaitu mulai dari perang Diponegoro, hingga ketika Jepang memasuki kota Yogyakarta. Sementara untuk ruang minirama dua, kita akan diajak ikut serta, tenggelam dalam peristiwa-peristiwa seputar proklamasi, sampai dengan agresi militer Belanda I. Lain halnya dengan ruang minirama tiga, kita akan melihat sejarah, mulai dari perjanjian renville, hingga kesejarah kedaulatan RIS (Republik Indonesia Serikat). Nah untuk diorama yang terakhir, atau ruang minirama yang keempat, kita dapat terhanyut dalam peristiwa-peristiwa/ sejarah yang dimulai dari periode NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), hingga kemasa Orde Baru. Seru kan…melihat-lihat peristiwa sejarah bangsa. Tetapi sayangnya kok tidak ada pemandunya ya?? Jangan khawatir, meskipun tanpa pemandu sekalipun, untuk masuk keruang minirama, disana sudah sangat jelas sekali tentang apa-apa sajakah yang terjadi dari penggambaran minirama-minirama yang ada, karena disetiap minirama, ada gandengan penjelasan dan keterangan-keterangan tentang apa yang kita lihat. Dan penjelasan ini sangat lengkap bila kita mau membacanya satu-persatu dan utuh. Keterangan-keterangan ini, dalam bentuk layar sentuh, tinggal dibuka-buka selayaknya buku, gampang kan??

IMAG0919

Ada banyak hal yang kita lihat disana (keempat ruang minirama), terutama menyangkut tentang sejarah. Dari sana kita akan sedikit banyak mengerti tentang sejarah bangsa. Tentang bagaimana jamannya perang kala itu, baik perang untuk mengusir Belanda ataupun untuk mengusir Jepang. Kita juga akan banyak tahu tentang pergerakan pemuda dikala itu, contohnya Budi Utomo. Selain itu, banyak pula peninggalan-peninggalan kuno, seperti beberapa koleksi museum yang memang benda asli, seperti senjata, peralatan makan, tempat minum ketika kependudukan Jepang, dan masih banyak lagi benda lain yang merupakan koleksi museum. Seperti benda yang tak kalah menarik, mesin cetak Kedaulatan Rakyat (harian local Yogyakarta), yang berada diruang diorama (ruang minirama) kedua.

IMAG0920

Selain bisa melihat sejarah bangsa, di Museum Benteng Vredeburg ini, ada game lantai yang bisa dimainkan. Tempatnya ada diruang minirama kedua. Mungkin saja adanya game lantai ini dimaksudkan agar anak-anak yang berkunjung ke Museum tidak merasa bosan, jadi disedikan game lantai ini. Kenapa saya bilang game lantai?? Ya, karena untuk memainkannya kita harus menginjak-injak lantainya. Dan untuk menggunakannya, ketika memasuki lantai game, kita harus melepas alas kaki (sandal ataupun sepatu). Setelah itu injak saja lantainya, langsung start game dan plilih game yang disuka. Saya pastikan kalau anak-anak diajak ke Museum ini (Benteng Vredeburg), pasti mereka tidak bosan. Dan diantara ruang minirama dua dan ruang minirama tiga yang saling terhubung, dipenghubung inilah terdapat spot untuk fotografi. Nah, bagi yang suka foto-foto, disini tempatnya bagus. Selain bangunannya yang masih asli, khas bangunan Belanda, disini juga tanaman yang memang ditata apik, agar hasil penggambilan foto terlihat apik, menarik, dan tempo doeloe sekali….

IMAG0921

Setelah melihat-lihat kekempat ruang minirama (diorama), kamipun berkesempatan untuk naik keatas benteng ini. Kalau tidak salah, kala itu kami naik keatas benteng, setelah melewati sebuah bangunan yang dulunya adalah gudang senjata. Diatas, kami bisa menjumpai salah satu sudut dari benteng. Diatas inilah kami menjumpai sebuah tempat yang dulunya digunakan sebagai tempat penjagaan, pengintaian, sekaligus tempat meriam-meriam kecil. Dan disinilah kita bisa menikmati pemandangan sekitar benteng.

IMAG0928

Ya, inilah sekilas tentang perjalanan kami di Museum Benteng Vredeburg. Memang terkadang membosankan bila sudah mendengar kata “museum”. Tetapi, cobalah tengok/ intip ada apa di Museum Benteng Vredeburg sejenak, tatkala kawan sekalian berkesempatan berkunjung ke Yogyakarta. Tidak ada ruginya berkunjung ke sebuah museum, karena disanalah kita bisa belajar sejarah, terutamanya sejarah perjuangan bangsa kita (Indonesia) di Museum Benteng Vredeburg.

 

Catatan :

  • Dilarang mengambil gambar/ foto dalam artikel ini tanpa menyertakan link blognya, atau tanpa seijin penulis, yaitu saya, Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Semua gambar dalam tulisan/ artikel ini adalah milik pribadi/ dokumentasi pribadi, yaitu saya, Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Dilarang untuk meng-copy paste / menjiplak tulisan/ artikel saya ini, tanpa menyertakan link blognya, tanpa menyertakan nama penulisnya, juga tanpa seijin penulis artikel, yaitu saya, Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Makna Dibalik Selembar Lukisan Batik Rama Dan Shinta

 

IMAG3251

Mumpung masih dibulan kasih sayang...yang banyak orang bilang sebagai hari valentine, jatuh setiap tahunnya di bulan Febuari, tepatnya 14 Febuari, maka ini saat yang tepat (menurut saya) untuk membicarakan tentang kasih-mengasihi antara pasangan, yaitu antar suami-istri. Tapi...bukan akan membahas tentang bagaimana merayakan hari valentine bersama suami atau istri....melainkan memaknai lembaran kain batik yang melukiskan sosok Rama dan Shinta. Ya, lukisan batik sosok Rama dan Shinta, bukanlah lukisan batik biasa, namun sebuah panutan bagi pasangan suami-istri dalam menjalani kehidupan berumahtangga.

Saya sangat mengidolakan Yogyakarta sebagai salah satu tempat tujuan wisata kami. Dibanding mengunjungi negara-negara tetangga misalnya, saya pribadi lebih tertarik berwisata ke Yogyakarta, atau lebih tepatnya lebih senang memilih liburan ke Indonesia. Dua tahun berturut-turut, kami mengunjunginya (Yogyakarta). Bukan tanpa alasan, sebabnya ada hal-hal yang tak terduga yang menjadi pelajaran berharga. Salah satunya, tentang makna dari gambaran sosok Rama dan Shinta yang hadir dalam lukisan batik. “Ooo itu kan cuma batik biasa, gambar wayang..!”. Iya, mungkin menurut sebagian orang itu hanya batik-batik pada umumnya, gambar tokoh pewayangan, apa istimewanya??.. Tapi taukah kawan sekalian, gambaran yang dicerminkan pada sosok tokoh pewayangan itu, Rama dan Shinta”, memiliki filosofi yang begitu kuat, terutama dan paling utama untuk kita yang sudah berumahtangga/ sudah menikah.

Kartu batik bergambar Rama dan Shinta itu, saya beli kala mengunjungi Cagar Budaya Taman Sari Yogyakarta tahun 2013. Saat itu, sang pemandu wisata kami, mengajak untuk mampir ke show room yang ada disekitar cagar budaya nomer 19 didunia tersebut. Salah satu show room yang kami datangi adalah tempat penjualan lukisan batik. Ditoko pertama saya tak tertarik untuk membeli apapun, setelah diajak masuk ke toko kedua, baru merasa tertarik untuk membeli kartu ucapan yang berhiaskan selembar kain batik (benar-benar dibatik dengan tangan) yang ukurannya tak lebih dari sejengkal tangan saya. Pilih-memilih disarankan untuk memilih yang bergambar Rama dan Shinta. Saat itu pemandu kami bilang, Rama dan Shinta adalah Romeo dan Juliet-nya Indonesia. Kira-kira begitulah ucapan pemandu wisata kami. Akhirnya sayapun memilih dua kartu bergambar Rama dan Shinta dengan harga Rp. 30.000; per kartu.

Ditahun berikutnya (2014), pemandu wisata di Museum Kereta Yogyakarta, mengajak ke show room. Tempat itu adalah tempat penjualan lukisan batik yang dikelola oleh para abdi dalem Keraton Yogyakarta, yang letaknya tak jauh dari Museum tersebut. Lihat-melihat banyak sekali lukisan batik yang menarik perhatian mata, dan bagus-bagus semua. Dari sekian banyak lukisan yang ada, pemandu wisata itu menyarankan kami untuk membeli lukisan batik bergambar tokoh pewayangan Rama dan Shinta. Ya...lagi..lagi, untuk yang kedua kalinya dalam setiap kunjungan liburan kami Rama dan Shinta adalah lukisan batik idola yang selalu direkomendasikan. Kemudian saya menanyakan, “apakah ada kartu batik??”. “Tidak ada, kartu batik sudah tidak dibuat lagi, kasian yang membatik, bentuknya terlalu kecil untuk dibatik”....begitu penjelasannya. Lanjutnya, “ini saja, lukisan batik Rama dan Shinta, ini bagus tidak hanya untuk hiasan dinding tapi maknanya untuk kehidupan suami-istri bagus”.

Tanpa kami minta pemandu wisata itu menjelaskan tentang lukisan batik bergambar dua tokoh wayang tersebut. Katanya, “sekarang banyak pasangan suami-istri cerai, punya masalah sedikit minta cerai, tengkar sedikit minta cerai, sedikit-sedikit berkata cerai, mudah sekali berkata cerai...”. Pikir saya, “apa hubunganya cerai dengan dua tokoh wayang tersebut??”. Menurut penuturannya, Rama dan Shinta adalah perlambang kesetiaan pasangan (suami-istri). Pria dan wanita ketika sudah menikah menjadi pasangan suami istri, haruslah setia dengan pasanganya, saling menyayangi dan mengasihi, juga saling mendukung antar yang satu dengan yang lainnya. Pernikahan adalah suatu ikatan suci, yang tidak bisa dipermainkan seenaknya dengan mengucapkan kata cerai atau perpisahan, kecuali ajal yang menjemput. Selanjutnya, pemandu kami berkata, bahwa Sri Sultan-pun bercermin pada penggambaran dua tokoh pewayangan tersebut. Dan itulah mengapa Sri Sultan Hamengku Buwono X, hanya mempunyai satu istri saja, Ratu Hemas. Meski seorang raja, mempunyai kekuasaan, tapi istri tetap satu, yang artinya setia pada pasangan. Sultan ingin mencontohkan pada rakyatnya, bahwa sebagai pasangan (suami-istri) kita haruslah saling setia pada pasangan.

Lantas apa hubungannya membeli lukisan batik Rama dan Shinta dengan kehidupan kita dalam menjalani kehidupan berumahtangga??...Masih menurut penuturan sang abdi dalem tersebut (pemandu kami), Sultan menganjurkan untuk memajang lukisan Rama dan Shinta tersebut dimasing-masing rumah para abdi dalemnya. Tempat yang paling bagus adalah diruang makan keluarga. Ya, ruang makan merupakan tempat yang dianggap paling pas untuk menempatkan sebuah lukisan Rama dan Shinta. Karena disanalah (ruang makan), tempat anggota keluarga berkumpul. Berkumpul yang tentu saja tidak hanya untuk makan, namun tempat yang pas untuk membicarakan sesuatu, dari mulai yang remeh-temeh hingga permasalahan yang ada dalam sebuah keluarga (rumahtangga). Bila bertengkar dengan pasangan, ada masalah maka ajaklah pasangan (baik istri maupun suami) untuk menuju ruang makan, melihat lukisan Rama dan Shinta tersebut, maknai dengan dalam gambaran dua tokoh pewayangan itu, yang merupakan perlambang kesetiaan, saling menyayangi, saling mendukung baik suka maupun duka. Genggam tangan pasangan (istri atau suami), peluk pasangan dengan hangat, dan lihatlah gambar Rama dan Shinta tersebut, bahwa apapun yang dihadapi akan selalu bersama. Selesaikan dengan kepala dingin pasti akan ketemu jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi.

Kemudian pemandu kami itu bertanya, “tahu kenapa Dewi Shinta digambarkan lebih rendah dari Rama, kenapa kok tidak digambar/ dilukis tinggi sejajar dengan Rama??”. Kamipun menggeleng...”Shinta digambarkan lebih rendah dari Rama itu ada artinya. Artinya bahwa, Shinta sebagai seorang istri harus menghormati suaminya yaitu Rama”, kata pemandu kami. Sekarang jaman modern, banyak wanita yang berstatus istri juga bekerja diluar rumah, nah dalam kondisi seperti ini, seorang wanita tetap harus menghormati suaminya. Mungkin sang istri punya jabatan yang lebih tinggi diluar, mungkin istri punya pendapatan lebih besar dari sang suami, namun meski begitu sang istri harus tetap hormat pada suami sebagai kepala rumahtangga. Maaf misalnya begini, istri bekerja diluar rumah, punya pendapatan sendiri (gaji), ditambah gaji lebih besar dari sang suami, punya kedudukan/ jabatan lebih tinggi dalam pekerjaannya. Suatu ketika suami memberitahu agar jangan terlalu banyak shopping menghamburkan uang, lantas si istri marah dengan teguran suami karena merasa uang itu hasil kerjanya sendiri tidak minta pada suami, apa salahnya shopping menyenangkan diri sendiri. Pelajaran yang dipetik dari cerminan seorang Shinta yang posisinya digambarkan lebih rendah dari Rama, bahwa dalam kondisi apapun sebagai istri kita harus hormat pada suami, termasuk ketika mendapat teguran dari suami. Misal dalam perumpamaan diatas, istri jangan buru-buru marah pada suami karena dilarang shopping, merasa sang suami hanya iri atas pencapaian istri. Mungkin barangkali sang suami menegur karena melihatnya kok sayang ya bila uang hasil kerja capek-capek harus dibelanjakan, apalagi untuk membeli barang yang sekiranya kurang bermanfaat bagi keluarga. Karena dari masalah-masalah seperti ini bisa menjadi asal muasal kata “cerai”. Kira-kira begitu pemahaman kami yang bisa saya tangkap dari penjelasan panjang lebar pemandu wisata dari Museum Kereta Yogyakarta tersebut.

Meski pada akhirnya kami tak jadi membeli lukisan batik bergambar Rama dan Shinta, namun sekembali dari sana, kami mendapat pelajaran baru yang diajarkan oleh seorang abdi dalem keraton yang sehari-hari menjadi pemandu wisata di Museum Kereta. Ya, kami memang orang jawa, suami saya orang jawa tulen (artinya dari kakek-buyut memang berdarah jawa), dan saya juga orang jawa meski lahir di sumatera dan berkakek buyut seorang Belanda, tapi kami tak pernah tahu tentang segala macam hal tentang jawa itu sendiri, termasuk penggambaran tokoh pewayangan Rama dan Shinta tersebut. Lho, bukannya kami tak mau belajar tentang budaya jawa, bagaimana mau belajar dan tahu bila orangtua kami ternyata tak pernah memberitahu kisah-kisah pewayangan??...

Mungkin kawan sekalian yang sudah benar-benar membaca kisah Rama dan Shinta sampai akhir cerita akan berkata, bila sebenarnya kisah cinta Rama dan Shinta adalah kisah cinta yang berakhir tragis dan apakah patut untuk menjadi panutan/ contoh dalam kehidupan berumatangga kita??.....Saya berpikir dari sudut pandang yang berbeda, melepaskan sisi negatifnya, dan mengambil sisi positifnya. Yang saya serap adalah, belajar dan mendalami tentang arti sebuah kesetiaan terhadap pasangan (suami-istri), bagaimana sebuah rumahtangga yang dibangun atas dasar cinta kasih, saling menyayangi, juga saling mendukung, saling melengkapi satu dengan yang lainnya, lewat sebuah budaya yang dicerminkan pada penggambaran sosok Rama dan Shinta.

Catatan :

  • Gambar/ foto dalam tulisan ini adalah milik pribadi/ dokumentasi pribadi penulis, yaitu Acik Mardhiyanti / Acik Mdy. Dilarang untuk mencuri/ mengambilnya, tanpa menyertakan link blog penulis
  • Dilarang menjiplak/ meng-copy paste tulisan/ artikel saya ini tanpa menyertakan link blognya, tanpa seijin penulis, juga tanpa menyertakan nama penulisnya, yaitu saya, Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...