Mengisi libur Imlek yang panjang, membuat saya dan suami berpikir untuk pergi keluar ketempat yang mungkin menyenangkan dan dapat mengisi kekosongan aktifitas. Kalau kebanyakan orang Singapura mengisi waktu liburan pergi ke Batam atau ke Bandung, kalau saya dan suami mau kemana?? Berhubung sang suami ingin pergi kepantai, maka pergilah sore itu ke sebuah tempat yang bernama, West Coast Park. Lah..ini pantai atau taman ya sebenarnya??
Waktu sudah sore ketika kami berangkat. Jarum jam tangan suami sudah hampir menunjukkan pukul 4 sore. Menyeberang dijalan utama, kemudian menunggu bus dihalte. Bus tak kunjung datang juga. Baru sekitar 15 menit kemudian bus yang ditunggu-tunggupun datang dengan santainya. Padahal saya yang menunggu sudah bermuram hati, sudah tak menyenangkan lagi untuk melanjutkan perjalanan ini.
Selama perjalanan tidak ada yang menyenangkan untuk saya. Kondisi AC didalam bus yang berhembus kencang, ditambah lagi dengan cuaca diluar dingin, karena baru saja hujan mengguyur dengan begitu derasnya dan baru saja reda. Sama sekali tak mengenakkan untuk sebuah perjalanan. Tetapi bersyukurlah, karena perjalanan untuk mencapai West Coast Park, tidaklah memakan waktu lama dari tempat tinggal kami, hanya berkisar kurang lebih 30 menit saja. Akhirnya kami turun di halte West coast highway.
Turun di halte west coast hightway, mata kami tak menemukan West Coast Park, tempat yang kata suami saya itu adalah sebuah pantai. Tetapi, sepertinya, tempat yang kami tuju itu ada diseberang jalan, karena disana jelas kami lihat orang berlalu lalang menyeberang jalan dengan membawa segala macam peralatan rekreasi keluarga. Ya..dari sini saya sudah dapat memastikan, tempat ini adalah tempat favorit rekreasi keluarga. Dimana, para orangtua dapat membawa serta anaknya untuk bermain bersama. Setelah melihat banyak orang menyeberang jalan, barulah kami pergi menyeberang ditempat penyeberangan. Setelah menyeberang, kami memasuki sebuah tempat yang bernama West Coast Park.
Jangan khawatir akan tarif masuk West Coast Park ini. Tidak ada tarif masuk, alis gratiiss!! Ya, benar sekali, kawan sekalian. Kita tidak perlu pusing-pusing memikirkan berapa tiket masuk kawasan West Coast Park ini. Semua fasilitas yang ada didalamnya, saya pastikan semuanya dapat dinikmati dengan gratis, tanpa harus mengeluarkan uang seperserpun. Hanya saja, bilamana ingin membeli makanan disebuah tempat yang telah disediakan, baru kita mengeluarkan uang untuk membayar makanan kita.
Sebelum memasukinya lebih jauh, terlebih dulu kami membaca peta diarea parkir kendaraan, biar tidak tersasar tentunya. Maklum…setelah melihat peta, kami dibuat terkaget-kaget. Bagaimana tidak kaget, lihat petanya kami sudah ciut untuk menjelajah seluruh kawasan West Coast Park. Terlebih lagi waktu sudah semakin sore, yang membuat saya bertanya dalam hati, masihkan ada pengunjung didalam sana?? Tanpa pikir panjang, ya sudahlah jelajah saja satu persatu tempat yang ada dipeta.
Berjalan memasuki kawasan West Coast Park, mata kita akan langsung sejuk melihat pohon-pohon rindang tumbuh disana-sini. Ditambah lagi dengan semilir angin lembut yang berhembus, membuat kami merasa nyaman berada disana. Sekalipun hujan baru saja reda, tetapi kami tak perlu mengkhawatirkan kondisi jalan yang bisa saja becek. Malas sekali bukan, kalau harus menjinjing sandal atau sepatu karena tanah becek, dan lengket?? Ini dikarenakan ada jalur untuk pejalan kaki yang telah dibuat sedemian rupa. Jadi, kita bisa menikmati pemandangan hijau dengan tenang.
Yang pertama kami tuju adalah, Marsh Garden. Sangat penasaran sekali ada apa disana. Tak berapa lama berjalan melewati jalur pejalan kaki, terlihatlah sebuah papan petunjuk menuju kearah Marsh Garden. Pertama melihat arahnya saya agak ragu. Tempatnya ternyata harus masuk kedalam, yang kalau dilihat-lihat tempatnya sangat rimbun dengan pepohonan, dan tanaman-tanaman lain. Terlebih lagi ada papan peringatan, yang isinya kurang lebih, kalau dalam keadan hujan angin jangan masuk ketaman. Suasana lumayan sepi memasuki Marsh Garden. Berjalan melewati sebuah jembatan panjang, yang terbuat dari kayu, dengan kanan kiri pemandangan pohon lebat, serasa berada dialam liar.
Akhirnya sampailah kami disebuah tempat yang bernama point view dari Marsh Garden ini. Rasa penasaran semakin menjadi-jadi ketika melihat ada empat orang anak dengan riang gembira berada dipoint view, sambil sesekali menunjuk sesuatu. Apakah yang sedang dilihat anak-anak itu?? Ikan kah, atau yang lain?? Segeralah saya mengetahui jawabannya, ketika sampai di point view. Oo..kura-kura!! Lumayan banyak kura-kuranya. Berenang kesana-kemari tanpa ada rasa takut akan kedatangan orang asing/ manusia. Malah kura-kura itu berenang mendekat ke point view, dimana kami berada. Wah…senangnya, saya saja senang melihatnya, pantas saja anak-anak itu kegirangan melihat kura-kura itu. Jenisnya banyak, ada yang bermata merah dengan tempurung hitam bergaris-garis merah, ada yang kepala dan kaki-kakinya yang lebih panjang, ada lagi jenis dengan tempurung yang kuning keemasan. Sisanya berwarna tempurung keabu-abuan. Wah..baru kali ini saya melihat kura-kura dengan tempurung kuning keemasan, tapi sayangnya kura-kura itu tak mau mendekat ke point view, hanya berenamg-renang ditengah danau, muncul sebentar kemudian menenggelamkan diri kembali kedalam danau. Tetapi, sebenarnya saya sendiri tidak tahu, apakah benar ini adalah sebuah danau atau kolam buatan. Kalau melihat-lihat dipeta, ujungnya, sama sekali tak menyatu dengan pantainya.
Karena airnya jernih dan tidak ada kotoran sampah-sampah, maka ikan-ikanpun terlihat dengan jelas berenang riang didalamnya. Ada sepasang ikan koi dengan ukuran besar berenang kesana-kemari, serasa menyambut kedatangan kami. Segerombolan ikan-ikan lainpun turut semarak, menghiasi danau yang bersih itu, silih berganti berparade didepan kami berdiri, seperti acara perkenalan. Suasana semakin riuh rendah dengan kicauan burung-burung yang bertengger dipohon-pohon sekitar yang memang sangat alami sekali suasananya.
Disini (Marsh Garden), pengunjung dilarang untuk memancing, menangkap, juga memberi makan ikan maupun kura-kura yang ada. Selain larangan diatas, para pengunjung juga dilarang untuk melepaskan ikan maupun kura-kura, maksudnya bila mana kita datang kesana (Marsh Garden), dengan membawa ikan ataupun kura-kura dari rumah untuk kemudian dilepaskan di Marsh Garden, ini tidak diperbolehkan. Dan jangan sekali-kali nekat memancing, karena dendanya cukup membuat kita sesak nafas, dendanya adalah $S 5.000;, bila ketahuan memancing ditempat-tempat yang dilarang, salah satunya Marsh Garden.
Meninggalkan Marsh Garden, kembali mengikuti jalur pejalan kaki, yang terasa nyaman sekali. Hati bertanya-tanya, dimana kah letak pantainya, kok belum terlihat sama sekali, apakah diujung depan sana?? Mengikuti saja jalur yang ada, sambil melihat pemandangan sekitar dan sesekali bertemu dengan orang-orang yang bersepeda. Ya…ditempat ini sangat cocok untuk bersepeda tentunya. Jalur pesepeda juga telah ditentukan, yaitu bergaris orange. Nah, bagi yang datang dan ingin bersepedaan (West Coast Park), bisa datang ketempat ini, dan bisa bertralala-trilili berkeliling kawasan West Coast Park dengan hati riang, tanpa takut tersambar kendaraan mobil ataupun truk yang lewat. Sangat aman untuk bersepedaan.
Belum sampai juga pantai, suara music dangdut menggelegar. Lho kok ada music dangdut, Ayu ting ting yang nyanyi, memang dari mana suaranya?? Memang ada pertunjukkan music dangdut di West Coast Park?? Kami cari-cari sumber suaranya, O..ternyata suara itu datang dari arah pantai. Tetapi dari mana asalnya?? Ternyata music dangdut itu asalnya dari salah satu kapal yang sedang bersandar di pantai, entah kapal yang mana. Karena disana ada satu kapal besar, dengan dua kapal ukuran sedang, yang menempel persis disebelah kapal besar itu. Dan…sampailah kami ditepi pantai!!
Bermain dipantai West Coast Park, tidak seperti bermain dipantai pada umumnya. Kalau yang umum, bila bermain ke pantai, maka kaki kita bisa menginjak pasir-pasir pantai, dan bersentuhaan langsung dengan debur ombak yang sampai dipantai. Atau, kita bisa berlari-lari kecil mengejar ombak, mencari kerang-kerang dipinggir pantai. Atau…kita bisa membangun istana pasir??! Itu kalau bermain dipantai pada umumnya. Lain halnya di West Coast Park. Bermain dipantai disini, kita hanya bisa berjalan-jalan dipinggirnya tanpa menginjak pasir pantainya. Mengamati banyaknya perahu-perahu nelayan yang sedang sandar. Atau kita juga bisa melihat beberapa orang sedang memancing. Boleh memancing?? Berhubung tidak ada papan peringatan dipinggir pantai ini, jadi dapat dipastikan diperbolehkan memancing. Hal lain yang bisa kita lakukan adalah duduk-duduk santai menghadap kepantai, sambil mengamati tingkah polah beberapa burung jalak yang ada disana.
Lantas bagaimana bila ingin sekali merasakan air laut, atau ingin melihat lebih dekat ombak-ombak itu?? Tenang saja…ada tempatnya. Tempat yang dibuat khusus bagi pengunjung yang ingin merasakan air laut. Ada satu tempat yang dibuat anak-anak tangga menurun kebawah hingga sampai menyentuh air laut. Nah, disini kita bisa menyentuh air laut. Tetapi harap berhati-hati bila membawa anak-anak, pastinya akan sangat berbahaya sekali. Lebih tepatnya ini untuk orang dewasa saja. Atau kalau anak-anak ingin kesini, orangtua harus menemani.
Lantas dimana tempat bermain anak-anak, kok tadi sewaktu memasuki kawasan West Coast Park, melihat banyak oarngtua membawa anak-anaknya?? Bila kita berjalan disisi jalan yang langsung menghadap pantai, maka disisi jalan yang lain kita akan melihat pasir putih. Ya, sebuah tempat yang memang dibuat dan diisi dengan pasir putih. Disinilah anak-anak bisa bermain pasir. Atau ada yang ingin bermain volley pantai, disinilah tempatnya.
Tak jauh dari area pasir putih itu ada sebuah lapangan yang sangat luas sekali. Lebih luas dari lapangan sepak bola. Lapangan itu untuk bermain layangan. Bagi yang datang kesini (West Coast Park), dan ingin menyalurkan hobi bermain layangan, disini tempat yang tepat. Anginnya sangat cocok untuk menerbangkan layangan. Saat itu, sore itu, ada beberapa orang yang bermain layangan. Bagus dan keren layangannya. Rata-rata layangan besar, ada yang berekor ada pula yang tak berekor. Semua bisa naik keatas terbawa angin. Karena begitu kencangnya angin berhembus, ada satu buah layangan yang putus, terbang menjauh dari sang pemilik menuju kearah laut. Dan dari kejauhan terlihat layang-layang itu masih terbang diudara.
Berada di dalam kawasan West Coast Park, ada banyak jalan yang bisa kita lalui, tergantung dari tujuan kita datang ke sana. Bila memilih berjalan diarea tengah, maka disana kita akan menjumpai area refleksi, area bermain anak-anak, juga area fitness. Bagi yang datang bersama anak, maka area ditengah itu sangat cocok. Mungkin orangtua anak, ataupun si anak bisa bertemu dengan seseorang yang baru disana, anak ketemu teman baru, orangtua bisa ketemu sesama orangtua. Lebih tepatnya, sebagai salah satu sarana sosialisasi. Dan kami memilih untuk terus berjalan menyusuri tepi pantai, meski tak bisa menginjakkan kaki dipasir pantai, atau sama sekali tak bisa menyentuh air laut.
Akhirnya kami menuju ke point view, atau sebuah tempat yang memang sengaja dibuat untuk memudahkan kita melihat keluar, maksudnya melihat lautan luas didepan mata. Sudah banyak orang yang berada disana, mungkin juga orang-orang ini akan menghabiskan waktu melihat matahari tenggelam. Indah bukan?? Suasana yang sangat mendukung mata kita untuk melihat kelautan lepas. Tetapi ada sedikit yang mengganggu pemandangan, apa itu?? O..ternyata pantai ini juga merupakan sebuah pelabuhan. Disisi tepi pantai yang lain ada banyak container disana, yang siap untuk dikapalkan (masuk kapal). Suaranya terdengar bising ditelinga kami. Jadi, selain ada suara kicauan burung, suara angin, dan suara deburan ombak, ada suara aktifitas ditempat yang banyak container itu. Tak berlama-lama berada ditempat point view ini, selanjutnya, kamipun berjalan meninggalkan pemandangan laut lepas yang indah.
Kembali berjalan menyusuri jalan bagi pejalan kaki, rasa-rasanya tempatnya masih begitu ramai. Masih banyak orang yang sedang jogging, juga bersepeda, entah itu seorang diri, ataupun bersama keluarga. Saat melanjutkan perjalanan itulah, kami menengok kearah tempat berkemah. Memang ada yang berkemah?? Banyak sekali yang berkemah ditempat ini, kawan. Tetapi, harap berhati-hati dengan mematuhi segala aturan dalam berkemah ditempat ini. Jadi, ada tempat khusus (area khusus untuk berkemah). Tempatnya begitu rindang dengan banyaknya pepohonan, disertai rerumputan hijau yang lebat. Selain itu, tempat berkemahnya ini, berada ditanah yang lebih tinggi. Jadi, sudah dapat dipastikan, kalau berkemah ditempat ini, langsung menghadap kearah laut. Dengan diketinggian tanah tersebut, akan semakin mempermudah pengelihatan kearah indahnya lautan lepas. Aturan dalam berkemah ini jelas, dan bisa dibaca dipapan petunjuk, ataupun ditempat informasi. Bila ingin berkemah, maka kita harus mendaftar dulu kepihak yang berwenang. Kalau sudah mengantongi ijin berkemah, maka sudah bisa mendirikan tenda-tenda kemah. Tetapi ada satu lagi yang harus dipatuhi, tidak boleh menyalakan api selama berkemah. Artinya, berkemah disini tidak ada acara api unggun, maupun acara bakar-bakar jagung seperti kebanyakan yang kita tahu. Tidak boleh memasak, dan menyalakan api, lantas bagaimana makannya?? Segala sesuatunya sudah diperhitungkan dengan cermat oleh pengelola. Disini, ada restoran cepat saji. Jadi, kalau berkemah tidak perlu repot memasak makanan sendiri, tinggal beli saja ditempat yang sudah disediakan.
Lanjut ketempat yang lain. Kali ini saya dan suami menuju kesebuah point view pemandangan pantai yang berbeda. Point view ini letaknya tidak jauh dari area kemah tadi. Hanya saja untuk menuju point view ini kita harus melewati pohon-pohon dengan daun bentuk love/ hati, apa itu?? Kalau didesa tempat asal saya, orang-orang menyebutnya pohon waru. Letak tempat ini, lebih mendekat kearah yang banyak container tadi. Suara bisingnya makin terdengar jelas dari sini. Tetapi, dari point view ini, kita bisa melihat kapal-kapal sandar, yang kalau dilihat-lihat itu rumah kapal. Sudah tahu kan rumah kapal, kawan?? Ya, kapal yang dijadikan rumah oleh seseorang, bagus-bagus kapalnya, tidak besar tidak juga kecil besaran kapalnya. Dan dikanan kiri area point view ini, kami dikagetkan dengan pemandangan sekitar. Lho kok seperti kampung nelayan ya?? Saya sendiri bingung. Jadi, dikanan kiri point view yang ini, disela-sela pohon waru tadi berdiri tenda-tenda seadanya, dengan beragam aktifitas disana. Mungkin tempat singgah sementara bagi nelayan-nelayan. Kapal-kapal nelayan yang kecil juga bersandar. Dan terlihat ada beberapa jemuran kain, alas/ tikar, meja, juga kursi-kursi disana.
Selanjutnya, kami menuju kearah jalan yang terasa lebar dan menanjak. Terdengar pula dari sini suara burung gagak hitam dari pohon ditepi pantai. Kamipun berkesempatan melihat burung gagak yang sedang bertengger didahan, tetapi sayangnya begitu bisa dekat dibawah dahan itu, burung itu langsung terbang menjauh. Dari jalan ini, kami mengambil arah yang berbelok kekanan. Wah.. sampai dijalan ini jalannya ternyata menanjak juga. Dan disinilah tempat yang digunakan oleh banyak anak muda untuk berlatih papan skateboard! Sore itu terlihat banyak anak yang sedang bermain skateboard disana. Kalau dikira-kira usianya masih belia, seumuran anak SMP (Sekolah menengah pertama). Asik sekali mereka memainkan papan skateboard itu. Berlomba-lomba untuk menunjukkan aksi terbaik mereka, meski ada yang gagal. Tetapi itulah sebuah kesenangan tersendiri untuk mereka, pecinta olahraga skateboard. Makin gagal memainkan papan skateboard, makin bersemangat mereka untuk terus mengulangi gerakan yang terasa sulit, dan harus siap-siap bila jatuh dan cedera.
Meninggalkan anak-anak yang bermain skateboard, maka sampailah kami disebuah gedung yang banyak kapal-kapalnya. Tetapi, tunggu dulu, kawan, gedung ini bukanlah bagian kawasan West Coast Park, jadi jangan masuk kesana. Hanya letaknya saja yang berdekatan. Membaca keterangan yang ada, inilah Singapore Polytechnic, bidang kelautan. Maka tak heran, kalau banyak kapal-kapal didalam sana. Nah, disamping Polytechnic inilah tempat yang saya katakan banyak kontainernya tadi, dengan suara yang bising. Sayapun melihat truk-truk container berlalu lalang disana.
Lalu kamipun berjalan menjauh dari kebisingan itu, dan akan menuju ke tempat yang disebut, bird sanctuary. Untuk menuju kesana, lumayan jauh sekali, kawan. Rasa-rasanya haus sekali, entah sudah berjalan berapa kilo meter, sejak dari memasuki kawasan West Coast Park tadi. Terus, ditengah perjalanan ini, apa ada yang jual minum kalau haus begini?? Dengan sedikit bersabar terus berjalan, dan berhenti disebuah tempat yang memang disediakan khusus untuk memanggang, yang diberi nama barbeque pits. Nah, kalau diarea kemah tadi tidak diperbolehkan untuk menyalakan api dalam bentuk apapun, lain halnya disini di barbeque pits. Disini, kita bisa panggang-panggang, sepuasnya. Enak kan tempatnya?? Sambil duduk-duduk di barbeque pits ini, langsung mata bisa melihat minuman didekat toilet. Memang penjual minuman ada didekat toilet?? Tentu saja tidak, kawan. Maksud saya, didekat toilet itu ada vanding machine, bisa beli minuman disitu asalkan bawa uang receh. Mulailah saya agak was-was, takut kalau tidak terbawa uang recehnya, bisa tidak minum sampai keluar kawasan West Coast Park. Hatipun lega, ternyata uang recehnya terbawa, dan kamipun membeli pokka green tea, dengan harga $S 1, 30/ botol kecil. Tak berapa lama berjalan menjauh dari vanding machine, ternyata ada tempat minum. Jadi, kalaupun tidak membawa uang receh untuk membeli minum di vanding machine, keringnya tenggorokan masih bisa terselamatkan oleh tempat minum yang disediakan ini.
Setelah melewati terowongan, dimana diatasnya lalu lintas begitu padat oleh truk-truk container, kita langsung menuju kesebuah tempat air mancur disebuah kolam. Lagi-lagi disini ada peringatan, dilarang memancing ikan, menangkap kepiting, dan kerang. Bila tidak mematuhinya, maka siap-siap kena denda $S 5.000. Dikolam yang ini, ikan-ikan tidak terlihat muncul kepermukaan air. Sangat berbeda di Marsh Garden sebelumnya. Ditepinya, saya tak melihat ikan-ikan didalamnya. Mungkin karena sudah senja, waktu sudah menunjukkan jam 6 sore waktu itu. Tetapi jam 6 sore di Singapura masih terang benerang. Yang membuat agak kecewa, air mancurnya, tidak menjulur sempurna. Hanya terlihat seperti air yang sedang menguap saja.
Untuk menuju Bird Sanctuary, dari air mancur ini, tempatnya tidaklah begitu jauh. Hanya tinggal butuh beberapa langkah saja, Bird Sanctuary sudah mulai terlihat. Tetapi, saya bertanya-tanya, benar bukan Bird Sanctuary-nya yang ada didepan mata?? Dalam bayangan saya, yang namanya Bird Sanctuary, pastinya tempatnya serupa sangkar raksasa. Tetapi ini…?? Disini berbeda, burung-burung disana tetap terbang bebas, tidak berada dalam sangkar raksasa. Tetapi dibuatkan sebuah habitat alam liar, yang sungguh nyata, sehingga banyak burung nyaman bersarang disana. Dan nyatanya, banyak terdengar kicauan burung-burung. Dan yang membuat saya berdecak kagum, ketika berjalan ditrack disekitar bird sanctuary tersebut, saya dan suami melihat banyak sarang-sarang burung diranting-ranting pohon, dilengan-lengan pohon yang kokoh. Entah jenis burung apa yang ada disana. Yang pasti, sarangnya lumayan besar. Sayangnya, kami tak melihat burung-burungnya dengan jelas, hanya sekilas terlihat beterbangan, dan suara-suaranya yang menyambut senja.
Dari Bird Sanctuary (tempat perlindugan burung), saya dan suami menuju tempat yang disebut Dog Run, atau tempat dimana anjing-anjing bisa berlari bebas. Karena memasuki kawasan West Coast Park, bila membawa anjing, maka ada aturan agar anjing yang dibawa diikat selama jalan-jalan. Setelah sampai di area Dog Run ini, barulah anjing-anjing bisa dilepas dari talinya, dan tentu saja langsung akan kegirangan berlari kesana-kemari. Dog Run ini, tempatnya sangatlah luas. Saat itu kami melihat ada seekor anjing yang baru saja dilepaskan talinya oleh tuannya. Dan segeralah anjing jenis Akita dengan warna putih bersih itu, berlari gesit mengejar kelompok burung-burung jalak yang sedang asik berada didalam area Dog Run.
Selama mengamati pergerakan anjing Akita milik seseorang itu, tidak sengaja ada seekor tupai yang sedang berlari, melompat, dipohon yang tepat berada didepan suami. Dengan hati-hati didekati, dalam jarak batas tertentu agar si tupai tidak kaget dan melompat menjauh. Tupai itu terlihat asik sekali sedang berputar-putar dibatang pohon itu, sambil sesekali berayun dengan dua kaki belakang saja, sementara dua kaki yang depan terlihat mengenggam biji-bijian. Setelah diamati ternyata…si tupai sedang asik makan biji-bijian yang digenggam dengan dua kaki depannya. Sungguh pemandangan yang langka yang belum pernah kami temui sebelumnya. Melihat tingkah polah alami hewan tupai.
Karena hari sudah mulai gelap, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, maka kami harus segera mengakhiri perjalanan kami di West Coast Park. Setelah puas mengamati tupai, kamipun berjalan kesebuah halte bus terdekat untuk kemudian kembali pulang kerumah. Haltenya tidaklah jauh dari Dog Run tadi. Jadi, kami keluar dari West Coast Park, melewati pintu yang berbeda ketika masuk tadi. Sebuah jalan-jalan yang menyenangkan buat kami. Bisa menikmati suasana pantai, tetapi sekaligus bisa menikmati suasana taman, beserta sisi alam liarnya. Ya, ini adalah sebuah perjalanan yang berbeda dan membuat kami jatuh hati dengan West Coast Park.
Catatan :
- Dilarang meng-copy paste tulisan/ artikel saya ini, tanpa menyertakan sumber/ linknya, blog juga nama penulis, yaitu saya sendiri, Acik Mdy / Acik Mardhiyanti
- Semua gambar/ foto dalam tulisan/ artikel ini adalah milik pribadi/ dokumentasi pribadi, yaitu saya, Acik Mdy/ Acik Mardhiyanti. Oleh karenanya dilarang untuk seenaknya mengambil gambar/ foto dalam artikel ini, tanpa menyebutkan sumber, linknya.