Belanja di Pasar Traditional Singapura, Bisa Dapat Apa Saja?

IMG_4642[1]

Telur low cholesterol, telur puyuh, tempe, bayam hijau, bayam merah, daun ketela rambat, lettuce, semua dibeli di pasar Chong Boon Singapura. Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Tinggal di Singapura dan belanjanya di pasar (wet market)? Buat saya/ penulis, kenapa tidak? Ya, mungkin buat kebanyakan pendatang lebih senang belanja di supermarket atau pusat-pusat groceries. Tapi untuk saya pribadi, belanja di pasar juga tidak masalah, malah terkadang merasa senang bisa berbelanja dipasar. Kenapa merasa senang, memang bisa dapat apa saja di pasar? Mari simak paragraf selanjutnya, kira-kira apa saja yang bisa saya beli dipasar tradisional Singapura.


Low cholesterol egg, pacific rose apples, orange, lettuce, spinach, lemon, baby corn, tomatoes, bell pepper, atap seeds, broccoli, green peas, french beans, carrots, some cakes - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Pasar tradisional di Singapura biasa disebut dengan nama wet market. Di pasar kita bisa melihat berderet-deret penjual sayuran dengan berbagai macam sayuran segar, penjual buah dengan beragam buah-buahan. Dan tidak lupa tentu saja ada banyak penjual ikan, daging, juga berbagai macam bumbu-bumbuan. Selain itu, pasar traditional di Singapura dilengkapi toko-toko yang menjual peralatan dan perlengkapan rumahtangga yang saya jamin lengkap, toko kue dan roti, toko obat, toko tanaman, toko-toko tas/ sandal, sepatu, juga pakaian. Selain itu dipasar selalu bersebelahan dengan hawker. Apa itu Hawker? Ini adalah warung-warung makan dan minuman. Tidak hanya itu di pasar juga ada salon-salon, klinik-klinik, dokter gigi, toko peralatan pesta, tempat pijat/ SPA. Dan dipasar dekat rumah kami ada toko sepeda, toko es krim, bengkel sepeda, penjahit, toko mesin jahit, restoran cepat saji, mini market, toko furniture, dll. Tidak lupa, di pasar pasti ada ATM, yang terkadang ATM ini bersebelahan dengan mesin deposit (mesin untuk menabung), SAM Kiosk (mesin untuk membeli perangko), dan juga kotak pos dimana kita bisa mengirim surat tanpa harus mengunjungi kantor pos. Ya, semua kebutuhan sehari-hari bisa kita dapatkan di pasar dengan hanya berjalan kaki. Itulah kalau ingin tahu salah satu budaya di Singapura yaitu pergi kepasar dan jalan kaki. Tapi bila hendak membeli bumbu international tertentu, misal Japanese tempura batter, Japanese dressing, butter, keju, kami harus membelinya di supermarket atau hypermarket.


Buah-buahan yang saya/ penulis beli dari pasar, New Zealand Apple Rose, pear, Australia grape, avocado, banana, strawberry - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Lantas apa yang membuat saya belanja di pasar traditional (Wet Market) ini? Tahun pertama pindah ke Singapura, saya/ penulis kalau belanja selalunya ke supermarket, seminggu sekali untuk buah-buahan dan sayuran, dan satu bulan sekali untuk membeli kebutuhan harian yang bisa dibeli sekaligus seperti, sabun cuci, sabun mandi dll. Tapi lama-lama saya merasa bahwa kebiasaan saya ini seperti ada yang salah, kenapa? Karena, warga lokal lebih suka berbelanja ke pasar dan hampir setiap hari. Bila warga lokal suka berbelanja kebutuhan harian di pasar, kenapa saya tidak? Maka saya pun hampir setiap hari ke pasar. Kadang-kadang bisa bolak-balik ke pasar dalam sehari. Ya, di Singapura orang-orang pergi ke pasar cukup dengan hanya berjalan kaki. Di Singapura tidak ada budaya orang  manja-manja misal pergi kepasar atau warung yang jaraknya hanya 500 m atau 1 Km naik motor, tidak, tidak ada budaya manja seperti itu di Singapura.

IMG_4652[1]

Apel Pasific Rose, Pear, tomat, broccoli, green peas, tahu handmade, roti putih, semuanya dibeli di pasar Chong Boon Singapura. Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Hal yang menarik di pasar adalah dimana saya/ penulis bisa mendapatkan sayuran-mayur segar, malah bisa saya katakan lebih segar dibanding beli di supermarket. Kenapa? Biasanya sayur-sayuran ini dianter malam hari dari Malaysia, dimana pagi buta sudah sampai dipasar, dan dijual pagi harinya. Setiap hari seperti itu. Jadi bisa dibayangkan, kan…sayurannya segar baru dipetik dan langsung diantar ke pasar. Biasanya di pasar saya/ penulis suka membeli sayur bayam, baik bayam merah maupun bayam hijau, lettuce, broccoli, wortel, tomat, green peas, daun ketela rambat, daun katu/ daun manis, wortel, dll. Di pasar ini juga kita bisa menemukan bumbu masak langka seperti blimbing wuluh, wah kalau pas ada dan bisa mendapatkannya saya/ penulis senang sekali karena bisa masak sayur asem. Kalau buah-buahan, di pasar penulis suka membeli apel Pacific Rose, buah pir, juga jeruk Murcott (Australian Murcott). Ya, tiga jenis buah ini adalah buah-buahan favorite kami dirumah. Kadang-kadang diselingi dengan membeli buah pisang, jambu, mangga, semangka, atau yang lainnya. Tapi lebih sering membeli tiga jenis buah tadi, Australian Murcott, apel Pacific Rose, anggur, dan pear.


Murcott, pear, dragon fruit, and avocado - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Bagaimana dengan harga? Apakah harga barang-barang dipasar lebih murah? Saya/ penulis tidak  bisa bilang bahwa di pasar murah semua. Contoh gampangnya, apel Pacific Rose dimana-mana harganya sama dan memang mahal. Sayuran bagaimana? Ya, di pasar sayuran terkadang lebih murah harganya dibanding dengan supermarket, seperti misalnya bayam merah harganya hanya SGD 1 saja dengan kuantiti yang lebih banyak.  Kue-kue dan roti harganya standard tidak mahal.  Kalau pakaian, misal kaos kita bisa mendapatkan harga murah, ya murah sekali dengan kualitas dan desain bagus yang tidak kalah bagus dengan yang dijual di mall. Dimana pagi hari sampai jam 2 siang banyak penjual tidak tetap yang menjual beragam pakaian, tas, sepatu, baju anak-anak, kadang perhiasan, dll. Seperti saya misalnya, kalau pakaian sehari-hari kebayakan beli kaos dipasar saja.

IMG_4664[1]

Bawang merah, onion, oyster sauce, terong, kacang panjang, lettuce, dan blimbing wuluh, semua dibeli di pasar Chong Boon Singapura. Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Jadi, apa yang bisa saya/ penulis dapatkan dengan berbelanja di pasar traditional Singapura? pertama, bisa mendapatkan sayur dan buah-buahan segar. Harga mahal atau murah tergantung jenis sayur dan buah yang kita beli. Keduanya, saya bisa mendapatkan diskon, ya kalau kita sudah menjadi pelanggan pasti kita akan mendapatkan diskon. Hubungan antar pelanggan dan penjual di pasar tidak hanya sekedar penjual yang menjual dagangannya sementara pelanggan hanyalah pembeli, bukan, bukan seperti itu. Tapi lebih dari itu, bisa dikatakan kita akan mendapatkan teman baru di pasar. Seperti kemarin ketika membeli bawang merah, oyster sauce, dan onion, saya/ penulis hanya disuruh membayar SGD 7.00 , 10 cent atau 20 cent-nya tidak perlu membayar. Meski hanya SGD 10 cent saja, tapi saya/ penulis sudah merasa senang. Itu artinya kita bisa dianggap teman oleh penjual. Itulah hal yang menarik di pasar, heartwarming.

IMG_4665[1]

Bumbu langka, blimbing wuluh untuk sayur Asem, bisa didapatkan di pasar Chong Boon Singapura. Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Belanja di pasar sekarang sudah menjadi kebiasaan penulis. Sehari-hari pasti pergi ke pasar untuk membeli sayur-sayuran dan buah segar. Karena dipasar itu namanya penjual kue dan roti-roti, beberapa penjual buah, klinik, penjual obat-obatan, toko tools (perlengkapan rumahtangga), semua buka sampai jam 9 malam. Malah beberapa penjual buah buka 24 jam. Sementara klinik buka sampai jam 11 malam. Kecuali penjual sayuran, toko tutup setelah lewat tengah hari. Jadi kepasar tidak perlu kuatir toko-nya tutup, misal jam 7 malam butuh beli buah. Ya, kebiasaan warga lokal ini sudah menjadi kebiasaan saya juga, roti putih untuk sarapan, kadang kaos-kaos, peralatan rumah tangga, bisa di beli di pasar maka saya akan membelinya di pasar. Belanja ke supermarket kalau hanya membeli produk international tertentu, misal produk Jepang, seperti dressing, miso soup, ketela rambat Jepang, soba, dll. Ya, produk-produk international tertentu memang cuma bisa dibeli supermarket. Ada produk lain yang biasa saya/ penulis beli disupermarket seperti butter, mozzarella, pizza dough, cheddar misalnya, ini semua cuma bisa dibeli di hypermarket.  Bagaimana dengan kebutuhan harian lainnya, seperti sabun mandi, sabun cuci, beras, minyak goreng, dll, kalau untuk kebutuhan harian ini sudah sejak lama saya/ penulis belanjanya online saja setiap bulan sekaligus, karena tidak capek dan langsung diantar kerumah.


Onion, carrots, broccoli, purple cabbage, french bean, green peas, cauliflower, lettuce, chye sim. Semua dibeli dipasar Chong Boon Singapore - Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Dan ini merupakan pengalaman berharga untuk penulis, dimana saya/ penulis bisa belajar bagaimana budaya warga lokal, dan saya senang bisa belajar bagaimana budaya lokal dan orang-orangnya. Bahwa di pasar kita tidak hanya berbelanja sayur, buah, atau lainnya, tetapi kita bisa menemukan kehangatan hati disana, kehangatana antar penjual dan pembeli.

Baca juga artiket terkait tentang belanja ke hypermarket di Singapura, link https://acikmdy-journey.blogspot.com/2019/11/belanja-akhir-pekan-di-hypermarket-di.html

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mardhiyanti
  • Do not copy this article without permissions
  • Do not reuse these photographs anywhere else without permissions

After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...