Meriahnya Mengikuti Kebun Baru National Day Dinner 2018

IMG_1809[1]

Kebun Baru National Day Dinner 2018. Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Apa ya itu National Day Dinner? Untuk kami yang lahir dan besar di Indonesia, pada awalnya saya dan suami tidak begitu paham. Namun setelah kurang lebih 7 tahun berdomisili di Singapura, lambat laun seiring bertambahnya tahun kami jadi tahu tentang budaya dan kebiasaan di Singapura. Dan salah satunya adalah National day Dinner. Mari kita kenali tentang budaya yang satu ini dan seperti apa bentuknya.

National Day Dinner adalah sebuah makan malam warga Singapura yang diorganisir oleh Community Club (mungkin setara balai desa atau kelurahan kalau di Indonnesia) setempat untuk memperingati hari kemerdekaan Singapura yang jatuh pada tanggal 9 Agustus. Dan untuk tahun 2018 ini ditempat kami tinggal diadakan pada hari Sabtu malam kemarin yaitu tanggal 11 Agustus 2018. Tentu saja hari Sabtu karena memang pada hari biasa orang-orang pasti pada sibuk.

IMG_1807[1]

Kebun Baru National Day Dinner 2018. Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Semua warga boleh ikut tidak terkecuali kami. Dengan membayar tiket sebesar S$25 perorang dan bisa memilih apakah ingin dimeja halal, non-halal, dan bisa juga memilih meja vegetarian. Menarik, bukan? Wah, tapi itu mahal kan ya? Ya, karena sesuai dengan makanan yang disajikan diatas meja. Jadi, semua warga entah orang muslim, atau non-muslim bisa mengikuti acara ini. Tidak ada pembedaan atau dibeda-bedakan. Semua bisa duduk bareng dan makan bareng. Itulah yang disebut dengan kebersamaan. Duduk sama  rendah, berdiri sama tinggi. Apa-apa kita harus bersatu dan bersama-sama.

Waktu itu kami sebenarnya berangkat sudah tepat waktu, ya acara dimulai jam 7 malam. Namun ternyata warga sudah pada datang dan sudah duduk dimejanya masing-masing. Ya, sewaktu membeli tiket untuk acara makan malam ini sudah tertulis dalam tiket kita, meja nomer berapa kita akan duduk. Jadi semua teratur tidak ada namanya rebutan meja atau kursi duduk. Dan bersyukur meja kami ada ditengah, tidak dibelakang atau terlalu didepan sekali. Karena bila mendapatkan meja dibelakang sudah tentu kita tidak akan bisa melihat panggung. Tapi sebenarnya ini bukan masalah, karena dibelakang dipasang layar lebar, agar warga yang kebagian meja dibelakang tetap bisa menikmati pertunjukkan diatas panggung.

IMG_1802[1]

Kebun Baru National Day Dinner 2018. Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Apa saja yang tersaji diatas meja ya? Apa yang kita dapatkan dengan membayar S$25? Makanan pembuka, untuk dimeja halal, kami mendapatkan beberapa makanan pembuka, salah satunya adalah popiah. Karena saya tidak suka makan daging, jadi saya hanya mengambil 2 biji popiah saja karena yang lain berisi daging ayam. Setelah makanan pembuka, makanan selanjutnya yang terjadi adalah seafoods soup. Saya tidak mengambil dan makan sup ini hanya suami saja yang makan. Kebetulan saya alergi dengan seafoods, dan tidak suka dengan masakan yang berbau amis. Selanjutnya adalah makan berat, diatas meja disajikan nasi briyani, rendang sapi, sambal udang, ada ayam pedas, dan oseng sayuran. Lagi-lagi, karena tidak suka makan daging, saya hanya mengambil nasi dan sayuran saja. Makanan penutup kami dimeja halal mendapatkan hidangan es longan (kelengkeng). Lantas dimeja non-halal mendapatkan makan apa dimejanya? Yang saya lihat dimeja non-halal disajikan beragam masakan ikan (grouper atau seabass fish), juga seafood seperti udang. Sementara dimeja vegetarian, kebetulan meja vegetarian jauh dari meja kami, jadi kurang tahu masakan apa yang disajikan diatas meja, namun pastinya beragam makanan yang terbuat dari sayuran.

IMG_1884[1]

Kebun Baru National Day Dinner 2018. Photograhed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Selama menikmati makan malam, kami dihibur dengan beragam lagu, mulai dari lagu India, lagu Melayu, &lagu-lagu Mandarin. Namun sebelum pertunjukan itu dimulai, semua warga yang hadir diminta untuk berdiri dan menyanyikan National anthem of Singapore, Majulah Singapura. Setelah itu semua warga yang hadir diminta untuk membaca National Pledge. Dan tidak lupa tentu saja sambutan dari MP kita, Grassroots Adviser to Nee Soon GRC GROs, Mr Kwek Hian Chuan Henry. Dan setelah sambutan ada pembagian Awards untuk para warga yang telah membangun masyarakat, yang artinya telah turut membangun negara. Mudah-mudahan kami ketularan untuk bisa membangun masyarakat, melakukan kebaikan dalam hidup, menebar kebahagiaan, dan berkegiatan positif dalam hidup.

Oh karena ada kata-kata membangun negara ini saya jadi ingat, ada orang terdekat penulis yang sebenarnya masih terbilang keluarga, yang terang-terangan mengolok saya karena menurut mereka membangun daerah itu artinya tinggal didaerah, bekerja didaerah asal. Bahkan mereka mengatakan saya adalah “orang gila” karena bapak saya (penulis) adalah bukan siapa-siapa dan tidak punya uang mengirim saya sekolah sementara saya punya impian tinggi dalam hidup dan ingin sekolah setinggi-tingginya. Dan ada beberapa teman penulis didaerah asal yang menebar fitnah bahwa saya adalah orang yang lupa dengan asal, sampai mereka menyebut rumah bapak penulis yang berada dipinggiran irigasi dan memang sudah banyak bocor, tinggal robohnya. Wow! Penulis hanya berterimakasih dengan segala fitnah, dan olok-olok mereka. Buat penulis membangun masyarakat bukan berarti kita harus tinggal didaerah asal dan bekerja didaerah asal. Membangun daerah artinya pertama kita harus sekolah dulu, terutama bila kita miskin dan masyarakat sekitar kita banyak yang tidak sekolah, justru kita harus sekolah. Berusaha, berjuanglah demi menggapai impian, jangan pernah menyerah. Karena Bapak penulis selalu mengajari saya (penulis) untuk sekolah setinggi-tingginya dan selalu belajar. Dan karena punya impian tinggi dan berjuang untuk terus sekolah membuat penulis berdiri tegak seperti sekarang, dan puji syukur sekarang bisa membantu anak-anak didesa yang miskin/ kurang mampu. Dengan memberikan bantuan biaya sekolah mereka.

IMG_1822[1]

Kebun Baru National Day Dinner 2018. Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Kembali lagi ketopik acara makan malam bersama warga. Dalam acara itu warga juga bisa berpoto. Ya diacara itu disediakan photobooth. Wah, antri lho mau ikutan poto. Semua warga nampaknya ingin berpoto sebagai kenang-kenang. Kami juga tidak ketinggalan untuk berpoto. Hasil poto-nya langsung dicetak ditempat, dan setiap orang mendapatkan hasil cetakan poto gratis tanpa harus membayar satu sen-pun. Oh, serunya! Dan hasil poto-nya bagus, lhooo, itu yang kami suka.

Setelah berpoto di photobooth, saya dan suami kembali kemeja untuk menikmati hidangan dimeja. Tak berapa lama kami satu meja diminta untuk berdiri karena akan diambil gambar sebagai dokumentasi oleh pendokumentasi acara. Nampaknya tidak semua meja diambil dokumentasinya lho, jadi kami semua satu meja merasa senang. Terimakasih! Setelah itu Mr. Kwek Hian Chuan Henry datang kemeja kami. Dan beliau memberikan satu dua buah kata untuk kami. Karena bisingnya acara nyanyi dipanggung saya tidak begitu mendengar kata-kata beliau. Tapi yang saya dengar intinya kami harus saling mendukung satu sama lainnya. Dan kami juga berkesempatan untuk berpoto bersama beliau. Terimakasih MP! Dan beliau terus berputar untuk menyambangi setiap meja dalam acara makan malam itu dan menyapa warga dengan begitu ramah.

IMG_1804[1]

Kebun Baru National Day Dinner 2018. Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 10 malam lebih. Tak terasa sudah 3 jam saya dan suami berada disana. Tiga orang yang berada satu meja dengan kami telah meninggalkan acara lebih dulu. Terakhir, acara makan malam itu diakhiri dengan menyayikan lagu-lagu yang menjadi ciri khas warga dan sudah tidak asing lagi, ada lagu Cina, lagu Melayu, dan juga lagu India, dan satu lagu berbahasa Inggris. Karena tidak semua warga hapal liriknya, dimasing-masing meja sudah tersedia copy-an liriknya. Jadi warga tinggal membacanya. Dan semua warga begitu antusias menyanyikannya bersama-sama untuk menutup acara. Setelah nyayian itu berakhir, warga kembali kerumah masing-masing. Sampai bertemu kembali tahun depan Natinal Day Dinner, Majulah Singapura!

Note:

  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions
  • Do not reuse these photographs anywhere else without permissions

No comments:

Post a Comment

After 2 Years of Stepping Down, Where is Ichikraft Now?

About two years ago, I made the decision that the Ichikraft Etsy shop closed temporarily. However, even until this day, I am still with the ...